5. Guru Baik vs Ir. Jomblo

Nini Wasni menyuruh Darti, Waslan dan Nayla duduk di ruang tamu. Kemudian dia pergi mengambil minum untuk mereka. Tak lama Aki Rustam pulang dan ikut berkumpul di ruang tamu. Ia memperhatikan Darti yang begitu syok.

" Ti.... sudahlah. Tak ada gunanya kamu bersedih. Kita bisa bangun lagi rumahmu...! " Aki Rustam nampak tak tega.

" Bangun lagi bagaimana Ki...! Saya tidak punya apa - apa...! Baju pun tinggal yang saya pakai...!! " suara Darti terdengar parau.

Nathan mendekat dan merangkul Bi Darti.

" Bi.. aku akan berikan banyak uang untuk beli baju dan bahkan untuk bangun rumah Bibi lagi...!! "bisik Nathan, namun bisa didengar semua orang.

" Tuuuuh...denger apa kata anak nakal yang jomblo seumur hidup itu.!"celetuk Aki Rustam.

Nathan menghela nafas berat. Mengingat Nayla kini ada bersamanya. Bi Darti hanya mengembangkan senyum paksa.

"Aki menjatuhiku genteng satu rumah ya...!??" protes Nathan.

Aki tersenyum miring.

"Itu kenyataan... atau kau malah suka sama laki - laki...? Udah gede, banyak duit kok ga doyan perempuan...!! " Aki Rustam makin nylekit.

Nathan mengacak rambutnya kasar, pasalnya ia melihat Nayla sedikit tersenyum.

" Banyak duit apa sih Ki...! Aku kan cuma kuli...!! " elak Nathan.

Padahal Nathan emang punya banyak duit. Keuntungan perusahaanya membuat dompetnya tebal.Jatah bulanan dari papanya pun selalu utuh di atm. Nathan bahkan selalu mengirim uang tiap bulan untuk Aki dan Nininya.

" Kuli apaa mas....!! Kuli motongin duit...?? " Paman Waslan menyela.

"Sudaah... jangan godain Nathan terus. Tadi aja dia mau dipeluk Nayla...!! " Nini Wasni muncul dari dapur membawa minuman hangat.

Aki Rustam mendehem kecil, Bi Darti tersenyum. Paman Waslan pura - pura tak dengar. Pipi Nayla tiba - tiba panas. Sementara Nathan cuek.

"Aku juga suka perempuan Ki...!! Kalau laki mana seru buat diajak perang...!! " sungut Nathan meraih minum.

Nini menepis tangan Nathan.

"Nggak sopan..! " delik Nini Wasni.

" Minum doang Ni...!!!! "

" Nanti kamu minumnya...! Beli makan dulu buat kita semua...!! " titah Nini.

"Ya ampun...!! " Nathan ngeloyor pergi.

Ia menaiki sepeda motor yang terparkir dihalaman pergi mencari makanan. Tak sampai sejam Nathan sudah kembali membawa makanan. Karena musibah kebakaran tadi, mereka jadi melupakan sarapan pagi.

Bi Darti, Paman Waslan dan Nayla tampak ogah - ogahan untuk makan.

" Ayo di makan dulu...! Nanti kalian malah sakit...! " kata Nini.

"Iya, ayo di makan Lan, Ti. Soal rumah kita urus lagi besok.... !Kalian bertiga tinggal disini sampai rumah kalian jadi. Ini juga rumahmu Lan, Ti. Kalian sudah ku anggap sebagai anakku sendiri! " Aki menimpali.

"Iya Ki...! Terima kasih untuk semuanya...!! "

"Tidak usah berterima kasih. Ini kewajibanku karena kalian berdua selalu menjaga dan membantu kami dengan tulus..! Kalian tidak perlu pikirkan apapun soal biaya...! "

Paman Waslan mengangguk. Bagaimana lagi, sepeser uang pun dia tidak punya.

