Hujan yang begitu deras menguyur dan membasahi baju kaus Tiara.Walau masih begitu pagi.Bulan ini adalah musim hujan yang begitu deras.Dan gelap menyambarkan petir kemana arahnya pergi.Tiara meneduh agar tidak terkena sambaran petir di sebuah halte bus yang sepi tidak ada seorangpun.Mobil,motor,bus dan kendaraan lain tidak ada yang berlalu lalang satupun di halte ini.Tubuhnya bergetar sangat kencang,jantungnya seketika begitu berdebar dengan cepat.Seolah Tiara merasa hari ini maut mencabut nyawanya.Tiara menundukkan kepala dengan kedua tangan menyembunyikan di saku celana pendeknya.
Saat Tiara meraih kedua tanganya,seorang pria berjubah dan wajah bercahaya mendekat membawa tongkat seperti palu yang begitu panjang.Ara semakin takut karena orang itu mendekat dengan santainya kearahnya.Jantungnya,seketika seperti ingin berhenti.Tubuhnya, tidak dapat digerakkan secara normal.Dan Deg deg deg.
Apakah benar ini firasatku,nyawaku akan dicabut?
"Aaaa..tidak,"berteriak dan bangun dari tidurnya.Selama ini.Seperti tuan putri didalam dogeng karena memakan hanya sebuah buah apel.Namun berbeda dengan Tiara.Nafasnya teregah-engah saat tau dia ada ditengah brankar ditemani suster.
Aku dimana,kenapa ada di atas ranjang dan ada selang infus di tangan.Meraba,tanganya meraba seluruh tangan hingga hidung yang tertempel selang-selang kabel untuk pertama kalinya.Dahulu saat menjadi suster cukup dia hanya melihat orang-orang yang sakit saat setelah dioperasi.Dan dia merawatnya,namun ini jauh berbeda.Malah dia menjadi pasien sekarang.Berbaring tak ada tenaga.Seolah nyawanya sebagai siput sebalas dua belas terbangkitkan.Karena tak bertenaga.Hanya bisa menunggu kapan dia sampai ketahap perumpamaanya.
" Anda kritis saat mendonorkan banyak darah untuk Ibu Anda,"suster berkata disampingnya, yang memasangkan lagi selang di hidungnya, yang terlepas saat Tiara bangun.
"Kapan... donorkan darah?Suster saya mau tanya.Berapa lama saya kritis disini?"gumam kecil.Lalu intonasi berrubah.
Tiara bertanya dan melihat suster disampingnya, yang sedang mengengam suntikan.Dan disutikan di kantong infusnya.Walau bukan teman sepangkat kerjanya dikantornya.Namun sesama suster tentu akan terbuka terkait masalah yang dialami pasien.Sekarang dia bukan suster lagi.Dan juga bukan mantan suster hanya sebagai diri sendiri menukar menjadi pasien.Tiara jadilah
pasien dulu.Dan pura-pura bodohlah didepanya.
Apa aku lupa?Tentu aku lupa bahkan dilahirkan sebagai wanita bodoh.Ihh dasar bodoh.Makanya lupa.Menyalahkan diri walau waktu masih terlihat membuka lebar-lebar.Karena otaknya belum berjalan secara baik.Karena itulah dia kritis.Belum punya tenaga untuk diisi.
"Sebulan ini Mbak."Suster itu mengambilkan Tiara obat di nakas disamping brankar.
Lamanya.Bahkan aku frustasi sendiri.Bagaimana dengan Ibu ya?Sejauh ini tidak ada satupun yang membangkitkan semangat hidupku secara berkobar.Meremas rambutnya,hingga acak-acakan.Hanya kesal melihat kekosongan atap rumah sakit merasa putus asa.Bahkan dia tidak bisa membangkitkan lagi semangatnya.Demi seorang Ibu yang sakit.Bahkan dia dipecat.Ya, karena masalah merawat Ibunya selama ini.Namun dibalik itu dia lebih memetingkan keadaan Ibunya daripada harus bekerja.Namun sebagian orang pasti bisa bekerja sampingan.Dimalam hari dishift malam.Berbeda dengan Ara harus menjaga Ibunya 24 jam.
"Saya boleh lihat Ibu saya sus?"menerka semoga yang dia inginkan terjamin dengan damai.Jika tidak dia akan nekat turun begitu kata hati kecilnya.
Tiara langsung nekat bangun dan duduk membuka selimutnya, dan bangun dari brankar.Karena mendapati sebuah jawaban yang tidak mengenakan hatinya.Bergejolak rasa hati tersayat secara serpihan.Makanya nekat turun.
"Jangan dulu Mbak.Tubuh Mbak masih lemah."tegas.Tau toh rasanya kalo menemukan
pasien yang keras kepala seperti Tiara ini.Wataknya tentu mudah ditebak suster.
Suster itu menangkap Tiara karena Tiara terjatuh saat berdiri.Karena sangat susah menopang rangka tubuhnya.Ia namanya belum makan makanya tak bertenaga selama sebulan.
"Sus,bawa saya ke Ibu saya.Dan dimana Ibu saya sus?"Tiara memberontak dan tidak menyerah untuk berdiri.Karena rasa ingin tau masih membara dihati kecilnya.
Suara pintu berbunyi,Tiara hanya bisa melihat sepatu kasual berwarna putih menghadapnya, dan Tiara yang kini terduduk lemas dan menunduk di lantai rumah sakit.Hanya bisa menunduk melihat benda itu.
