Mulan keluar dari ruangan itu dan berjalan terburu buru menuju pentri entah sudah berapa orang yang sudah di tubruk nya, dia tidak peduli.
Sesampainya di ruangan itu, dia menyandarkan tubuhnya ke dinding sejenak terlintas di benak nya "Mas... andai kami engga pergi ninggalin aku, aku kita bertiga pasti sudah bahagia dan aku... aku tidak harus menjadi pelarian seperti ini"!! tanpa sadar Eriya mendengar omongan Mulan tapi Eriya tidak mengerti karena Mulan menggunakan bahasa Indonesia.
Eriya merupakan karyawan bawahan sama seperti diri nya, Eriya mendekati Mulan dan berdiri di samping nya.
" Kau terlihat tidak baik hari ini nona"? Tanya nya sambil menyoroti kondisi Mulan yang terlihat tertekan.
Mulan menghapus air mata nya dan berupaya tegar di hadapan Eriya namun ketegaran itu runtuh setelah ia memeluk rekan sekerja nya itu.
"Nona... hidup itu keras, meski aku tidak tahu bahasa mu tapi aku yakin kau pasti sedang terpuruk" sambil menepuk nepuk punggung Mulan dengan lembut.
" Eriya... jika kau memiliki anak yang sedang kritis apakah kau akan berpikir untuk menolong nya"? tanya Mulan dengan suara bergetar.
Eriya melepas pelukan itu dan menatap wajah Mulan.
" Aku juga punya anak Mulan, tapi dia sudah meninggal 3 tahun yang lalu karena terlambat pertolongan, jadi selagi ada hal yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan kehidupan maka Terima lah kesempatan itu.. lupakan rasa malu, harga diri atau apapun itu yang penting nyawa mereka tertolong... apalagi dia adalah satu satu nya keluarga yang kita miliki" Eriya menerangkan mencoba memahami perasaan Mulan.
Mulan mengangguk.
"Ingatlah... kesempatan tidak datang dua kali nona... semoga kau cepat menemukan solusi dari masalah yang kau hadapi, Percayalah... Tuhan tidak tidur nona". kata kata Eriya yang begitu lembut mampu menjadi perenungan untuk Mulan.
Tepat jam 4 sore, Mulan dan Eriya pun berkemas untuk pulang.
Sesampai nya di apartemen milik nya dia mengundang Laura untuk menemani nya, tapi sayang Laura tidak bisa hadir karena jadwal dia besok sangat pagi sekali, jadi mereka berbincang lewat telepon, sampai Mulan tertidur sambil memeluk foto Gildan. Laura yang sudah tidak mendengar suara Mulan lagi lalu mematikan sambungan ponselnya.
Hari sabtu, Matahari menyinari negri itu dengan hangat cenderung berangin membuat ujung jari kaki Mulan kedinginan. Sehingga ia terbangun dan bersiap siap untuk berangkat kerja, ia tidak sempat ke rumah sakit karena sudah kelelahan semalam.
Di tempat kerja ia tidak bertemu atau pun melihat Bos nya. Bonita bilang bos nya sedang keluar kota untuk urusan saham.
"Apa mungkin tidak jadi ya"? gumam Mulan sambil membersihkan ruangan Barrant. Tiba tiba "pletak" suara benda jatuh. Yang tak lain adalah sebuah memori kecil, dia mengutip memori itu dan melihat nya, Ia merasa tak asing dengan simbol memori itu tapi tiba tiba Barrant masuk ke ruangan mengagetkan Mulan sampai Mulan tersentak dan memori itu terlempar dari tangan nya.
" Tuan Barrant... anda sudah kembali"? tanya nya gugup.
"Barrant menuju ke arah nya dan langsung duduk di singgasana nya, dia terlihat tidak baik karena Mulan memperhatikan ekspresi Bos nya yang masam sejak memasuki ruangan.
" Buatkan aku kopi panas"! perintah dari suara keras dan berat itu.
" Mulan langsung beranjak dan membuat kan permintaan Bos nya".
setelah 5 menit Mulan kembali dengan nampan berisikan kopi pesanan Barrant.
