Sinar matahari yang masuk melewati celah genteng kontrakanya membuat salwa mengerjap malas, berusaha bangun dengan sesekali menguap, mengerjapkan matanya berkali kali berharap rasa kantuknya hilang, lalu berjalan sempoyongan menghampiri nakas disamping kasurnya, jam mungil itu, menunjukan pukul 06.10? sepertinya Salwa agak kesiangan.
Tak menunggu waktu lama Dia bangkit bergegas menuju kamar mandi, jangan sampai dia terlambat berangkat ke sekolahnya, bisa kacau kalau nanti terlambat.
Dari awal mula dia bersekolah di SMA Garuda, Salwa memang bertekad tak akan terlambat walau satu kali pun, karena Salwa pernah mendengar kabar bahwa salah satu bisa lolos tes masuk perguruan tinggi adalah bebas catatan kenakalan selama 3 tahun bersekolah. ~WOW
Pukul 06.15 Dia keluar dari kamar mandi, Ya? salwa hanya butuh 5 menit untuk menyelesaikan mandinya.
Bergegas mengganti baju dengan seragam sekolah, memakai sedikit bedak tabur dan mengoles bibirnya dengan lipglos supaya terlihat sedikit lebih fresh.
Dia lalu keluar menggendong tas ranselnya, tak lupa mengunci pintu supaya tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Salwa berangkat sekolah dengan berjalan kaki, baginya tak perlu naik angkot untuk ke sekolahnya karena selain berhemat, jarak 700 m saja menurutnya tak terlalu jauh.
"Lumayan olahraga pagi" gumamnya sambil berjalan menuju jalan raya
Kurang lebih 25 menit berjalan, ia sampai di depan gerbang sekolahnya, Dilihat dari banyak nya siswa yang ada, sudah salwa pastikan kalo saat ini dia hampir saja telat datang ke sekolahnya
"Untung aku gak telat, huh bersyukur banget" titahnya dalam hati
Tak menunggu lama Salwa segera mengayunkan kakinya memasuki pekarangan sekolah megah itu, menyusuri koridor kelas dengan langkah kecil sambil sesekali menunduk kaku.
Kepribadian nya yang sedikit penakut dan pendiam membuatnya tidak pintar berinteraksi dengan banyak teman. Bahkan dengan teman sekelasnya ia hanya hafal beberapa nama saja itu pun hanya murid perempuan.
Sedikit penjelasan! Salwa merupakan seorang murid dari ratusan siswa yang bersekolah di SMA Garuda- dia berada di kelas XII IPA 3, kelasnya paling ujung dari koridor kelas 12.
Jadi tak heran kalau semua penghuni kelas IPA 3 termasuk salwa pasti akan melewati kelas IPA 1 & IPA 2.
Itu karena, memang tidak ada tangga ataupun jalan lain untuk menuju IPA 3 selain dari gerbang utama.
Sebenarnya tidak ada yang membedakan antara kelas IPA 1, 2 & 3 semua murid IPA termasuk dalam lingkup murid tercerdas di SMA Garuda, hanya saja penghuni kelas itu di urut kan berdasarkan abjad dari huruf pertama nama mereka.
Jadi Salwa dengan nama yang berawalan huruf S sudah di pastikan berada pada kelas IPA ke tiga.
Di samping kelas XII IPA 3, ada satu ruangan olahraga dan sebelahnya lagi adalah lapangan olahraga.
(penjelasan tentang kelas salwa selasai😂)
***
Salwa sampai di kelasnya, melewati pintu dan mendapati Vina, Sahabatnya dari smp sekaligus teman sebangku nya.
"Salwaa" suara cempreng khas Vina, menggema seisi kelas.
"Gue kira lo gak masuk, jarang banget berangkat pas bel udah bunyi" Cerocos nya menilik Salwa yang duduk di samping nya.
"Gak mungkin vin aku gak masuk, nanti nilai aku gimana" gerutunya melepaskan tas dan meletakkan nya di atas meja
"Yaelah sal, yang ada di otak lo tuh cuma nilai mulu. Noh cowo banyak yang ganteng!" Sarkasnya sambil menilik kaca di genggaman tanganya
"Ya emang nilai itu penting kali vin, kamu mah enak gak harus mikir nilai tetep bisa kuliah. Sedangkan aku?" Koreksinya beralih menatap Vina
Sudah hal biasa perdebatan kedua sahabat karib ini teejadi.
Yang dikatakan Salwa memang ada benarnya, Vina bukan lah dirinya. Meskipun bukan dari keluarga kaya Vina hidup serba berkecukupan.
