"Apaan lihat-lihat. Gue nggak tau apa-apa." Ujar Alden.
"Sudah pernah ketemu? Kenal nggak?" Tanya Rafa.
"Kagak tahu gue. Kan lu berdua paling tahu gue nggak pernah ikut acara-acara kumpul begitu. Malas tahu nggak." Sahut Alden.
"Kok tiba-tiba gue kepikiran sama anak baru ya, jangan-jangan lu bakal di jodohin sama anak baru lagi?" Tebak Ryan.
"Ngaco lu. Nggak usah ngada-ngada pikiran lu pada." Protes Alden.
Tiba-tiba ada suara bunda,
"Bunda pulang, Alden! Delia!" Panggil bunda.
Alden, Rafa dan Ryan pun keluar dari ruangan sedangkan Delia berlari menuruni tangga.
"Bunda! Kok bunda lama banget." Ujar Delia.
"Kan tadi Delia di ajak sama bunda nggak mau. Tadinya mau sampai makan malam cuman karena kamu nggak ikut jadi sekarang baru pulang." Jawab bunda.
"Eh ada Rafa sama Ryan. Gimana kabar kalian?" Tanya Ayah.
"Baik om, kabar om sama tante gimana?" Tanya Balik Rafa di ikuti anggukan Ryan.
"Baik-baik juga kok." Sahut ayah.
"Oiya, di sekolah kalian ada anak baru ya? Perempuan kan?" Tanya bunda.
"Iya bun, kenapa emang nya?" Tanya Alden sambil duduk santai di sofa.
"Itu anak teman ayah, dia juga punya saham di yayasan sekolah kalian. Nama nya, duh siapa ya bunda tadi kok ayah lupa." Ujar ayah.
"Olive yah, dia lahir di negara ini besar nya di negara N terus karena beberapa hal harus bikin pindah mereka kembali lagi kesini." Jelas ayah.
"Dia beda satu tahun kan sama kalian, kalo ngga salah dia masih kelas X deh." Ujar bunda.
"Iya, tadi aku sempet ketemu karena nggak sengaja nabrak aja pas detik-detik bel masuk kelas awal. Udah kan mau ngomong gitu aja, aku main keluar bentar ya." Izin Alden berdiri siap melangkah.
"Kami ingin menjodohkan kalian." Ucap Ayah tiba-tiba.
Rafa dan Ryan tak kalah terkejutnya dengan Alden sekarang. Karena apa yang mereka bicarakan di ruangan Alden tadi benar adanya.
"Ayah, kalo ngomong yang benar aja. Aku masih sekolah, dia juga gitu. Terus aku juga masih mau kuliah buat ngelanjutin perusahaan ayah dan entah apalah mimpi dia juga belum tercapai. Masa mau di jodohin sih." Protes Alden.
"Ya bunda sama ayah ngerti. Maksudnya mulai dari sekarang kalian jaga hati kalian. Sampai nanti waktu nya yang pas, kalian bakal nikah. Bunda nggak minta kalian buat nikah sekarang, bunda minta kalian jaga hati aja satu sama lain." Jelas bunda.
"Memangnya kamu mau nikah sekarang? Nggak kan. Ayah sama bunda cuman mau kamu jaga hati buat Olive. Dia anak nya baik kok, sopan, pinter di sekolah nya selalu masuk 3 besar." Sambung ayah.
"Iya, nggak. Tapi, ayah sama bunda juga tau kalo aku nunggu seseorang. Ada yang belum terselesaikan antara aku dan dia." Jawab Alden.
"Yasudahlah terserah kamu saja, pilihan ayah dan bunda pasti terbaik untuk kamu. Tapi terserah kamu kalo kamu nolak, kamu selalu bilang nya begitu tunggu seseorang tunggu seseorang. Sudah bunda mau istirahat aja." Ucap bunda pergi ke arah kamar.
"Bunda. Bun, nggak gitu. Bunda, dengerin aku dulu." Ujar Alden sambil mengejar bunda saat ingin masuk ke kamar bunda menutup pintu nya.
"Hayoloh, bunda marah kak. Kalo sampe bunda nangis, aku juga nggak mau ngomong sama kakak. Huh!" Ucap Delia ikutan ngambek dan berlari menuju kamarnya di lantai 2.
"Yasudah, keputusan ada di tangan kalian berdua. Ayah sama bunda cuman menyampaikan niat baik kami sebagai orang tua kalian. Ini juga baru rencana aja, kalo memang takdir nya kalian bukan jodoh pun kami tidak akan memaksakan. Sudahlah, kamu tau kan kalo bunda marah apa yang bakal terjad? Fasilitas kamu bakal di ambil alih." Jelas ayah kemudian masuk ke ruang kerja nya.
