

Akhir Dari Tetesan Air Mata

 

bab 5

"Aku ada ide,"ucapnya sambil tersenyum.

Dia berjalan sambil memainkan hp nya.

Dan....

"Bruk".

"Aduh, maaf kan saya mas saya tidak sengaja,biar saya bersihkan bajunya mas,"Kata Minar.

"Sudah tidak apa-apa,toiletnya di mana ya? biar saya bersihkan sendiri,"tanya Setya.

"Itu di sebelah sana,"tunjuk Minar.

Minar melihat lelaki yang ia tabrak tadi Selesai membersihkan diri duduk di salah satu tempat yang kosong.

"Maaf mas,ada yang bisa saya bantu?

mas nya mau pesan apa? biar saya yang traktir sebagai permintaan maaf saya tadi,"ucap Minar.

"Saya pesan nasi padang lauk rendang, sayur + sambal di tambah agak banyak yaaa,minum nya es jeruk".Ucap Setya.

"Di tunggu sebentar ya mas,"jawab Minar.

"Tunggu sebentar mbak,mbak nya siapa namanya?"tanya nya.

"Saya Minar mas,"jawab Minar.

"Mas nya? Minar balik tanya.

"Setya".

"Ow,di tunggu sebentar ya pesenannya,"ulang Minar.

Sambil menunggu pesanan datang Setya senyum-senyum sendiri.

"Jadi namanya Minar?"Setya bergumam.

Tak lama pesananan pun datang,Setya yang memang sudah lapar pun makan dengan lahapnya,sambil sesekali melirik ke arah Minar yang sedang melayani pembeli lainnya.

"Cantik sekali dia,tutur katanya juga lemah lemut,kelihatannya dia anak yang baik,"Setya terus saja bergumam dalam hati.

Sesaat ia memperhatikan Minar yang sedang mendapat panggilan telfon dari seseorang.

"Kenapa wajahnya sedih begitu? eh,kenapa dia juga menangis? kata Setya dalam hati".

Entah karena apa tahu-tahu Minar lari keluar membawa tas slempangnya sambil menangis.

Flashback on.

(bener gak sich nulisnya begitu)😁😁

Ketika Minar sedang melayani pembeli,ia di panggil bos besar.

"Ada telfon buat kamu nar,katanya dr rumah,"ucap atasannya.

"Baik pak,trimksiihh".

"Assalamualaikum hallo,"kata Minar.

"Waalaikumsalam Minar,pulanglah nak nenekmu sedang kritis beliau menyebut nama kamu terus,"terang bibi dari telfon.

"Ba ba baik bi,hiks..hiks..hiks.Ucap ku terbata-bata sambil menangis.

Setelah menerima telfon,Minar bilang ketemannya.

"Aku pulang ya ra,nenekku kritis.Tolong sampaikan ke pak bos,"pesanku ke Rara.

"Tenang aja nar,berhati-hatilah"jawab Rara.

Dan hanya di jawab dengan anggukan oleh Minar.

Flashback off.

Sesampai di rumah langsung mencari keberadaan sang nenek,begitu ia tahu keadaan nenek nya langsung ia peluk neneknya.

"Kenapa nenek begini bi? tadi pagi aja tidak ada apa-apa terlihat sehat betul

lalu ini,"kenapa ya Allah nenek bisa seperti ini.

"Nenek tadi jatuh nar,habis dari kamar mandi,"jawab bibinya.

"Nek,bukalah mata nenek Minar di sini nek,hiks...hiks..hiks,"ucap Minar.

Seketika mata nenek terbuka mendengar suara Minar."Ha hati- ha hati nar,"suara nenek terbata-bata.

"Kenapa nek?".

Di saat bersamaan Minar bertanya,nafas sang nenek terdengar sangat berat,bahkan terdengar seperti orang mendengkur dengan keras,matanya pun terlihat melihat ke atas.

"Ya Allah...astagfirulloh,nek nenek istighfar nek,"ucap Minar sambil sesegukan.

Semua yang hadir pun segera mendekat.

hadir pula pak ustadz.

"Minar,ikhlaskan nenekmu,beliau sedang menghadapi sakaratul maut".ucap pak ustadz.

Deg...

"A a apa ma maksudnya?

tidak mungkin nenek ninggalin aku pak ustadz,"ucap Minar.

Nafas nenek semakin berat dan semakin berat.Hingga Mnar tak mendengar suara dengkuran lg.

"Innalilahi wainailaihi rojiun",ucap pak ustadz sambil memegang nadi di pergelangan tangan nenek.

"Pak ustadz,"irih Minar".

"Nenek,"teriak Minar."Kenapa nenek ninggalin Minar nek".

"Bruk,"minar tiba-tiba pingsan.