#Dalam Mobil
"Mereka siapa dek? Kok nggak kamu lawan sih? Jangan pasrah lagi dong kalo di bully sayang." Ucap Belden.
"Nggak akan ada ujung kak kalo ngeladenin mereka. Aku nggak masalah diledek gimana pun tapi kalo udah bawa orang tua aku nggak akan biarin itu. Sudah ya jangan bahas itu lagi, aku mau pulang capek. kakak juga baru datang kenapa langsung jemput aku sih bukan nya istirahat di rumah." Bawelku.
"Emangnya nggak boleh kakak kangen sama kamu. Selama di negara sana kakak bener-bener fokus belajar biar cepet-cepet bisa ketemu kamu tahu." Ujar Belden.
"Kangen ngejailin aku maksudnya?" Tebak ku.
Mereka pun asyik mengobrol kegiatan mereka selama tidak bertemu kurang lebih 4tahun lama nya. Hingga akhirnya sampai di rumah. Ternyata ada tamu, temen papa semasa kuliah.
#Rumah Keluarga Nugraha
"Sayang udah pulang, sini ada temen papa nak." Ujar papa.
Aku pun menghampiri mereka mengikuti kak Belden, memberi salam dengan sopan.
"Sore om, tante. Namaku Belden ini adik ku Olive." Sapa Belden sopan.
"Sore om, tante." Sapaku sopan.
"Ini anakmu yang kuliah di luar negeri ya jeng? Ini cantik sekali. Tampan dan cantik ya." Puji wanita paruh baya bernama Rania.
"Iya jeng, jarak mereka lumayan jauh hampir 5tahun." Sahut mamaku bernama Thalia.
"Tunggu, sepertinya dia satu sekolah mah dengan anak kita. Lihat seragamnya." Ujar pria paruh baya itu bernama Gibran.
"Ahh iya benar juga. Kamu kenal dengan anak tante nggak? Dia kelas XI-IPA namanya Alden." Ucap Rania.
"Ouh kak Alden tante. Iya, tadi sempet ketemu kok cuman sebentar aja nggak sengaja." Sahutku.
"Gimana Alden disekolah nakal nggak nak? Dia nggak gangguin kamu kan?" Tanya Gibran.
"Nggak kok om, malah menurut aku kak Alden baik. Lagi pula dia pemain basket juga di sekolah. Tapi aku belum tahu banyak sih kan baru hari pertama." Jelasku.
"Syukurlah kalo kamu nggak di gangguin, soalnya dia suka iseng sama murid baru. Kalo misalkan dia gangguin kamu jangan takut buat cerita sama kita ya nak." Ujar Rania.
"Iya tante." Sahutku.
"Yaudah kalian ke kamar gih, istirahat nanti menjelang makan malam di panggil." Ucap Papa ku bernama Adlan.
"Iya pah. Om, tante kami pamit ke kamar ya." Pamit Belden.
"Om tante aku pamit ke kamar juga." Ucapku sopan.
"Ya silahkan." Sahut Rania dan Gibran.
Aku dan kak belden naik ke lantai 2, ketika ingin menutup pintu tiba-tiba kak belden ikut masuk ke dalam kamarku.
"Kakak salah kamar tahu. Kamar kakak kelewatan." Ucapku.
"Suutt! Dek, kamu nggak curiga sama mama papa?" Tanya Belden.
"Curiga apa sih kak? Kan wajar mereka reunian juga." Jawabku.
"Iya nggak salah sih, Maksud kakak kamu nggak curiga kamu bakal di jodohin gitu sama anak nya yang satu sekolah sama kamu itu." Ujar Belden.
"Nggaklah kak. Lagian aku dapet kabar kalo kak Alden itu udah ada pacar. Nggak mungkin." Jawabku Kontra.
"Kalo ternyata benar gimana?" Tanya Belden.
Aku melempar bantal sofa ke arah kak belden.
"Keluar nggak? Jangan ngomongin yang nggak mungkin. Ayo, cepetan keluar aku mau istirahat." Usir ku pada kak belden sambil memukuli nya dengan bantal sofa.
Belden pun keluar dari kamar adiknya sambil tertawa jail. Segera aku mengkunci pintu agar tidak di ganggu kak belden lagi. Aku pun bebersih diri mengganti baju dengan kaos dan celana pendek kemudian rambut di ikat sanggul.
"Akh! Gegara kak belden jadi kepikiran kan. Iseng banget sih astaga. Huh!" Kesalku menjatuhkan diri di atas kasur.
Sementara mama papa masih asyik mengobrol dengan teman reunian nya. Disisi lain Alden sudah tiba di rumah dengan motor sport nya bersama kedua sahabat nya.
"Kok rumah lu sepi bro? Pada kemana, tumbenan." Ucap Rafa.
"Oh ya, tadi di depan juga gak ada mobil bokap lu. Kayak nya bonyok lu lagi pergi deh." Lanjut Ryan.
