Hanya terdengar tangisan dari semua orang yang hadir di situ.
Sang bibi pun tidak kuasa mendengar tangisan keponakannya.
"Nak,perjalanan kita hingga tempat tujuan itu tidak dekat,butuh waktu 3 hari sayang.Dan selama itu apakah kamu tidak kasihan, jika ayahmu tidak segera di kebumikan? keluarga kita yang di sana pun tidak setuju, jika harus menunggu selama itu,doakan saja sayang".Bibi nya berusaha memberi nasihat.
"Tapi bi,aku belum sempat melihat ayahku untuk terakhir kalinya bi.Hiks...hiks...hiks.
"Sayang,tidak baik menunda pemakaman.Lebih cepat lebih baik.apakah kamu tidak kasihan pada ayahmu".Bibi berusaha memberi nasihat kembali untuk keponakannya itu.
"Baiklah bi,aku akan berusaha mengikhlaskan ayah.Hiks..hiks..hiks".
Minar mencoba untuk mengerti.
"Anak pintar,sekarang mandi dan beristirahatlah,setelah maghrib nanti akan ada acara yasin tahlil.Kamu harus persiapkan dirimu".Titah bibi Minar".
"Baik bi".Jawab Minar.
Minar pun menurututi perkataan bibinya.Setelah mandi,dia merebahkan diri di sebuah tikar di dalam kamarnya.Tak terasa air matanya mengalir lagi mengingat pertemuan singkatnya dengan sang ayah.
"Maafkan kesalahan Minar yah semoga ayah tenang di alam sana"ucap Minar lirih.
"Terima kasih ya Allah,setidaknya aku pernah bertemu dangan beliau.Bisa tahu bagaimana wajahnya,senyumnya,alhamdulilah.
Ampuni dosa-dosanya ya Robb.Terimalah amal ibadahnya,tempatkan beliau di antara orang-orang yang shaleh,aamiin".Doa Minar dalam hati.
Lama kelamaan Minar pun ketiduran,dan di dalam mimpi ia pun seperti memandikan jenazah sang ayah.Dan anehnya,ia seperti mendengar suara ayahnya.Padahal mulut dalam keadaan tertutup."Sudah ya nak,janganlah menangis lagi!ayah pamit".Itu adalah pesan ayahnya saat ia memandikan beliau.
Seketika ia pun terbangun dari mimpinya dengan aliran air mata.
"Yah",ucap Minar lirih.
"Minar,ayoooo keluarlah,sebentar lagi maghib,,suara nenek memanggilnya.
Saat ia keluar di lihatnya masih begitu banyak orang yang bertakjiah,Minar pun ikut membantu menyiapkan segala sesuatunya.
Beberapa saat kemudian.
Tamu-tamu berdatangan,mereka semua bersiap membuka acara yasin tahlil yang di pimpin oleh pak ustadz.
Ketika pembacaan pertama d ucapkan oleh pak ustadz.
"Yaasiin..wal qur-aanil hakiim".
Begitu terasa di hati Minar,rasanya sesak.hingga lolos begitu saja air matanya.
Sungguh Minar tak kuat mendengarknnya,terasa begitu pilu.
Ia pun pergi masuk ke dalam kamarnya,tangis nya pun pecah.
Tak menyangka sosok orang yang ia rindukan kini telah dikirimi doa lewat surat Yasin.
Minar pergi mengambil wudhu untuk menenangkan dirinya,kemudian sholat."Alhamdulilah,hanya dengan bersujud dan mengadu padaMU yaa Robb,hatiku jadi lebih tenang".Doa Minar pada yang maha kuasa.
Selesai sholat Minar keluar lagi di tempat duduk nya tadi.Bibi yang melihat kedatangan Minar segera menyambutnya.
"Sayang,duduklah".Titah bibi.
Minar pun mengangguk.
"Nak kuatkan hatimu,doakan ayahmu lewat doa-doamu,bukan tangismu.
Ayahmu akan sedih jika melihatmu seperti ini,nasihat bibi".
"Iy bi,Minar akan berusaha kuat"ucap Minar.
Dan ketika Minar mendengar kembali bacaan Yasin,air matanya lolos kembali.
"Ya Allah,kuatkanlah hambaMU ini"doa Minar dalam hati.
Dengan sekuat tenanga Minar berusaha menahan air matanya agar tidak lolos kembali.
Acara Yasin tahlil selesai,ada yang sebagian pulang,ada juga yang masih tinggal.Mereka yang masih tinggal, berbincang-bincang dengan keluarga besar.
"Bi,Minar masuk kamar dulu ya"pamit Minar.
"Baiklah,istirahatlah nak"titah bibi nya.
Saat Minar mau merebahkan tubuhnya di tikarnya yang setia,tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Di lihatnya,tidak ada nama pemanggil,hanya nomor yang tidak dia kenal.
Hingga 2 kali panggilan,barulah ia mengangkatnya.
"Assalamualaikum,siapa ya?" tanya Minar.
"Waalaikumsalam,mbak Minar."suara seseorang dari dalam telefon.
....................................................................................
.
.
.
.
Bersambung.....
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Alinaa She Putrii Tunggal
😭😭😭😭😭
2021-04-01
1