Hari ini adalah hari kedua Syakirah dan ketiga temannya bekerja. Syakirah sudah sampai di pabrik XX dan masuk ke ruangannya. Disana Syakirah sudah melihat ke empat sahabatnya dan beberapa karyawan lain sudah ada di ruangan.
"Selamat pagi semuanya." sapa Syakirah kepada semua karyawan, sambil duduk di meja kerjanya.
"Selamat pagi Syakirah." jawab semua karyawan yang ada disana.
Setelah menyapa mereka, Syakirah mulai menyalakan komputer yang ada di depannya. Karena memang masih belum jam masuk kerja, Syakirah ingin ke kantin untuk membeli teh.
"Aku mau ke kantin untuk membeli teh. Apakah kalian mau menitip sesuatu?" ujar Syakirah menawari mereka sambil berjalan ke luar ruangan.
"Boleh aku titip kopi dan roti?" tanya Wahyu kepada Syakirah.
"Tentu. Apakah ada yang mau menitip lagi?" tanya Syakirah lagi.
"Bisa belikan kami kopi?" tanya salah satu karyawan.
"Tentu. berapa kopinya?"
"Kamu bisa membelikan kami 6 kopi." jawab karyawan tersebut.
"Tentu." jawab Syakirah
Setelah menawari mereka, Syakirah berjalan menuju kantin. Setelah sampai di kantin, Syakirah memesan teh dan kopi seperti yang diinginkan karyawan tadi.
"Bu tolong buatkan satu teh dan tujuh kopi." ujar Syakirah kepada ibu - ibu yang berjualan di kantin.
"Siap Neng. Neng baru ya disini, soalnya saya gak pernah lihat Neng datang ke kantin?" jawab ibu kantin tadi sambil bertanya.
"Iya bu. Hari ini adalah hari kedua saya bekerja disini. Kemarin saya tidak ke kantin karena teman saya mengajak makan di warung depan pabrik bu." jawab Syakirah
"Oh begitu ya Neng. Semoga betah ya kerja disini." ujar ibu kantin tadi sambil tersenyum.
Pesanan Syakirah sudah selesai, Syakirah meminta tolong kepada ibu kantin tadi untuk membantunya membawa ke ruangannya.
Setelah membantu Syakirah membawa kopi dan teh nya, ibu kantin tadi pamit untuk kembali ke kantin.
Syakirah sudah membagikan kopi mereka masing-masing dan Syakirah mulai duduk sambil meminum tehnya.
Setelah mereka meminum minuman mereka, tak lama kemudian bel jam masuk kerja berbunyi. Akhirnya mereka mulai bekerja dengan serius dan menatap komputer mereka masing - masing.
***
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang, dan bel istirahat sudah berbunyi. Syakirah dan ke empat sahabatnya tadi memutuskan untuk sholat dhuzur dahulu sebelum mengisi perut mereka.
Setelah sholat dhuzur, mereka bergegas untuk ke kantin dan mengisi perut mereka. Mereka sudah makan dengan makanan mereka masing-masing sambil berbincang-bincang.
"Syakirah aku ingin bertanya kepadamu, tapi aku harap kau tidak memasukkan hati pertanyaanku ini?" tanya Wahyu kepada Syakirah.
"Kau Ini bicara apa, tentu saja tidak." jawab Syakirah sambil tertawa.
"Apakah kau tidak berniat untuk mencari pasangan lagi?" tanya Wahyu kepada Syakirah. Membuat yang ditanya langsung tidak meneruskan makanannya dan diam, begitu juga dengan Navile, Rey dan Ryan. Mendengar pertanyaan Wahyu membuat mereka penasaran akan jawaban Syakirah. Karena dari dulu mereka ingin menanyakan ini tapi tidak berani, karena takut membuat Syakirah sakit hati dan mengingat masa lalunya lagi.
Syakirah berhenti memakan makanannya dan mulai mencerna pertanyaan Wahyu. Sebenarnya Syakirah cukup sensitif kalau ditanya soal pasangan, tapi Syakirah sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak terlalu sakit hati, jika ada orang yang menanyakan hal Ini.
"Entahlah aku juga tidak tau harus menjawab apa. Kalaupun aku menjawabnya kalian pasti sudah tahu bukan apa jawabanku." jawab Syakirah pasrah.
"Apa kau yakin tidak ingin mencari pasangan lagi? Orang tua mu juga ingin melihat kau bahagia Syakirah. Mereka ingin kau tidak terlalu terjebak dengan masa lalu mu. Ingatlah yang kita lihat adalah masa depan bukan masa lalu." jawab Wahyu dengan kesal.
Sebenarnya Wahyu tahu jawaban Syakirah seperti apa saat ditanya soal pasangan, tapi bagaimanapun Syakirah sudah melewati batasnya. Orang tua Syakirah berharap Syakirah bahagia tanpa terjebak masa lalunya. Tapi apalah daya, Syakirah masih terjebak dengan masa lalunya yang membuat orang tua Syakirah tidak ingin ikut campur urusan Syakirah, agar anaknya tidak sakit hati.
"Aku juga ingin bahagia Wahyu. Aku juga ingin melupakan masa lalu ku Wahyu, tapi aku selalu tidak bisa melupakan masa lalu ku. Kau juga tahu kalau aku masih terjebak dengan masa lalu ku, dan kamu bilang kalau aku butuh waktu untuk membuat hatiku pulih!" jawab Syakirah yang matanya sudah berkaca-kaca. Jujur Syakirah tidak sanggup untuk menjawab pertanyaan dari Wahyu, tapi bagaimanapun Syakirah harus menjawab pertanyaan dari Wahyu. Karena Syakirah tahu kalau Wahyu bertanya seperti itu karena peduli dengan Syakirah.
