Bab 3 : Hari Pertama

Mama Metta sudah mempersiapkan sarapan untuk anak dan menantu barunya.

Emmm, bukan mama Metta yang melakukan semuanya, lebih tepatnya pelayannya. Tapi kini beliau sudah hadir di meja makan menunggu anak dan menantu barunya itu keluar kamar.

Dengan riasan tebal yang bertengger di wajahnya serta tatanan rambut yang bergelombang dan tertata rapi dengan beberapa jepit yang berguna untuk menahan rambutnya apabila ada angin ataupun badai yang tak akan bisa merusak tatanan khas itu.

Ia duduk tegak dan meminta pelayannya mengetuk pintu kamar pengantin baru agar orang di dalamnya keluar dan menemaninya sarapan.

"Tuan Davian sudah menjawab ketukan pintu saya Nyonya." Ucap pelayannya dengan wajah menatap lantai berubin putih itu.

"Baiklah, pergi dan kerjakan kembali tugasmu!"

Pelayan wanita itu mengangguk dan keluar dari dalam dapur.

**

"Mamamu sudah memintamu untuk sarapan." Ucap Davian.

"Iya, aku akan segera ke sana."

Aina yang saat ini mengenakan dress selutut dengan rambut yang diikat bagai ekor kuda, berjalan terlebih dahulu meninggalkan Davian untuk menemui mamanya di meja makan.

Apalagi yang di lakukan Davian selain menghela napas dan menggelengkan kepalanya.

Ia meraih ponsel dan menghubungi Abinya.

"Iya, Dav. Bagaimana keadaanmu sekarang Umi sangat mencemaskan dirimu!"

"Davian baik Abi. Emm Dav cuma mau bilang, nanti jam 8 aku akan ke kantor. Ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan,"

"Kau ke kantor? Apa tidak ada acara bulan madu atau ...."

"Abi, pernikahan ini tidaklah seperti pernikahan normal lainnya. Kami harus menyesuaikan dengan keadaan ini,"

"Iya, kau benar. Baiklah lakukan apa yang ingin kau lakukan. Pesan Abi hanya ... jangan keras pada istrimu, bagaimanapun kau harus menjadi suami yang baik dunia dan akhirat nanti!"

Davian menaikkan sudut bibirnya membentuk senyum tak simetris.

'Suami yang baik? Aku akan selalu melakukannya. Lalu bagaimana dengan wanita itu? Sepertinya aku akan mendidik anak harimau?'

"Iya Abi, salam untuk Umi. Davian baik-baik saja di sini seperti biasanya."

**

Davian turun dari lantai dua menuju ke dapur yang di sana sudah ada mama Metta dan Aina yang menunggunya.

"Selamat pagi Dav, bagaimana kabarmu hari ini? Menyenangkan?" ucap mama Metta seakan tidak ada yang terjadi kemarin sore. Dav hanya menanggapinya dengan senyuman.

Ia melesakkan tubuhnya pada kursi yang baru saja dia tarik.

"Aina, ambilkan makanan untuk suamimu!" perintah Metta.

Aina mendengus, namun tangannya bergerak mengambil piring dan mengisinya dengan makanan.

"Mama sudah menyiapkan rumah baru untuk kalian berdua. Jadi setelah kalian siap, kalian bisa pindah ke sana!" ujar Metta di sela makannya.

Aina terkesiap, dia menatap mama Metta dengan sendu." Bagaimana dengan papa, apa aku bisa membawa papa bersamaku, Ma?"

"Tidak," ucap mama Metta cepat dengan sorot mata tajam ke arah Aina. Kemudian ia menutupnya dengan sebuah senyuman palsu," Mama akan merawat papa dengan baik, jadi kau tenang saja. Lakukan pekerjaanmu untuk suamimu yang tampan ini!" senyuman Metta seakan dibuat-buat, Dav menyadarinya namun tidak mengatakan apapun. Ia lebih memilih diam mengamati.

Sarapan bersama di lakukan tanpa adanya pembicaraan lagi.

Davian mencuri pandang pada Aina yang sepertinya tidak menikmati sarapannya, sedangkan mama Metta seakan tidak peduli dengan keadaan yang ada saat ini.

'Ada apa dengan keluarga ini. Sepertinya ada yang mereka sembunyikan?' batin Davian penuh selidik.

Kunyahan terakhir, Davian meletakkan peralatan makannya kemudian menyambar gelas bening berkaki panjang berisi air putih dan meneguk isinya. Kembali ia menatap Metta setelah meletakkan gelas kembali di atas meja.

Di ruang tamu.

"Sebelum aku berangkat kerja, apa aku bisa menjenguk Tuan Arman, mama? Tidak enak jika aku menikahi anaknya tapi belum bertemu sama sekali dengan Tuan Arman," Davian selalu mengulas senyum di setiap ucapannya pada siapapun.

"Maaf Dav, saat ini beliau sedang istirahat, kau bisa mengunjunginya lain kali. Lagian mama juga harus buru-buru ke kantor, ada meeting dengan klien dan tidak bisa mama tunda, Nak!"

'Senyum penuh makna dari ibunya Aina ini.' Batin Davian saat ia melihat guratan senyum dan mata Metta yang tidak sinkron.

"Tidak masalah, lain kali saja kalau begitu!" Davian mengalihkan pandangannya pada Aina yang berdiri di ambang pintu utama rumah keluarga Arman.

"Aku kerja dulu!" ucap Dav yang di sambut anggukan oleh Aina.

Mobil Dav melenggang pergi meninggalkan pelataran rumah mewah keluarga Arman menuju ke kantornya yang terletak cukup jauh.