" Nay... maaf ya...! Liburanmu jadi kacau Nak...!! " Waslan bicara pada ponakannya.

" Tidak apa - apa. paman...!! Ini musibah...!! "sahut Nayla pelan.

" Ayo dimakan sayang...! Maaf.. nini belum sempet masak..!! "

Nini Wasni menyodorkan lauk pada Nayla.

" Minum nya Nay...!! " Bi Darti juga menyodorkan gelas untuk Nayla.

Nayla mengucapkan terima kasih pada bibinya.

Nathan hanya memperhatikan mereka seraya tetap makan.

" Kamu kuliah Nay...!?Sudah semester berapa?" tanya Aki.

"Iya Ki...! Semester 6..! "

"Waah.. sebentar lagi lulus ya...! Jurusan apa kamu?? "

Nathan nyimak.

"Guru SD ki...!"

"Hebaat sekali kamu...!! " puji Aki.

"Hebatan Insinyur kali Ki...! " celutuk Nathan.

"Insinyur juga percuma kalau ga punya pacar. Kapan nikahnya...?? "

Nathan mendengus sebal. Aki nya memang bener - bener. Ngak bisa ngak nyela cucu sendiri.

"Nayla sudah punya pacar sayang...?? " tiba - tiba Nini menyela.

" Belum Ni...! " ucap Nayla malu - malu.

" Tuuuh..... jomblo juga...!!! sewot Nathan.

" Tapi kan setidaknya dia guru...!! "Aki ngotot.

" Apa hubungannya...!!?? " Nathan tak terima.

"Iya pasti Nayla bakal jadi guru yang baik sementara kamu insinyur yang tetap jomblo...! " Aki berucap seenaknya.

Membuat semua yang ada disitu menahan tawa. Sejenak melupakan kejadian tadi pagi.

" Ya Allah Akiii....! " pekik Nathan.

Nathan bener - bener tak habis pikir dengan Akinya. Demen banget menjatuhkan harga dirinya.

" Nggak usah manyuun ! Itu jelek tahuuu ! " celetuk Nayla.

Sontak itu membuat Nathan melongo. Demikian juga Paman, bibi, nini dan Aki. Mereka langsung menatap Nayla dengan pandangan menggoda.

***

Rumah Aki Rustam memang cukup besar. Tapi hanya ada 3 kamar tidur. Satu kamar ditempati Nathan, satu lagi ditempati Aki dan Nini. Tinggal satu kamar lagi.

" Tidak apa - apa Ki...!Kamarku biar dipakai Nayla..."Nathan mengalah.

" Terus kamu tidur dimana ?? " tanya Nayla pelan.

Ia menatap Nathan sejenak. Dia tidak judes seperti kemarin - kemarin.

"Aku tidur dimana saja...!! "sahut Nathan pelan.

Ia menatap Nayla. Sejak tadi gadis itu terlihat lusuh. Aki menatap interaksi keduanya.

" Ya sudah... antar Nayla ke kamarmu...!! Lan, kamu sama Darti mandi dan ganti baju dulu. Nini sudah menyiapkannya. Oiya Nayla, maaf ya. Belum ada ganti untukmu...! "

Nayla mengangguki ucapan Aki.

"Aku yang akan mengurusnya Ki...! " Nathan menegahi.

Aki mengiyakan.

Nathan membuka pintu kamarnya.

"Masuklah Nay...!! Maaf ya...! Kamarnya sempit. Tapi orang lain tidak akan melihat kalau kita melanjutkan pelukan tadi...! " Nathan masih saja menggoda Nayla.

"Apaan sih kamu....??? " Nayla tampak tersipu. Wajahnyaterasa memanas.

"Sekarang sudah aku - kamu ya...??? " senyum diujung bibir Nathan, " Biasanya judees sama aku...!! "imbuh Nathan.

Senang rasanya bisa menggoda Nayla. Gadis yang mirip dengan teman kecilnya itu benar - benar manis.