Ayah nya yang bekerja sebagai dosen di Universitas ternama dan ibu nya yang bekerja sebagai dokter bedah di sebuah rumah sakit swasta di jakarta, membuatnya terlampaui santai.
Vina tak pernah pusing memikirkan nilainya, toh memang bagi Vina kemampuan nya hanya segitu dan gaperlu stres memikirkan nilai yang menurutnya sudah lumayan.
Beda dengan salwa yang harus mati mati an memperjuangkan masa depanya supaya bisa masuk di kampus impian dan mewujudkan cita cita nya
"Ya maksud gue lo gausah gitu amat mikirnya, sekali kali lo have fun sama gue, jangan ke perpus mulu" Sahutnya tersenyum bangga
"Kalo masalah kampus gampang, entar gue bilangin ke bokap biar bisa di masukin kesana. Gimana?" Lanjutnya dengan nada serius sambil menaik turunkan alisnya
"Duh Vin, kebiasaan! jangan mulai deh" jawab salwa sekenanya
Bel pertama sudah berbunyi, mata pelajaran Matematika adalah asupan pertama kelasnya pagi ini, Semua murid mengikuti pelajaran dengan tenang dan serius.
Tapi banyak juga murid yang sesekali menguap dan terlihat bosan dengan penjelasan guru di depan mereka.
2 jam sudah berlalu, guru matematika sudah keluar dari kelas.
Dilanjutkan pelajaran kedua "Bahasa Indonesia" kini semua murid bersiap keluar kelas dan membawa buku serta alat tulis mereka menuju perpustakaan, minggu lalu guru mapel nya sudah memberi pesan bahwa hari ini mata pelajaran bahasa indonesia akan berlangsung di perpustakaan, karena beliau sedang ada urusan dengan perlombaan puisi kelas X.
"Ayo sal, lo gak ke perpus?" Ajak vina sambil berdiri bersiap pergi meninggalkan ruangan
"Duluan aja deh vin, aku masih mau ngerapiin ini" jawabnya terlihat sibuk merapikan buku buku nya.
"Mmm Oke kalo gitu" Jawab Vina
"Gue duluan. Babay! muah" Lanjutnya memasang wajah centil
Salwa hanya geleng geleng kepala melihat tingkah sahabatnya.
**
Setelah Salwa selesai merapikan buku²nya. Dia segera mengambil buku tulis lalu berjalan keluar menyusul vina ke perpustakaan.
Salwa berjalan santai sambil merangkul bukunya, ekspresinya yang kaku sangat terlihat jelas di wajahnya yang kecil.
Ketika sedang santainya berjalan ia tak sengaja menatap cowok jangkung yang berdiri tepat di depan kelas IPA 1, sempat beradu pandang agak lama dan saat menyadari hal itu, Salwa begitu gugup.
Dia buru buru menunduk dan melangkahkan kakinya cepat berharap sampai ke perpustakaan dengan selamat!
Sebenarnya cowok tadi tidak melakukan hal aneh, hanya diam dan menatap salwa datar, bahkan saat Salwa menyadari tatapanya cowok itu sempat mengernyit bingung dengan sikap cewek ini.
Kenapa hanya di tatap membuatnya menciut dan terlihat sangat gugup.
Lucu sekali, batinya!
Salwa memang penakut sekaligus pemalu stadium akhir, dia pasti selalu mengaitkan apapun dengan hal yang berlebihan.
Sifatnya yang selalu serius membuatnya tidak mudah bercanda dengan siapapun, Salaa juga jarang tersenyum selain dengan sahabat dekatnya, VINA.
Itulah sebabnya dia tidak mengenal banyak teman di sekolah elit ini.
Dan sekarang, kejadian yang baru saja dia alami membuat hatinya tak tenang.
Salwa merasa pernah merasakan pandangan mengintimidasi itu, tapi dimana? dia bahkan juga tidak kenal dengan cowok tadi. Ia sebal sendiri dengan pikiranya
Sekeras apapun ia berfikir tetap saja dia tak menemukan jawabanya, ataukah memang lagi lagi hanya perasaan salwa saja yang terlalu berlebihan?
Entahlah, Salwa bingung...🤨
happy reading yorobunz🤩
Jum'at, 15 Januari 2021
My house📍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
🍆💜€k@ S@triy@/ S@triyo💜🍆
Udah Mampir Asyik
2021-04-02
0
Nida Asfia
lnjutt
2021-03-21
1
ᴅᴇͥᴅͣᴇͫ Rᴀ͢n//TUTUP AKUN
Semangatt thorr
2021-03-21
0