"Agil, siapkan pakaianku dan masukkan ke dalam koper. Nanti malam aku akan pulang menemui Abi dan Umi untuk berpamitan pada mereka!" perintah Davian melalui sambungan telepon.

"Kau akan kemana Bos?" tanya Agil yang merupakan asisten pribadi Davian yang begitu setia.

"Bulan madu. Apa kau pikir aku akan melakukannya?" terdengar suara Agil terkekeh di seberang sana.

"Bisa jadi. Tapi baiklah, aku akan menyiapkannya sebelum aku berangkat ke kantor menemui dirimu!"

Sambungan telepon terputus.

Agil merupakan teman setia Davian. Ia adalah anak rekan bisnis Abi nya dan sudah sejak lama dia mengabdi pada Davian, sehingga saat mereka berbincang, mereka sudah seperti teman lama, kau, kamu, aku sudah menjadi panggilan santai mereka.

Terpopuler

Comments

Devi Ratna Sari

Devi Ratna Sari

penasaran

2022-09-04

0

LYVN.

LYVN.

Semangat kak. Lanjooot

2021-03-06

0

Bayu💰✌️

Bayu💰✌️

✌️😂

2021-02-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2 : Kabar yang Mengejutkan
3 Bab 3 : Hari Pertama
4 Bab 4 : Kejam
5 Bab 5 : Pindah Rumah
6 Bab 6 : Permintaan Aina
7 Bab 7 : Tawaran untuk Orang Spesial
8 Bab 8: Makan Malam
9 Bab 9: Empat Bulan Berlalu
10 Bab 10: Mulai Membuka Diri
11 Bab 11: Hujan
12 Bab 12: Panggilan Baru
13 Bab 13: Apa Harus Sakit Dulu?
14 Bab 14: Menyesal
15 Bab 15: Akhir dari Debat
16 Bab 16: Di Kafe
17 Bab 17: Di Taman
18 Bab 18: Tatapan itu
19 Bab 19: Tawaran
20 Bab 20: Masih Terasa
21 Bab 21: Berhenti Membual
22 Bab 22: Menemukan
23 Bab 23: Jangan Berpikir Aku Percaya
24 Bab 24: Keputusan Ada Pada Aina
25 Bab 25: Ungkapan
26 Bab 26: Kemajuan yang Pesat
27 Bab 27: Luapan Amarah
28 Bab 28: Hujan
29 Bab 29: Tidak Keberatan
30 Bab 30: Hadiah
31 Bab 31: Membawa Pulang Arman
32 Bab 32: Memohon
33 Bab 33: Menyusup
34 Bab 34: Ini Milik Siapa?
35 Bab 35: Putus Asa
36 Bab 36: Lamaran Dadakan
37 Bab 37: Perantara Pembawa Perubahan
38 Bab 38: Hutangmu Dua
39 Bab 39: Menjelang Perjalanan Bisnis
40 Bab 40: Sudah Merindu
41 Bab 41: Bisa Gawat
42 Bab 42: Kunjungan
43 Bab 43: Teka-teki
44 Bab 44: Apa yang Terjadi?
45 Bab 45: Titik Terang
46 Bab 46: Kemenangan Davian
47 Bab 47: Selalu Menahan
48 Bab 48: Aku Tidak Terbebani
49 Bab 49: Kekalahan Metta
50 Bab 50: Rencana Masa Depan
51 Bab 51: Berselimut Amarah
52 Bab 52: Akhir Cerita
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2 : Kabar yang Mengejutkan
3
Bab 3 : Hari Pertama
4
Bab 4 : Kejam
5
Bab 5 : Pindah Rumah
6
Bab 6 : Permintaan Aina
7
Bab 7 : Tawaran untuk Orang Spesial
8
Bab 8: Makan Malam
9
Bab 9: Empat Bulan Berlalu
10
Bab 10: Mulai Membuka Diri
11
Bab 11: Hujan
12
Bab 12: Panggilan Baru
13
Bab 13: Apa Harus Sakit Dulu?
14
Bab 14: Menyesal
15
Bab 15: Akhir dari Debat
16
Bab 16: Di Kafe
17
Bab 17: Di Taman
18
Bab 18: Tatapan itu
19
Bab 19: Tawaran
20
Bab 20: Masih Terasa
21
Bab 21: Berhenti Membual
22
Bab 22: Menemukan
23
Bab 23: Jangan Berpikir Aku Percaya
24
Bab 24: Keputusan Ada Pada Aina
25
Bab 25: Ungkapan
26
Bab 26: Kemajuan yang Pesat
27
Bab 27: Luapan Amarah
28
Bab 28: Hujan
29
Bab 29: Tidak Keberatan
30
Bab 30: Hadiah
31
Bab 31: Membawa Pulang Arman
32
Bab 32: Memohon
33
Bab 33: Menyusup
34
Bab 34: Ini Milik Siapa?
35
Bab 35: Putus Asa
36
Bab 36: Lamaran Dadakan
37
Bab 37: Perantara Pembawa Perubahan
38
Bab 38: Hutangmu Dua
39
Bab 39: Menjelang Perjalanan Bisnis
40
Bab 40: Sudah Merindu
41
Bab 41: Bisa Gawat
42
Bab 42: Kunjungan
43
Bab 43: Teka-teki
44
Bab 44: Apa yang Terjadi?
45
Bab 45: Titik Terang
46
Bab 46: Kemenangan Davian
47
Bab 47: Selalu Menahan
48
Bab 48: Aku Tidak Terbebani
49
Bab 49: Kekalahan Metta
50
Bab 50: Rencana Masa Depan
51
Bab 51: Berselimut Amarah
52
Bab 52: Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!