"Aku kan guru yang baik, tuan insinyur jomblo...!! " Nayla mendelik ke Nathan.

"Iya... guru baik yang jomblo...! " balas Nathan mendelik juga ke Nayla.

Sesaat mereka saling pandang. Nayla buru - buru melengos dan menunduk. Jantungnya berdebar. Sesaat ia melihat raut muka An, teman kecilnya pada wajah Nathan. Namun segera ditepisnya. Sementara, Nathan pun merasakan desiran aneh didadanya ketika bertatapan dengan Nayla. Nathan mengambil jaketnya dan dompet serta kunci motor.

"Kamu istirahat saja dulu sebentar. Aku belikan kamu sabun...! " Nathan berusaha menetralisir keadaan.

Nayla mengiyakan. Ia meletakkan tas coklat satu - satunya yang berhasil dia selamatkan. Nathan tergesa keluar kamar. Ia kemudian mencari Paman Waslan dan menyerahkan sejumlah uang untuk membeli keperluan ia dan istrinya. Awalnya Paman Waslan menolak, tapi Nathan terus memaksa.

Sekitar 2 jam kemudian, Nathan kembali. Ia membeli beberapa pakaian, keperluan mandi bahkan juga daleman untuk Nayla. Ketika sampai depan rumah beberapa warga tampak memberi bantuan sekedarnya untuk Paman Waslan. Ada yang mengantar baju bekas layak pakai, makanan, selimut dan juga sejumlah uang sumbangan.

Nathan hanya tersenyum mengangguk melewati mereka sebari membawa tentengan. Berlalu ke kamarnya diikuti sorot mata Aki nya. Perlahan Nathan mengetuk pintu, tapi tak ada jawaban. Ia pun masuk dan melihat Nayla tertidur. Nampak lelah. Nathan meletakkan belanjaannya. Melepas jaket, menaruh dompet dan kunci motor. Nathan keluar dan mengambil air wudhu. Ia kemudian sholat dzuhur di kamar. Ia membiarkan Nayla terlelap di kasurnya. Nathan akhirnya keluar dan berbincang dengan Bi Darti, Nini dan Aki nya.

Sore menjelang, tapi Nayla belum menunjukkan tanda - tanda bangun. Nathan masuk perlahan karena ingin sholat ashar. Ia kaget melihat Nayla tengah duduk di kasur menghapus air matanya. Nathan terkesiap,ia seolah melihat Ayla kecil yang sedang menangis karena habis mendemo dirinya.

"An.... apa kamu tetap akan pergi...?? Aku akan jadi gadis baik. Aku akan belajar nyuci, belajar masak, belajar berkebun. Semuanya...!! Seperti yang kau sukai...!! Kenapa kau tetap akan pergi...!! "

Anak laki - laki itu mendesah.

" Ini kesempatanku Ay...! Berjanjilah belajar semua itu tanpa paksaan, tanpa karena aku. Dan ingat, aku akan kembali. Menjadikanmu pacarku dan juga akan menikah denganmu. Seperti mama dan papa yang selalu pergi bersama...!! "

Entah belajar dari mana anak laki - laki ini. Tak berhasil.

Ayla menangis terisak - isak.

Nathan berjalan mendekat dan duduk di samping Nayla. Nayla buru - buru menghapus air matanya lagi.

"Nay....!! Kenapa??? " Nathan tak tega tak peduli.

Meski di hatinya masih dipenuhi Ayla sahabat kecilnya itu, tapi hanya Nayla yang mampu mengoyahkan hati Nathan.

"Aku belum ngasih kabar orang tuaku sejak aku jatuh di sungai....!! "

Nathan menepuk jidatnya.

" Ya ampun.. maaf masih sama aku...!!"

Nathan baru ingat kalau Hp Nayla yang jatuh di air di bawanya.

"Tadi malam, aku coba memperbaikinya, tapi kayaknya belum bisa. Jadi aku pindahkan kartu dan memorimu pada Hp ku...! " imbuh Nathan.

Nathan menarik laci meja dan memberikan Hp yang sama dengan punyanya pada Nayla.

"Aku beli Hp itu dua, satu aku pakai. Satunya kamu pakai aja...!! Udah aku charge, kamu telpon orang tuamu sebelum mereka khawatir..! Habisi itu, kamu pergi mandi...! Kamu bau Bu Guru...! Bau yang membuatku mabuk kepayang...!! mulut Nathan rasanya gatel kalau ga ngodain Nayla.

"Isssshhh.... " Nayla mendelik sebal pada Nathan.

Tapi hanya sesaat, ia ttak mampu menatap Nathan berlama - lana. Jantungnya susah di kondisikan.

" Aku sholat ashar sebentar ya ! " Nathan menetralkan debaran jantungnya juga.

Nayla terlihat menggangguk. Nathan mengenakan sarung dan menggelar sajadah.

" Aku telpon ortuku dulu ya ! " pamit Nayla.

Nathan mengangguk. Nayla keluar kamar, sementara Natham sholat.

Nayla segera menelpon ibunya dan menjelaskan kalau Hp nya jatuh diair. Tetapi ia belum bercerita kalau rumah pamannya habis terbakar. Ia tidak ingin membuat orang tuanya khawatir.

Setelah menelepon, Nayla kembali ke kamar. Nathan tampak selesai sholat. Uhhh, sungguh Nayla meleleh melihat tampilan Nathan selesai sholat. Menggenakan sarung dan kopiah yang membuatnya takjub.

" Mandilah Nay. Kamar mandinya di belakang ! Kamu sholat tidak ?" Nathan membuyarkan lamunan Nayla.

" I iyaaa ! " sahut Nayla gugup.

" Itu semua keperluanmu ada di situ ! " tunjuk Nathan pada beberapa tentengan plastik, " Maaf, aku belinya di pasar. Tidak ada yang bermerk " ucap Nathan lagi.

Nayla hampir tidak dapat berbicara.

" Terima kasih ! " ucap Nayla pelan.

" Aku keluar dulu. Panggil aku kalau butuh sesuatu "

Nayla mengiyakan. Nathan meletakkan kopiah, melipat sarung dan sajadahnya. Ia kemudian keluar kamar. Nathan ke teras.

Sepeninggalan Nathan, Nayla membongkar belanjaan Nathan. Sontak Nayla terperangah tak percaya.Namun segera Nayla pergi mandi. Badannya terasa sangat lengket.

Nayla malu dan menggerutu dalam hati. Bagaimana tidak, Nayla tidak menyangka Nathan akan membelikan dalaman untuknya.

Nathan yang baru masuk rumah melihat wajah Nayla sudah menduga apa yang membuat Nayla kesal.

"Sudah mandi bu guru yang baik ?? " sapa Nathan tersenyum.

"Isssh....!! Kayaknya kamu emang beneran insinyur yang kelamaan jomblo ya, sampai tahu ukuran daleman cewek??? " bisik Nayla.

Sengaja, karena paman, bibi, aki dan nini tengah berbincang di situ.

Nathan tertawa.

"Aku hanya melihat saja sudah langsung tahu...!! " balas Nathan berbisik pula.

Nayla melotot.

"Kamu ini bener - bener MESUUM ya...!!"

Nathan hanya terkekeh.

" Besok kalau kurang, aku beliin lagi...!!"goda Nathan yang membuat Nayla mendelik ke arahnya.

Bagaimana bisa cowok ini sampai begitu memperhatikan hal - hal privasi cewek.

"Apa yang kalian obrolkan. ..! Ayo kita makan malam dulu...! " Nini Wasni menengahi obrolan Nayla dan Nathan.

Mereka mengiyakan bersamaan.

Dengan sigap Nayla membantu bibi dan Nini menyiapkan makan malam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!