Asisten Rayyan yang berdiri di belakang sofa bertanya kepadaku.Saat aku selesai membaca.Dirga juga sudah melihat reaksi gerakku saat ini.Tubuhku sangatlah tenang jika dilihat diluar.Namun aku tidak setenang itu,kenyataanya nadiku semakin bergetar jantungku merasa meraton lebih lama.Yang aku kira.Dan kali ini aku seperti masuk dalam pemeran tokoh utama yang akan menjalani nikah kontrak.Mustahil bukan?
"Hahaha,gadis ini memang tenang menghadapinya.
Tapi apakah bisa membuktikanya agar ia melanyaniku hingga titik penghambisan darah?"
Batin Dirga merentangkan kedua tanganya di gangang sofa yang memang volumenya tidak terlalu besar jadi kedua tanganya merasa rileks dengan kaki menyilang dan seyuman baru harimaunya.
"Dasar para gadis.Jika dibanding dengan
pakaian kalian bagiku sama saja.Tukar lalu diganti!"batin Dirga dengan terseyum
kecut.
Setelah beberapa menit aku pura-pura melihat benda yang ada disekitar ruang tamu ini.Dan sebenarnya bukan melihat atau mengamati benda tersebut.Tapi aku sedang berfikir agar aku memutuskan masalah mendadak ini.Apalagi dengan Ibu yang jauh-jauh hari pernah menyampaikan pesan dan keinginanya kepadaku untuk menikah dengan pria yang suatu saat akan diberitahu namanya jika waktunya tepat.Kini waktu memang begitu cepat hingga Ibu memutuskan untuk terus terang tentang calon suamiku ini.
"Cepat.Kamu hanya menerima.Bu Ella juga memaksa kita.Apa kamu tidak ingat saat pesan ancamanya.Suka....,"Dirga yang masih melajutkan obrolan diputus Ara.
"Baiklah,demi kebahagian Ibu di dunia mau
pun diakhir hayatnya nanti.
Aku akan terima!"Ara terpaksa dan berfikir lagi.Karena jika ia menolak Ibunya akan bersedih berakibat stres dan Bu Ella bisa drop.
"Auh,jika bukan karena demi seorang Ibu.Mana mau menerima pria yang belum aku kenal.
Jangankan memakai masker diluar tempat,didalam rumah masih memakai masker.
Dari badanya tampak aku terpaksa menikahi Om-Om."
Batinku,memang si tubuhnya besar.Mungkin tidak berkekar.Ucapnya dalam hati,tanpa berfikir panjang kini ruang tamu yang begitu seperti ruang sidang.Dirga memutuskan setuju akan membalas dendam kepada putrinya.
"Ingat,kamu dirumah ini bebas.Hanya saja jika suamimu pulang.Kamu harus bertekuk luttut di hadapanku.Wanita rendahan!"
Saat disela obrolan hening,hati Ara semakin hancur.Karena tadi baru beberapa menit pria yang kini duduk diseberangnya.Menjadi mengesalkanya.Hatinya tidak tahu harus apa.Kenapa sikapnya berubah?Aneh.Ara semakin mengengam kencang, meremas-remaskan dress yang ia kenakan.
"Baiklah.Sepakat."kini diriku lah yang pura-pura berani di hadapan pria yang akan menjadi calon suamiku.
"Bagus.Ganti bajumu!Minta asisten Ray!"
Saat aku mengulurkan tangan Dirga tidak membalasnya.Ia pergi dari hadapanku,aku juga ikut berdiri.Ingin rasanya keluar dari rumah ini.
"Ray,antar dia ke kamar tamu.Bajunya biar dia yang ganti di sana!"Dirga berdiri dan membisikkan ke telinga Rayyan.
"Baik Tuan,mari Nona saya antar.Karena Tuan akan semakin lama menunggu anda."Rayyan mengajak Ara masuk kedalam lift.
Di dalam lift aku termenung,mengapa juga harus ganti baju.Padahalkan dress yang aku pakai bagus,ujarnya saat di dalam lift bersama asisten Rayyan.Rayyan mendengar karena telinganya begitu nyaring.
"Nona.Maaf jika saya lancang.Setelah menyetujui dan menanda tangani surat kontrak.Anda harus menganti baju untuk menyelenggarakan akad nikah dirumah sakit."