Rafa dan Ryan saling tatap satu sama lain. Menunggu respon dari bos nya ini.
"Bos!" Panggil Rafa sambil mengguncang badan Alden.
"Hah? Ah, udahlah cabut yuk." Ucap Alden bingung.
Akhirnya tiga sahabat ini pergi ke sebuah bar di pusat kota. Mereka nggak minum hanya ikut berjoget sesuai alunan musik dari DJ bar itu. Kemudian mereka akan memesan minum non-alkhohol.
Disisi lain, #Rumah keluarga Nugraha
Tok Tok Tok
"Non, bangun. Di tunggu nyonya untuk makan malam." Panggil bibik.
"Iya bik, aku udah bangun sebentar lagi turun." Sahutku.
"Baik non." Jawab bibik kemudian pergi.
Aku turun menuju meja makan disana sudah ada mama, papa dan kak belden.
"Gimana sekolah pertama nya? Ada masalah nggak nak?" Tanya mama.
"Nggak ada mah, aku di sambut baik di kelas dan langsung dapet temen juga." Jawabku.
"Syukurlah. Semoga nggak ada yang cari-cari masalah lah." Sahut papa.
"Kalaupun ada, aku nggak mau gunain kekuasaan pah. Aku yakin kok bisa lewatin kalo ada yang cari kesalahan." Jawabku.
"Mah, tadi temen papa kuliah ngapain kesini selain reunian?" Tanya Belden.
"Ouh itu, papa kamu sebenernya dulu asal bicara aja mau ngejodohin anak. Cuman ternyata malah beneran kejadian, kebetulan anak laki-laki nya cuman beda satu tahun di atas olive terus juga kebetulan lagi satu sekolah lagi." Jelas mama santai namun membuat ku tersedak.
"Uhuk... uhuk!" Batukku.
"Ehh, sayang. Pelan makan nya." Ujar mama.
"Habis mama bicara apa sih, kok main jodoh-jodohin aja. Papa juga nih, asal bicara nya ada-ada aja deh." Kesalku.
"Ya kan, mama sama papa juga nggak minta kalian buat nikah sekarang. Maksudnya, kami ingin kalian sama-sama jaga hati aja. Lagian nak Alden pasti orang nya baik kok walaupun mama sama papa belum ketemu tapi kan bisa terlihat dari orang tua nya." Ucap mama.
"Benar tuh, Niat kami baik kok buat kalian. Kami juga nggak akan minta kalian buat nikah besok atau mungkin tahun ini. Kalian pasti punya mimpi yang kalian harus capai dulu. Kami nggak akan menghalangi mimpi-mimpi kalian itu. Kami juga menunggu waktu yang pas." Lanjut papa.
"Ya, tapi kan balik lagi. Kalo minta jaga hati okelah aku mah. Tapi, kalo kayak kak alden yang udah jadi king promnight pasti susah kan jaga hati banyak fans nya. Aku nggak mau cari masalah sama fans nya itu." Jawabku.
"Maka dari itu kami reuni dari sekarang. Kasih tau kalian buat jaga hati kalian mulai sekarang biar nggak salah pilih pendamping untuk masa depan kalian." Ujar mama.
"Ya menurut kakak sih, nggak ada salahnya dek. Masalah nanti di akhir ternyata kalian bukan berjodoh kan bukan salah kamu juga. Keputusan ada di tangan kalian berdua. Kita nggak akan ikut campur." Ucap Belden di setujui mama dan papa.
"Yaudah, di lanjut makan nya. Setelah itu kerjain tugas sekolah kamu dan Belden kamu mau mulai kapan kerja di negara S bantu perusahaan papa yang disana?" Tanya papa.
"Tunggu tahun depan pah, kan tanggung 3 bulan lagi udah tahun baru. Biar langsung ngedata awal baru aja nggak ikut campur tutup buku yang tahun ini." Jawab Belden.
"Ouh iyaya betul. Kalo gitu untuk sementara bantu papa di perusahaan sini ya. Buat awalan aja biar kamu nggak kaget di sana sistem kerja nya." Usul papa.
"Siap pah." Sahut Belden.
Mereka pun melanjutkan makan malam nya. Aku masih beradu argumen antara hati dan otaknya yang tidak sinkron. Setelah makan aku langsung menuju kamar dan tiduran di kasur.
"Hufft!"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments