Hari pun kini mulai malam dimana seorang Ma Jiaqi tengah memilih milih baju untuk Ia kenakan saat keluar bersama sang adik nanti. Laki-laki berparas tampan nan tinggi itu sedang kebingungan memilih baju apa yang akan Ia pakai. "Emm... Aku harus pakai baju apa?" ucap Jiaqi disela-sela kesibukannya mencari baju.
Hingga beberapa saat suara ketukan pintu pun terdengar dari arah pintu kamarnya.
Tok... tok... tok...
Laki-laki itu mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dia tau siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Siapa lagi kalau bukan Wati sang adik karena di rumah itu hanya ada mereka berdua. Tanpa menunggu lama Jiaqi pun segera berjalan menuju ke arah pintu untuk membukanya.
Ceklek... nampak Wati tengah berdiri tepat di depan pintu kamarnya dengan menampilkan senyumannya, "Kak Jiaqi, sudah selesai belum?" ucap gadis itu.
"Ah, be-belum. Kamu membuat kakak kaget saja." Ucapnya dengan sedikit gugup. Bagaimana tidak? sosok di hadapannya ini terlihat sangat cantik dengan balutan baju berwarna hitam dan jeans biru yang sesuai dengan gadis itu. Sangat cantik.
Tanda sadar sedari tadi sang adik tengah mengibas-ngibaskan tangannya ke arah Jiaqi yang tengah menatapnya tanpa berkedip. "Halo... kak Jiaqi?"
Akhirnya, laki-laki itu pun terkesiap dan tersadar dari lamunannya. "Ah, it-itu kamu tunggulah diluar!! ka-kakak sebentar lagi si-siap kok." ucapnya terbata-bata.
Gadis itu hanya mengernyitkan dahi. "Tapi kakak... kenapa kok mukanya memerah gitu? Kakak sakit?" ucap Wati.
Mendengar ucapan sang adik Jiaqi menyentuh pipinya, "Ah... Enggak kok! Kakak baik-baik saja. Ini... ini karena AC kakak rusak. Yah! AC ka-kakak lagi rusak." Ucapnya gelagapan Jiaqi benar-benar di buat salah tingkah oleh adiknya sendiri entah kenapa saat berhadapan langsung dengan Wati. Jiaqi akan terlihat gugup apa lagi malam ini Wati terlihat sangat cantik di matanya.
"Emm begitu, tapi jika kakak lagi sakit kakak di rumah saja!! Aku gak apa-apa kok pergi sendiri," ujar Wati dia sangat mengkhawatirkan sang kakak Ia tidak ingin Jiaqi jadi sakit karena ajakannya. "Enggak kok, Kakak tidak apa-apa sungguh! Yaudah adek tunggu di ruang tamu dulu ya! Kakak mau ganti baju dulu." Jiaqi pun langsung menutup pintu kamarnya.
"Haaaiiiis!!! Aku mohon jangan sekarang." keluh Jiaqi saat memegangi jantungnya yang tidak bisa berhenti berdegup kencang sejak awal membuka pintu tadi. Jiaqi pun segera mencari baju yang akan Ia pakai, agar adiknya tidak terlalu lama menunggunya.
***
"Dek...!"
Wati yang sedari tadi memainkan ponselnya mengalihkan pandangannya ke arah Jiaqi, gadis itu langsung lalu berdiri. "Yuk!!"
Jiaqi mengangguk. "Emm..."
Beberapa saat kemudian, mereka pun tiba di sebuah rumah makan sederhana. Wati sengaja memilih tempat itu, karena menurutnya makanannya enak-enak. "Kakak mau pesan apa?" tanya Wati saat memilih-milih di daftar menu.
"Terserah! Kakak ngikut aja apa yang kamu ingin pesan," balas Jiaqi. Sang adik hanya manggut-manggut tanda mengerti. Wati pun memesan beberapa makanan yang menurutnya sangat menggugah selera.
Beberapa menit kemudian makanan yang di pesan pun datang.
Wati sudah kegirangan saat melihat aneka makanan yang di pesannya sangat terlihat enak. Ia pun segera menyantapnya, sehingga tidak menyadari bahwa Jiaqi diam-diam tengah menatapnya dengan pandangan sulit diartikan.
'apakah suatu saat nanti, kakak bisa memiliki mu dek?' batin Jiaqi. Laki-laki itu menundukkan kepalanya dengan senyum kegetiran.
Sang adik yang menyadari bahwa kakaknya belum menyentuh makanannya pun bertanya, "Kakak gak makan?" ucapnya. Yang di balas dengan senyuman tipis oleh sang kakak. "Iya, ini kakak mau makan kok."
Wati menatap ke arah Jiaqi. Ia merasa sang kakak aneh, sejak memasuki rumah makan tersebut.
"Kak...?"
"Emm."
"Kak Jiaqi lagi ada masalah ya?" tanyanya hati-hati.
Jiaqi menggeleng, "Tidak!"
Wati pun mengangguk, gadis itu nampak lega saat mendengar jawaban dari Jiaqi, "Kenapa?" tanya Jiaqi.
"Tidak apa-apa." balas Wati tersenyum.