"Iya kayak nya. Eh, kalian anggap rumah sendiri aja ya. Gue mau ganti baju dulu bentar." Ujar Alden menaiki tangga menuju kamarnya.
"Siap bos!" Sahut Rafa dan Ryan.
Alden bebersih diri dan mengganti baju nya dengan kaos rumah juga celana pendek nya. Sedangkan kedua sahabatnya menuju ruangan kerja milik Alden, disana ada tempat gym dan arena bela diri lain nya.
"Tadi lu lihat kan anak baru itu? Cantik ya bro." Ucap Ryan.
"Giliran cwe cantik aja cepet lu. Tapi, kok tumben sih boss kita nggak ngusilin anak baru yang ini ya?" Ujar Rafa bingung.
"Jangan-jangan.... " Ucap Rafa dan Ryan berbarengan sambil saling tatap.
"Jangan-jangan apa, pikiran lu berdua negatif mulu ya." Ucap Alden datang tiba-tiba lalu menduduki salah satu alat gym.
"Lagian lu tumben banget biasanya lu bakal ngusilin anak baru. Ini lu diam aja, kenapa naksir lu ya?" Tebak Rafa.
"Gue udah dapet peringatan dari bokap kalo bikin masalah lagi bisa di tarik semua motor, mobil, terus ATM gue." Ujar Alden.
"Lah biasanya juga lu ngelawan bos. Tumbenan banget lu takut sih?" Tanya Ryan.
"Dia itu anak yayasan sekolah kita. Lu mau dikeluarin dari sekolah? Sebelum gue ngusilin orang, gue itu cari-cari dulu data pribadi lengkapnya bukan main asal ngusilin." Jelas Alden.
"ouh gitu." Sahut Ryan dan Rafa berbarengan.
"Lu nggak kenal kan?" Tanya Rafa.
"Kagak. Gue cuman tau dia anak dari yang punya yayasan sama kayak gue. Cuman dia lebih besar 5% lah dari gue. Kemungkinan orang tua gue harusnya sih kenal. Akh! Nggak taulah. Udah jangan dibahas lagi." Jawab Alden.
"Walaupun lu nggak berani ngusilin dia, jangan lupa bos pasangan lu yang bakal ngusilin tuh anak baru." Ucap Ryan.
"Pasangan? Siapa?" Tanya Alden masih dengan alat gym nya.
"Gitta bos. Siapa lagi coba pasangan Promnight lu." Sahut Ryan.
"Pasangan darimana sih, kan gue udah sering bilang. Dia itu cuman pasangan di promnight doang. Kan promnight nya udah selesai berarti dia bukan pasangan gue lagi. Sebatas profesional acara gitu aja. Nggak lebih, dia nya aja yang lebay umbar sana sini kalo gue sama dia tuh pacaran." Jelas Alden.
"Masalahnya, kalo itu anak baru di usilin kita bakal ikut campur tangan nggak bos? Bantu yang mana nih." Ucap Rafa.
"Nggak usah. Anggap aja nggak ada anak baru atau apapun itu sekarang pikirin gimana pertandingan minggu depan." Sahut Alden.
"Ya bos." Ucap keduanya.
Tiba-tiba pintu ruangan nya ada yang mengetuk.
"Masuk!" Ujar Alden.
Muncullah gadis perempuan yang berusia sekitar 12 tahun setara dengan Sekolah Menengah Pertama kelas 1 nya.
"Kakak!" Teriak gadis itu menghampiri Alden.
"Kenapa dek?" Tanya Alden.
"Aku baru bangun tidur. Cari bunda sama ayah belum pulang juga?" Ucap Gadis itu.
"Belum. Kakak aja nggak tau bunda sama ayah pergi kemana. Emang kamu tau?" Tanya Alden dan Gadis itu mengangguk.
"Kata bunda, bunda mau ke rumah teman kuliah ayah. Sekalian, emm.. tadi kata bunda sekalian mau kenal sama calon kakak ipar." Jawab Gadis polos itu.
"Wah!" Heboh Ryan dan Rafa berbarengan.
"Delia yakin bunda ngomong begitu?" Tanya Alden memastikan.
"Iya kak, cuman kata bunda minta aku jangan ngomong-ngomong ke kakak. Ups! Keceplosan dong aku." Ucap Ardelia yang dipanggil Delia. Dia adik dari Alden.
"Kakak jangan bilang-bilang bunda ya. Nanti aku dimarahin bunda." Lanjut Delia.
"Yaudah kamu balik ke kamar. Kerjain tugas nya buat besok nanti kakak periksa, iya kakak janji nggak bilang ke bunda." Ujar Alden.
"Bye kak. Dah kak Ryan! Dah kak Rafa!" Ucap Delia.
"Dah cantik." Jawab Ryan dan Rafa kompak.
Ketika Delia menutup pintu rapat, Ryan dan Rafa langsung menghampiri Alden meminta penjelasan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments