"Rafto istirahatlah, Kamarmu masih sama seperti dulu." kata Martha.
"Baiklah Aunty," ucap Rafto sambil berlalu menuju kamarnya.
"Mah, kenapa si dia harus tinggal disini. Bukannya kata Mamah dia udah jadi bisnisman hebat, emang masih ga mampu beli rumah atau apartement gitu," kata Eva Menatap Mamahnya penuh dengan kekesalan.
"Rumah ini besar sayang. Jadi Mamah minta Rafto untuk tinggal sama kita, biar ga terlalu sepi."
"Kan ada Papah, pembantu, dan, satpam, jadi ga terlalu sepi Mah. Apalagi aku kesel liat muka dia."
"Jangan banyak protes kamu, Rafto bakal tinggal sama kita,"jawab Martha dengan tegas sambil berjalan ke kamarnya.
"Mamah nyebelin."teriak Eva.
Dibalkon dengan ditemani secangkir teh hangat, Martha melamun memikirkan Putri semata wayangnya.
"Aunty, belum tidur," tanya Rafto membuat Martha terkejut akan kedatangan tiba-tiba Rafto.
Hm, Martha menganggukan kepalanya. "kamu kenapa keluar dari kamar? tidurlah,"ucap Martha bangkit dari tempat duduk menuju kamarnya.
"Aunty memikirkan Om Reno kan?" membuat martha berhenti dan berbalik badan.
"Tidak, Aunty hanya memikirkan Eva."
"Kapan Aunty akan memberitahu Eva?"
"Tentang apa?" tanya Martha tegas.
"Perselingkuhan Om Reno." penuh penekanan di awal kalimat.
Martha tersentak. Matanya sayu mendengarkan nama Suaminya, hatinya sakit dan hancur. Hidup yang dijalani hanya untuk anak satu-satunya. "lebih baik Eva tidak tau tentang kebusukan Papahnya, Reno." kata Martha tegas.
"Tapi kenapa Aunty?" tanya Rafto.
"Aunty tidak ingin mengahancurkan hati Putriku, cukup hatiku saja. Aunty harap kau tidak memberitahu Eva, Aunty akan kembali beristirahat," jawab Martha dingin dengan sorot mata kesedihan dan kekecewaan.
"Om kau bodoh!. Meninggalkan 2 wanita yang sangat mencintaimu," gumam Rafto dengan marah.
Pagi menjelang siang, Eva tak kunjung bangun dari tidur nyenyaknya.
"bangunlah ini sudah siang apa kamu tidak mau makan," Mengoyangkan badan Eva dengan kasar.
Hoam, menguap lebar. Menggelengkan kepala mencari kesadaran."Iya Mah, Eva masih ngantuk," ucap Eva setengah sadar.
"Mamah mu sudah pergi ke butik Eva."
Kaya suara sikumuh. Eva mengucek-ngucek mata. Terkejut dengan apa yang diliatnya, si Rafto masuk kamarnya. Tatapan matanya melihat tubuh Eva yang dibalut baju tidur tipis tembus pandang dari atas sampai bawah.
"Yaaa, kau tidak sopan!" teriak Eva menarik selimut menutupi seluruh bandannya. Dasar meseum keluar dari kamarku, menendang tubuh Rafto dengan keras.
Aunty yang menyuruhku. lagi pula aku juga sudah liat semua tubuh mu, dari atas sampai bawah. Tidak ada bagusnya juga, dadamu sangat kecil.
"Apa kata mu!" teriak Eva.
"Berisik masih siang," balas Rafto dan pergi dari kamar dengan senyum devil. Tubuhnya sangat bagus, untung aku mampu menahan diri.
"Ya, cowo ga tau diri, kita belum selesai berdebat!" teriak nyaring Eva.
Selesai mempercantik diri dan makan. Eva bersantai diruang tv, liat drama korea Crash Landing On You dengan cemilan penuh ditangannya. Bagus deh dia pergi, Bad mood princess liat muka dia.
"Apa kamu betah hidup seperti itu."
"Anda bicara dengan saya," tunjuk Eva ke dirinya sendiri.
"Tidak, kehantu yang mati gara-gara terlalu lama pengangguran." balas Rafto.
"Ya pergi sana, Dasar penganggu."usir Eva.
"Tentu saja, disini terlalu berisik," ujar Rafto melangkah pergi menuju pertemuan.
Ish dia itu makin hari makin ngelunjak ya, perasaan dulu ga kaya gitu. Mungkin efek jadi ganteng dan jadi holang kaya baru jadi tingkat nyebelinnya makin parah. Ih ngapain juga mikirin dia, wah otak cantikku dah ga berfungsi. Mending pergi ke butik Mamah deh mau tanya tentang Papah, kenapa aku chat dan telepon ga ada balesan. Ditambah ga pulang-pulang kaya bang toib.
Jangan lupa komen, like, favouritekan, rate 5 dan vote point( sebanyaknya agar author semangat upnya)
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Li Na
next
2020-06-29
0
Dinda Jumanda
holang ganteng bilang kaya
2020-06-17
0
Penulis Amatir
suka...suka...suka...
2020-05-24
0