***
Mereka pun akhirnya selesai dan menuju ke kasir untuk membayar makanan yang mereka telah pesan tadi. "Dek... kamu ke mobil duluan ya!! Kakak mau ke toilet sebentar," ucap Jiaqi yang disetujui oleh Wati. Wati pun meninggalkan Jiaqi di kasir saat laki-laki itu sedang membayar makanannya. Setelah selesai membayar Jiaqi segera menuju ke toilet.
Saat hampir sampai di toilet Ia tak sengaja menabrak seseorang, "Ah maafkan aku ... aku tidak sengaja," ucap Jiaqi. saat melihat seorang gadis sudah terjatuh di lantai. Gadis itu pun mengangkat kepalanya, dan segera menggelengkan kepalanya cepat, "Ah, tidak apa-apa."
"Mari aku bantu," ucap Jiaqi ia mengulurkan tangannya ke arah gadis yang tak sengaja di tabrak-nya.
Gadis berkulit pucat itu pun meraih uluran tangan Jiaqi dan segera bangkit dengan bantuan laki-laki di hadapannya. "Apa kamu terluka?" tanya Jiaqi saat gadis itu menatapnya.
"Ah ti-tidak... ak-aku tidak apa-apa." balasnya gugup.
"Syukurlah. maaf atas kejadian barusan... Aku sungguh tidak sengaja," kata Jiaqi kembali sambil membungkukkan badannya tanda meminta maaf. Dan berniat untuk pergi dari tempat itu karena Laki-laki itu tidak ingin Wati menunggunya terlalu lama.
"Tu-tunggu!!" suara gadis itu kembali menghentikan langkah kaki Jiaqi. Jiaqi membalikkan badannya dan menatap gadis itu dengan tatapan tanya?
"Ak-aku Menik... Menik Kumalasari." ucapnya. sambil mengulurkan tangannya ke arah Jiaqi.
Jiaqi melirik ke arah tangan tersebut entah ada angin apa yang merasuki gadis di depannya ini, gadis yang tak sengaja di tabrak-nya beberapa menit yang lalu, menyebutkan namanya.
'Apakah maksudnya dia ingin berkenalan?' batin Jiaqi. Jiaqi pun meraih jabat tangan gadis tersebut, "Ma Jiaqi." ucapnya singkat. Jiaqi pun berlalu meninggalkan gadis itu yang masih berdiam diri tanpa mengalihkan pandangannya ke arah pemuda bertubuh jangkung itu.
Degh~
Apa ini? kenapa tiba-tiba jantungku berdegup sangat kencang?" batinnya.
****
"Kakak dari mana saja kok lama?" tanya Wati saat Jiaqi sudah memasuki mobilnya.
"Maafkan kakak, tadi kakak tidak sengaja menabrak seseorang." Ucap Jiaqi jujur.
"Benarkah? Apa kakak terluka? Terus bagaimana dengan orang yang kakak tabrak apakah dia baik-baik saja?" tanya Wati dengan berbagai pertanyaan. Jiaqi yang mendengar celotehan adiknya tersenyum tipis, "Kakak tidak apa-apa, tidak ada yang terluka juga." ucap Jiaqi, membalas pertanyaan gadis mungil kesayangannya.
"Syukurlah aku lega dengarnya kak."
****
Mobil yang di kendarai Jiaqi akhirnya sampai di pekarangan rumah mereka. Jiaqi mematikan mesin mobilnya dan melihat ke arah sang adik yang ternyata sudah tertidur pulas. Jiaqi tersenyum dan segera keluar membuka pintu di sebelahnya lalu mengangkat Wati yang tertidur secara pelan-pelan agar tak membangunkan sang adik.
Sesampainya di kamar Jiaqi membaringkan tubuh gadis itu dan menyelimutinya hingga leher. Jiaqi menduduki tubuhnya di dekat sang adik, membelai lembut rambut sang adik dan menatap wajah teduh Wati lamat-lamat. Dirinya teramat sangat menyukai wajah gadis di hadapannya ini."Kakak sangat mencintai mu dek." Ucap Jiaqi lirih dengan suara bergetar matanya mulai berkaca-kaca Namun Ia tahan agar tidak terjatuh.
Sakit ... rasanya sungguh sakit.
Namun, Ia tau hal itu tidak akan bisa terjadi. Meski bagaimana pun Wati adalah adiknya ia tidak mungkin terus menerus seperti ini terhadap sang adik. Tapi Ia juga tidak bisa membohongi perasaannya.
Jiaqi mendekatkan wajahnya ke arah wajah sang adik yang tengah tertidur pulas. mengikis jarak diantara keduanya Jiaqi pun mulai menutup matanya yang dialiri air mata yang Ia tahan sejak tadi.
Bersambung...
Apa yang akan terjadi setelahnya? Apakah Jiaqi benar-benar akan melakukannya? Nantikan kelanjutannya di episode Berikutnya.
***
Jangan lupa tinggalkan like, komen dan rate-nya ya, Terimakasih. 💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
penahitam (HIATUS)
maaf ya kak wat, baru mampir 😁
2021-04-09
1
penahitam (HIATUS)
Ah, kak wati ini bucin parah sampek pake namanya sendiri. Ati-ati loh kak, Menik tuh mencutigakan kayaknya 😂😂😂
Gpp kak wat, halu berkualitas lanjuttt...
2021-04-09
1
ARSY ALFAZZA
like like 👍🏻
2021-03-21
0