Sepulang sekolah Aldi, Anabel dan juga Puput pergi ke restoran milik Anabel. Di sana Puput dan Aldi lagi sibuk melahap makanan yang ada di depan mereka sedangkan Anabel sendiri memilih untuk ke ruangannnya mengecek semua laporan selama satu minggu ini.
Setelah selesai, ia pergi ke dapur yang ada di restoran itu, tak lupa ia menyapa Cheff Cheef yang ada di sana dan menanyakan hal hal yang bersangkutan dengan restoran ini. Setelah merasa puas dengan jawabannya, ia langsung pergi ke kasir dan menyapa beberapa karyawan di sana. Setelah hampir satu jam, ia pun kembali menghampiri Aldi dan juga Puput yang ternyata sudah selesai makan.
"Maaf ya lama." Ucap Anabel lalu ia duduk di tengah tengah mereka.
"Iya gak papa." Ucap Puput dan Aldi secara bersamaan.
"Gimana? lancar semua?" tanya Aldi
"Alhamdulillah semuanya lancar, di dapur gak ada kendala. Pengunjung kian hari kian bertambah. Pemasukan pun juga lumayan lah ya. InsyaAllah aku mau nambah karyawan di sini dan juga beberapa Cheff karena tadi aku lihat di dapur mereka sampai kewalahan sendiri karena sangking banyaknya yang mesen. Restoran ini kan tidak hanya menjual secara offline tapi juga online dan kebanyakan yang mesen itu lewat online.
Aku kayaknya juga perlu menambah dekorasi seperti taman di depan sana. Rencananya di sana juga mau di kasih kursi gitu, jadi nanti mereka gak melulu makan di dalam tapi juga bisa makan di luar. Nah nanti di atasnya mau di kasih atap dengan dekorasi yang berbentuk pepohonan gitu jadi semuanya serba hijau dan aku mau pakek 5D biar kayak nyata. Jadi mereka selain makan bisa selfie juga." Anabel mencoba menjelaskan beberapa ide yang ada di otaknya. Dan insyaAllah uangnya sudah cukup untuk bisa menambah dekorasi di depan restoran ini. Toh ia lihat halaman di luar masih sangat luas dan nanti ia juga mau menambah tempat parkir sekalian sama tukang parkirnya juga.
Anabel akan membuat pelanggannya senyaman mungkin agar mereka betah dan menjadi pelanggan setia serta bisa menarik orang untuk mampir ke restorannya dan mencicipi menu makanan yang ada di restoran ini.
Anabel tidak sembarangan memperkerjakan seorang Cheff, ia mengambil Cheff dengan lulusan terbaik sehingga masakan yang mereka masak pun sangat luar biasa seperti masakan bintang lima.
Semua masakan juga tidak ada pengawetnya, semuanya menggunakan bahan alami dan untuk sayurnyapun langsung ambil di lahan bahkan untuk ikan pun mereka mengambil ikan yang di kelola sendiri. Anabel memang mempunyai beberapa kebun yang ia tanami berbagai macam sayur, bahkan ia juga ternah ayam, ikan lele dan ikan ikan lainnya dan ia menitipkan semua itu kepada orang kepercayaannya.
"Wao ide kamu sangat cemerlang Bell. Aku yakin restoran ini akan semakin terkenal apalagi aku lihat di Instagram banyak banget loh yang merekomendasikan restoran ini mungkin selain masakan yang enak, tempatnya yang nyaman, bersih, asri dan dekorasi yang sangat simpel tapi cukup menarik di tambah dengan pelayan yang semuanya ramah ramah bikin siapaun betah dan ingin makan di restoran ini." Ucap Puput dengan antusias.
"Terus gimana dengan restoran kamu yang lainnya?" tanya Aldi karna ia tau kalau restoran anabel bukan cuman ini tapi masih ada dua restoran yang jaraknyapun tidak terlalu jauh masih ada di kota Jakarta. Aldi juga tau kalau setelah lulus sekolah, Anabel akan membuka cabang di luar kota. Jujur Aldi sangat takjub dengan keberanian dan kepinteran Anabel yang sangat mahir dalam dunia bisnis.
"Untuk restoran yang ada di Jakarta Utara dan Jakarta Timur sih semuanya aman tinggal yang di sini aja sih perlu di ubah dikit." Jawab Anabel tersenyum. Puput dan Aldi pun hanya manggut manggut.
"Syukurlah. Oh ya setelah ini, kita mau kemana?" tanya Aldi.
"Entahlah. Aku juga masih bingung." Jawab Anabel.
"Kamu gak mau pulang ke rumahmu yang super duper gedde itu?" tanya Puput.
"Enggaklah, ngapain pulang ke sana. Itukan rumah orang tuaku bukan rumahku sendiri. Lagian aku kan udah punya rumah walaupun masih sederhana tapi paling tidak, itu aku beli dengan uangku sendiri dengan hasil jerih payahku sendiri."