"Rayyan bawakan kursi roda untuknya!"dengan tangan didalam kedua kantung celana.Tenang membuat ruangan ini serasa dingin.
Suara yang berat dan serak membuat Tiara penasaran dan menegadahkan kepalanya,ke atas melihat orang itu.
"Biar saya bantu Nona!"asisten Rayyan berjongkok tapi dicegah oleh pria yang saat ini di depan Tiara yang berdiri dengan postur tubuh tinginya.
"Tidak usah.Urus biaya rumah sakit!"pria itu memberi kode yang sepertinya sudah dipelajari banyak dan bahkan dimengerti asistenya.
"Baik Tuan,saya permisi."
Asisten Rayyan menundukkan kepala dan meninggalkan kamar.
"Ibumu baik-baik saja.Kamu tidak usah khawatir!"pria itu berjongkok,mengangkat tubuh Tiara tanpa disuruh,dan meletakkannya, di atas brankar tempatnya tidur tadi.
"Siapa Tuan ini?kenapa Tuan tahu Ibu saya?"suaranya, begitu lirih karena tenaganya, merasa sangat lemas.
"Ceritanya panjang.Istirahatlah dulu,nanti jika kau sudah agak pulihan.Aku akan ceritakan,"dingin memandang atap rumah sakit.
Pria itu mengambil kursi duduk dan meletakkanya disamping tempat tidur Tiara lalu duduk di kursi itu.
"Siapa nama Tuan?"
Tiara memandang pria itu yang bertopi hitam dan bermasker hitam tampak gayanya yang kasual serba hitam kecuali sepatunya yang dia lihat berwarna putih.
Dirga diam tanpa menjawab malas membuang waktu dan tenaganya untuk bicara, karena enggan.
Sepertinya wataknya sangat keras,cuek.Aku harus hati-hati dalam berucap.Namun dia
mengapa pakai masker segala sih.Manusia aneh.Kan disini bersih gak ada juga orang sakitkan?Iya sih memang banyak yang sakit disini.Buktinya namanya rumah sakit.Menengangkan jika tau orang asing ini datang dari mimpi tadi lalu dengan nyatanya dia sekarang ada disamping.Iih.Ngeri.
"Istirahatlah.Jika tidak beristirahat dalam waktu 1 menit aku tidak akan menemukanmu ke Ibumu.Mengerti!"dingin,walau merasa belum
sempurna mengenal Tiara.
Galak banget.Memangnya siapa dia bisa mengatur dan mengancamku begitu.Kesal sendiri,hingga menendang-nendang papan dibawah kaki diatas brangkar.Saat Dirga sudah pergi.Karena merasa seperti dia mengenal Tiara lebih lama.
Sok kenal.Menendang lagi hingga pria itu berhenti melangkah karena gebrakan brankar mengelma ditelinganya.
" Hei!!"marah karena tau pasti dia penyebabnya.
" Iya.Iya Tuan."terbata hanya pasrah.Lalu membetangkan selimut tebal hingga dikepalanya.Namun masih bisa bernafas tersegal-segal diselimut dalamnya.Matanya masih belum terpejam tuh.Namun lama-lama bisa tertidur juga ternyata.
Dirga keluar setelah itu asistenya membawakan kursi roda.Dirga malas juga walau sudah bertemu dengan anak gadis Bu Ella sudah selebihnya menjalankan pesan tersendiri.
" Tuan.Bagaimana?Apakah Anda yakin menikahi Nona Tiara?"tanya.Karena merasa nyaman melihat Tuanya seyum-seyum licik baru detik tadi.
" Hem.Sepertinya aku tertarik!Namun tidak semenarik begitu.Melihat bibir kusamnya yang
pucat tadi sudah muak aku liatnya!"meremehkan tau toh apa yang dia gunakan sebelum hari pernikahan nanti.Walau belum tentu dia bisa beradaptasi sesuai spekulasi harianya bersama wanita.
" Baik,Tuan.Jika Anda mau,Anda masih bisa membatalkan perjodohan ini!"menemukan jawaban agar keputusan Dirga sesuai yang diinginkanya.
" Aku menikah karena sebuah alasan tersediri.Bukan untuk dicintai.Itulah arti pernikahan."mengarang sendiri sebuah eksekusi cerita yang dia karang diotak kecilnya.Sebagai horman kebencian dikemudian hari.Menjadikanya sebagai Tiara pelayan yang ditakdirkan menjaganya juga.Karena tugas seorang istri adalah melayani suami.Itulah nazar yang diberikan Dirga untuk Tiara nanti.
Tuan-tuan.Bagaimana sih tema cerita Anda.Kebalikan kali,pernikahan itu adalah sebuah emisi yang hanya dilakukan satu kali dari seumur hidup Tuan.Itu baru benar.Merasa dirinya benar.Rayyan membukukan kepala lalu mendorong kursi roda.Masuk kedalam kamar Tiara yang sedang menyantap makananya.Setelah bangun dari tidurnya barusan.
BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
sasip
Kalimat²nya kog aga membingungkan ya thor? 🤔
Mohon maaf kalau sy salah, tapi terus terang sy aga bingung mengimajinasikan reka adegannya di episode ini, terutama yg bagian akhir.. 🙏🏻
2021-03-27
1
Jungkook wife
Selalu hadir membawa like untuk karya Author. Salam dari "Istri yang Terabaikan" mari terus saling mendukung. Ditunggu selalu Feedback nya. Terimakasih.
2021-03-25
0
Apudi Zahra
nyimak semoga aku suka 🤭💪💪😍👍
2021-03-21
0