" Silahkan tuan" Mulan sedikit menunduk dan meletakkan kopi itu. Tak disangka tanpa aba aba Barrant langsung meneguk kopi panas itu sehingga membuat lidah nya serasa terbakar. Ia pun marah dan membanting gelas itu sampai terdengar dari luar ruangan. Namun para karyawan lain pura pura tidak tahu mereka sudah tahu bagaimana sikap Bos nya jika sedang marah.
Jika yang berbuat kesalahan hanya satu orang maka semua terkena imbas nya jadi mereka bersikap acuh.
"Praanggg"... Kau mau membunuhku ya, kau sudah membuat lidah ku terbakar dasar kau... " geramnya sambil mengangkat tangan nya hendak menampar wajah Mulan.
Tapi akai itu di tahan oleh Marky merupakan adik kandung dari Barrant, Marky menangkis tamparan itu sehingga dapat terelakkan.
"Apa maksudmu kak? Kau mau melampiaskan kemarahan pada gadis yang tidak berdosa ini"? ujar Marky turut menahan emosi mampu memudarkan kemarahan sangat kakak.
Setelah Barrant sedikit tenang lalu Marky memegang kedua pundak Mulan dan menanyakan " Apa kau baik baik saja nona"? di banjiri tatapan teduh membuat Mulan merasa terlindungi.
Barrant yang melihat perhatian Marky kepada Mulan mulai merasa tidak tenang.
"Aku baik baik saja tuan" ujar Mulan.
"Marky melepas pegangan nya dan menyuruh Mulan pergi, agar tidak menjadi pelampiasan lagi"!
Mulan pun membersihkan kaca kaca gelas yang berserakan, namun jari tengah nya terkena serpihan beling.
" Ssssth" Mulan meringis kecil dan dengan cepat darah menetes berceceran di lantai. Marky yang melihat ini hendak menunduk dan memegang tangan Mulan yang tersayat Dan diluar dugaan Barrant menepis Marky dan memegang tangan Mulan, ia menyuruh Marky untuk membawa kotak p3k.
Di samping itu Barrant memboyong tubuh Mulan untuk duduk di sofa. Setelah Marky membawa kotak p3k, Barrant langsung membalut kan perban ke jari Mulan yang terluka.
"Ini salah ku, aku akan mengobatinya" ujar Barrant sambil fokus memperban luka. Mulan hanya menurut sera heran dengan tingkah laku sang Bos yang tadi nya seperti harimau mengamuk tiba tiba selembut keong.
Setelah di perban Mulan melanjutkan pekerjaan nya dengan sangat berhati hati.
Kini tinggallah dua kakak beradik itu didalam ruangan.
"Kak Aran, apa pun masalahmu kau jangan melampiaskan nya ke sembarang orang, itu tadi hanya luka kecil bagaimana kalau kau tadi benar benar menamparnya, bukan hanya pipinya yang sakit tapi hati nya juga... dia wanita kak beda dengan kita". Ujar Marky menceramahi kakaknya.
" Apa kau sudah siap ceramah nya"? tanya Sang kakak.
Marky menepis perkataan kakak nya barusan dengan membuang nafas kasar.
" Sekarang katakan... apa yang membuat kakak jadi semarah ini"?
" Ada pihak yang sudah membocorkan saham kita, dan pasti itu orang dalam" ujar Aran menyeritkan dahi dengan pandangan fokus ke depan.
" Kalau begitu kita harus segera mengirim mata mata kak"! Marky memberi saran.
" Masalah nya tidak ada yang bisa di percaya mark"!! balas Aran
"Aku tahu kak, serahkan saja padaku"! pinta Marky, Marky adalah salah seorang yang bergelut di bidang IT pasti memudahkan nya untuk mencari informasi identitas dari pelaku.
" Apa kau yakin "? sorot Aran tajam.
Marky memberi kode dua jempol dengan percaya diri.
" Kalau begitu aku mau pulang, aku lelah dan otakku habis terkuras"! Aran beranjak dan mengambil sebuah map hijau untuk di bawa pulang.
Pukul 9 malam Aran sudah berada di sebuah hotel R-K kamar no 10, ia tak lupa dengan tawaran nya kepada Mulan tempo hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Gadis Desa
Apa Quilla datang ya
2021-02-10
0