Asisten Rayyan memberikan solusi agar aku mengerti.Jika aku tidak mengerti dan tidak tahu kedepanya.Aku akan semakin egois dengan keadaan Ibu.Setelah pintu lift terbuka,Rayyan memberikan kode tanganya untuk masuk ke kamar tamu.Kamar tamu yang begitu berderetan seperti kamar hotel itu!Aku langsung masuk di dalam sudah ada orang yaitu wanita yang menyuruhku duduk di kursi riasan.
"Saya mau diapain Mbak?"
Ara yang terlihat cemas dengan kaca rias dan bedak mengingatkanya pada dandanan.Karena seumur hidup ia hanya memakai bedak bayi,dan untuk mewarnai bibir dengan madu alami.
"Mau dirias Mbak.Karena ini perintah Pak Dirga tidak dapat diambil gugat.Boleh saya merias wajah anda?"
Tanya tukang merias wajah didepan kaca Ara juga sembari duduk di depan kaca.
"Dulu,jika setiap ada acara kartinian.Aku sering dandan jadi jerawatan.Mengesalkan!"
"Auhhh....baiklah."Ara menganguk terpaksa walau takut wajahnya terkena jerawat.
"Saya takut jerawatan Mbak.Kulit saya sensitif dan ini baru pertama kalinya berdandan dengan bedak yang belum saya coba."
Ara yang tadinya melihat banyak riasan di depannya.Mengingat ketraumatisnya dengan bedak membuatnya ragu untuk berdandan lagi.Tukang rias suka kewalahan dengan tingkah orang yang satu ini.Untung calon nyonya sebentar lagi.Kalo bukan dirinya merias orang terkemuka.Mana mungkin ia akan selembut ini.
"Nona.Tenang saja,ini semua alat dan bedak berkualitas tinggi dan sudah terpilih oleh Pak Dirga.
Setiap kerja dia akan memakai bedak ini.Karena kulitnya juga sama sensitifnya dengan Nona."
"Haa,kerja.Sampai kapan Mas Dirga dandan.Masa sih cowok dandan gak percaya aku." batin Ara menghadap cermin.
"Yaudah.Saya percaya deh."Ara percaya yang penting jika terjadi apa-apa dengan wajahnya yang menanggung akibatnya juga Dirga.
"Baiklah Nona.Sekarang saya mulai."tukang rias mengambil kapas dan menuangkan secair minyak dam krim untuk membersihkan wajahku.
***
Kamar,
Sembari meminum koktail dengan campuran sirup rasa jeruk.Dengan santai dan duduk dengan kaki menyilang di sofa kamar Dirga.Mengapa aku ingin membalaskan dendamku denganya?Ujarnya sambil merokok.
"Mungkin Tuan.Pernah kesal,"asisten Rayyan duduk disamping Dirga karena Dirga menyuruhnya duduk.
"Hahaha.Aku juga baru kenal,mana mungkin aku bertahan.
Tapi jika memang itu kehendak dari Bu Ella.Aku tidak bisa menolak,"
Memang tidak bisa menolak karena selama ini Bu Ella selalu menolong Dirga saat susah hingga senang.
"Tergantung setiap orang.Jika Tuan Dirga ingin menikah.Boleh karena memang itu yang terbaik.Jika tidak menikah boleh juga."
Asisten Rayyan menyeringai licik karena binggung dengan Dirga yang selalu bercerita dan meminta solusi.
"Oh.Iya,biar saja dia sebagai pajanganku dikamar ini.Untuk berjaga kamarku.Aku juga jarang pulang.
Buat apa menikah tidak ada gunanya jika tidak dipakai gadis itu."
Batin Dirga selesai meminum koktail lalu membuka jaketnya,topinya dan masker karena kegerahan.Walau ada pendingin ruangannya di kamar jika masih memakai jaket.
"Siapkan jas!"Dirga tidak perlu basa-basi,asisten Ray mengambil setelan jas yang sudah ia siapkan tadi lalu menyerahkan ke Dirga.
Setelah selesai memakai jas,Dirga turun dari kamar diikuti asisten Rayyan ke ruang tamu menunggu Ara yang sedang berdandan di kamar tamu.Sambil menunggu Dirga memainkan laptop untuk revisi pekerjaanya yang terbengkalai dan meletakkan laptop dipangkuanya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Jungkook wife
Selalu hadir membawa like untuk karya Author. Salam dari "Istri yang Terabaikan" mari terus saling mendukung. Ditunggu selalu Feedback nya. Terimakasih.
2021-03-25
0
Kessya Herlina Ana Sua
Munculah kekesalalan.Mungkin dari sinilah aku begetar.Hahaha
2021-03-01
0
Fahrizal
ceritanya bagus thor
2021-01-24
2