"Tapi kan mama dan papa kamu beli rumah itu buat kamu. Aku heran sama kamu, mama dan papa kamu sudah membelikan rumah bak istana tapi gak kamu pakek bahkan sampek papa kamu membelikan kamu beberapa apartemen dan semuanya juga gak ada yang pakek dan kamu malah tinggal di rumah yng sangat sederhana seperti itu sampai sampai kamu di hina dan di caci maki sama teman teman kamu sendiri hanya karena mereka mengira kamu orang miskin. Andai saja mereka tau siapa sebenarnya kamu, mungkin mereka malu karena sudah bersikap seperti itu." Ucap Puput, ia masih ingat betul saat Anabel pertama masuk sekolah semua menatap Anabel dengan tatapan sinis bahkan sampai saat ini pun mereka menatap Anabel seakan akan anabel adalah orang miskin yang begitu hina.
"Biarlah Put, mereka ngomong apa dan menganggap aku gimana. Aku gak mau peduli. Itu hak mereka. Selama mereka gak menyakiti fisikku, aku sih biasa biasa aja. Toh omongan mereka cuma aku anggap sebagai angin lalu aja." Jawab Anabel dengan santainya.
"Ia udah kita ke mana gittu kek. Bosen nih di sini mulu." Ucap Aldi.
"Gimana kalau kita ke Mall." Ucap Puput yang rasanya sudah lama ia gak pergi ke Mall.
"Males ah, mending aku di rumah istirahat." Jawab Anabel. Ia emang kurang sukaa ke Mall mending diam di rumah istirahat atau pergi ke panti asuhan atau ke panti jompo biar bermanfaat dari pada ke Mall cuma menghambur hamburkan uang. Mana mungkin ke Mall cuma duduk duduk n jalan jalan, pasti deh ujung ujungnya beli ini beli itu. Males banget rasanya.
"Kamu tuh ya di rumah mulu apa gak tambah bosen tuh. Emang ngapain sih di rumah, di sana juga gak ada siapa siapakan, kamu kan sendirian di rumah itu. Gak ada pembantu, gak ada keluarga juga." Ucap Puput yang merasa kesal dengan sahabatnya itu karena suka banget di rumah ketimbang jalan jalan ke Mall.
"Kalau kalian ingin ke Mall iya sudah kalian pergi aja, aku mau pulang aja." ucap Anabel.
"Iya sudah deh, kamu beneran gak mau ikut aku ma Aldi?" tanya Puput.
"Yup, aku yakin."
Merekapun keluar dari restoran, Anabel mengantarkan mereka sampai tempat parkir. Setelah Aldi dan Puput pergi, Anabel kembali ke restoran itu dan ia bertemu dengan Ferdi yang baru datang ke restoran itu bersama seorang wanita.
"Ih, gak nyangka ternyata ada orang miskin yang juga suka makan di restoran ini." Sindir Ferdi. Anabel yang mendengar dengan jelas langsung memegang tangan Ferdi. "Maksud kamu apa Fer, ngomong kayak gitu? emang orang miskin kayak aku gak boleh tah makan di restoran?" tanya Anabel.
"Kenapa, gak terima dengan ucapanku?" Bentak Ferdi
"Kenapa sih kamu benci banget sama aku?" tanya Anabel.
"Karna kamu orang miskin." Jawab Ferdi dengan sinis.
"Kalau aku orang kaya, apakah kamu mau nerima aku jadi teman kamu?" tanya Anabel lagi.
"Ha ha ha ha. Kamu mau menghayal ya. Mana mungkin kamu bisa jadi orang kaya. Tuhan sudah mentakdirkan kamu untuk jadi orang miskin. " Jawab Ferdi dengan sombongnya.
"Gimana jika aku bilang restoran ini milikku?" tanya Anabel.
"Kamu salah minum obat ya sampai sampai menghayal tingkat tinggi. Cuih, alergi aku dekat sama orang miskin kayak gini. Ayo sayang, kita pergi. Jangan ladeni orang gila ini." Ucap Ferdi setalah ia meludah, ia memegang tangan wanita itu lalu pergi mencari tempat kursi yang ada di pojokan meninggalkan Anabel yang hanya mematung saja, tak terasa air mata menetes mengalir di pipinya. Karyawan yang melihat Anabel menangis langsung memberikan sapu tangan miliknya. "Ibu, gak papa?" tanya Anabel
"Aku gak papa. Aku harus pulang dulu. Layani orang tadi sebaik mungkin dan jangan sampai dia tau kalau aku pemilik restoran ini." Ucap Anabel lalu pergi. Karyawan itu hanya menggeleng gelengkan kepala, ia mendengar semua percakapan Anabel dengan Ferdi tadi, ingin sekali ia membela Anabel hanya saja ia gak berani karena dirinya hanyalah seorang karyawan biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Kasmawati S. Smaroni
anabelnya aja yg bodoh akut
2022-07-25
0
Rikha Kustanti
orang kayak Ferdi harusnya dining kelaut aja,kurang ajar,menghina sesorang dengan statisnya saja
2020-02-18
2
Lenda
ad ya kayak ferdi...ampe meludah??
2020-01-19
2