"Aku memang mengatakan kalau kau butuh Waktu untuk memulihkan hatimu. Tapi apakah tiga tahun itu masih kurang Syakirah, untuk memulihkan hatimu yang membiru itu? Aku mohon jangan lihat dirimu sendiri, jangan egois Syakirah, tapi juga lihatlah orang tuamu. Orang tuamu berusaha agar kau tetap bahagia dan bisa melupakan masa lalumu, agar kau bisa tersenyum tanpa melihat masa lalumu. Aku mohon jangan pikirkan perasaanmu sendiri!" ujar Wahyu dengan kesal dan memohon.
Tak di sangka air mata Syakirah sudah jatuh ke pipinya. Mendengar ucapan Wahyu membuat hatinya hancur bukan karena marah tapi karena dirinya selama ini selalu egois dan mementingkan perasaannya sendiri.
"Aku selalu berusaha untuk tidak terjebak dengan masa lalu ku. Aku tahu kalau aku egois dan selalu mementingkan perasaan ku sendiri. Tapi usahaku selalu sia-sia, semakin aku berusaha semakin susah untuk melupakan masa lalu ku. Aku mohon tolong jangan bertanya seperti ini!" jawab Syakirah terisak-isak.
Melihat Syakirah seperti itu membuat hati Rey sakit. Dia ingin membahagiakan Syakirah. Dia juga ingin Syakirah tersenyum dan melupakan masa lalunya, tapi apalah daya Rey tidak ingin Syakirah membencinya. Karena waktu mereka menjalin hubungan, susah sekali untuk menaklukan hatinya Syakirah, dan saat Rey sudah menaklukan hatinya Syakirah, Syakirah meminta untuk mengakhiri hubungannya.
"Maaf membuatmu sakit hati Syakirah. Tapi, aku bertanya seperti itu karena aku butuh kepastian dari dirimu. Lihatlah sepupumu sendiri ( Kiya ), dia berusaha keras untuk membuat Ahmad meminta maaf kepadamu, meskipun kau tidak menyuruhnya. Apakah kau melihat itu Syakirah?" ujar Wahyu.
"Aku memang tidak pernah meminta sepupuku untuk membujuk Ahmad untuk meminta maaf kepada ku." jawab syakirah masih terisak. "Tapi aku tahu perbuatanku memang salah. Terjebak masa lalu itu sangat sulit untuk semua orang. Tapi apakah kau pernah merasakannya Wahyu? terjebak masa lalu dan terjebak cinta mu sendiri? Tidak kan. Oleh karena itu, kau tidak pernah merasakan betapa sulitnya melupakan masa lalu. Seandainya kau terjebak masa lalu, aku yakin kau pasti akan mengalami hal yang sama sepertiku meskipun sedikit berbeda." ujar Syakirah sambil mengusap air mata yang membanjiri pipinya.
Mendengar ucapan Syakirah membuat wahyu berpikir dua kali. Memang benar orang yang terjebak masa lalu akan sangat sakit hati, tapi semua itu bisa berubah jika orang itu berusaha dan tidak pernah melihat dan mengingat masa lalu itu.
Kau selalu seperti ini Syakirah, waktu aku bertanya dulu jawabanmu tetap sama. Maafkan aku Syakirah. Aku hanya ingin mengubah masa lalumu tapi melihat hatimu yang sangat sensitif terhadap dia, membuatku urung untuk mengubahnya. ujar Wahyu dalam hati.
"Maafkan aku Syakirah sudah membuatmu menangis. Aku tidak akan pernah bertanya tentang ini lagi, jika tidak mendesak." ujar Wahyu.
"Tidak apa - apa ini bukan salahmu. Aku saja yang terlalu egois, kamu tidak perlu minta maaf." ujar Syakirah masih terisak.
Mendengar perdebatan Wahyu dan Syakirah membuat ketiga orang ini bungkam tidak mau bicara. Karena kalau sampai mereka ikut bicara, bisa saja Syakirah berpikir kalau mereka sudah tidak memperdulikannya.
Setelah lima belas menit berlalu dan kelima orang ini diam, tak lama bel masuk pabrik sudah berbunyi dan menandakan bahwa waktu istirahat sudah habis.
"Ayo kita kembali bekerja!" ajak Navile untuk mengurangi rasa canggung.
"Ayo!" jawab mereka bersama dan bersemangat.
Mereka sudah masuk keruangan mereka dan duduk di tempat mereka masing-masing, sambil menatap layar komputer yang ada di depan mereka, dan Syakirah juga sudah tenang,. Meluapkan emosi yang selama ini dia pendam membuat hatinya lebih tenang.
Mereka sudah melanjutkan pekerjaan mereka.
***
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, ini adalah waktunya mereka pulang dan digantikan dengan karyawan siff bagian malam.
Syakirah dan teman - temannya sudah ada di gerbang utama pabrik dan bersiap-siap untuk pulang.
"Teman-teman aku pulang dulu ya." pamit Syakirah.
"Pulanglah Syakirah, istirahatlah. Jangan memikirkan apapun yang seharusnya tidak kau pikirkan! Maaf untuk tadi siang." ujar Wahyu.
"Sudah aku bilang tidak apa - apa. Jika kau terus meminta maaf aku akan marah kepadamu!" jawab Syakirah ketus.
"Ya sudah pulanglah ini juga sudah malam, aku yakin kau juga lelah." ujar Rey
Setelah berpamitan kepada mereka, akhirnya Syakirah pulang.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Meri Trie
ceritanya msh datar
2021-04-14
0