"Ya ampun Nar, cepetan dong mandinya, kita udah lambat nih, mana Tari juga belum mandi," Chery berteriak-teriak sejak tadi didepan kamar mandi, dirumah bu Minah hanya ada satu kamar mandi, mereka bergantian memakainya, jika mereka lambat bangun maka siap-siap terima nasib mandi belakangan dan tentu saja akan datang terlambat ke kantor desa. Tari and the gank sebenarnya tidak terlambat bangun tapi pagi itu mereka menyempatkan berolahraga pagi dengan berjalan-jalan mengelilingi desa yang masih sangat sejuk dengan udara pagi harinya. Alhasil mereka pun keduluan mandi oleh teman-temannya yang hanya tinggal dirumah.
Setelah Nara dan Chery siap dengan pakaian jas rompi khas anak KKN, mereka berduapun sarapan dimeja makan yang sudah disiapkan bu Minah, bu Minah memang sudah melarang mahasiswa-mahasiswa dirumahnya untuk memasak, sebagai gantinya ia bersedia memasak untuk mereka selama berada disana. Saat Nara dan Chery selesai sarapan, Tari baru saja keluar dari kamar mandi.
"Tar, kita duluan yah, takutnya pak Dani ngomel-ngomel parah kalau tim kita banyak yang lambat datang, entar kita izinin lu deh" kata Chery yang terlihat terburu-buru.
"Yah udah deh, eh Galen mana?, kog aku gak liat dari tadi," Tari bertanya balik.
"Ya elah Tar, lu kayak gak tau aja manusia kutub itu, dia dari tadi udah pergi kekantor desa," jawab Nara.
"Maaf yah Tar, kita berangkat duluan," sahut Nara lagi lalu buru-buru pergi bersama Chery.
Tari pun masuk kedalam kamar untuk bersiap-siap. Tidak berselang lama ia sudah keluar kamar dengan memakai rok dibawah lutut dan baju berkerah lengan pendek, tidak lupa ia mengenakan rompi pembagian dari kampusnya.
"Nak Tari sarapan dulu," ucap bu Minah saat berpapasan dengan Tari didepan kamar.
"Aku udah lambat bu," balas Tari.
"Entar berangkatnya digonceng ama Dimas saja nak, dia juga mau kekantor desa kog," kata bu Minah lagi.
"Ooo iya kalau gitu bu," jawab Tari malu-malu. Ia lalu berjalan kemeja makan mengikuti bu Minah, disana dilihatnya Dimas sedang sarapan juga. Ia duduk dikursi yang berhadapan dengan kursi Dimas.
"Dim, nak Tari mau ikut sama kamu kekantor desa nak, teman-temannya udah pergi duluan," kata bu Minah pada Dimas.
"Iya bu," jawab Dimas singkat, ia terlihat sangat patuh pada ibunya membuat Tari semakin mengaguminya.
Setelah sarapan mereka berduapun berangkat kekantor desa dengan bergoncengan motor, karena Tari tidak biasa naik motor ia merasa takut kalau tidak berpegangan, perlahan ia pun melingkarkan tangannya pada perut Dimas, Dimas melihat sekilas kearah perutnya tapi kemudian ia kembali melajukan motornya membiarkan tangan Tari tetap melekat disana.
Semua orang membulatkan matanya saat motor Dimas memasuki halaman kantor desa termasuk Galen, Nara, dan Chery. Muka Tari terlihat memerah karena menjadi pusat perhatian disana sementara Dimas tetap menunjukkan wajah tenangnya, ia seolah sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, karakternya berbeda sekali dengan karakter orang desa.
"Gila lu Tar, cepet juga aksinya," sahut Chery saat Tari sudah berada didekatnya.
"Apaan sih lu Cher, tadi tuh bu Minah yang nyuruh aku ikut sama Dimas daripada lambat," balas Chery melototkan matanya kearah Chery.
"Gak papa juga kali Tar, Dimas cocok ama lu, dia ganteng banget tau gak," ucap Nara yang memang sejak awal kagum pada Dimas.
"Kalau yang ganteng-ganteng aja lu bilang cocok ama Tari, lah gua?" Chery merajuk pada Nara.
"Kalau lu cocoknya sama Kunti," balas Nara yang membuat Tari tertawa lebar.
"Karena kalian sudah kumpul semua, kita mulai saja acara pembukaan ini," suara pak Dani terdengar sangat nyaring lewat mikerofon, membuat Tari and the gank seketika diam.
Seluruh mahasiswa pun mengambil tempat masing-masing dan mengikuti acara pembukaan dengan seksama, acara itu dibuka oleh sambutan kepala kecamatan dan kepala desa kemudian dilanjutkan dengan pemaparan kegiatan oleh dosen pembimbing yang akan dilakukan oleh seluruh mahasiswa selama berada disana, dan ditutup dengan makan siang bersama yang sudah disiapkan oleh staf desa.
Mereka makan beramai-ramai dikantor desa, Tari terlihat duduk disamping Nara dan Chery, mereka memang tidak bisa dipisahkan bahkan saat makan.
"Nih air minum," Galen tiba-tiba berada disamping mereka dan menyodorkan air minum kearah Tari.
"Tari aja nih yang dikasi air minum,"ucap Chery sinis, Nara diam saja melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Air disana udah habis jadi aku cuma bawa satu," sahut Galen membela diri.
"Makasih Gal, omongan Chery gak usah dimasukin hati," ucap Tari.
"Iya gak papa kog, aku kesana dulu yah," kata Dimas lalu pergi dari kelompok Tari.
Tanpa Tari sadari ada sepasang mata disudut kantor tersebut yang memperhatikan interaksinya dengan Galen, dan ia adalah Dimas, yah Dimas merasa tertarik pada Tari sejak pertama kali melihatnya tapi ia belum berani mengatakannya karena mereka baru saja kenal semalam. Tari memang punya daya tarik yang cukup besar, ia tidak hanya cantik tapi juga pintar, baik, dan sangat sopan, innerbeautynya benar-benar keluar, tidak ada laki-laki normal yang tidak menyukainya.
Setelah acara selesai, semua mahasiswa pun disuruh kembali keposko masing-masing, mereka baru akan memulai kegiatan besok pagi. Karena desanya sangat terpencil dan jauh dari kota disana tidak ada ojek ataupun kendaraan umum yang datang tiap hari jadi untuk pergi dan pulang dari kantor desa mereka harus rela berjalan kaki, meskipun jaraknya tidak terlalu jauh tapi bagi Tari and the gank yang sudah biasa naik kendaraan ber AC dikota S merasa ini sangat melelahkan, untungnya sepanjang jalan Chery terus saja ngoceh jadi mereka bisa lebih santai.
"Kamu gak papa jalan?" tanya Dimas yang tiba-tiba menghentikan motornya disamping ketiga sahabat itu.
"Ehem...ehem...enak yah jadi Tari banyak yang merhatiin," Chery lagi-lagi berkata sinis.
"Apaan sih lu Cher, sinis mulu dari tadi," kata Nara terlihay sebel pada Chery, Tari lagi-lagi hanya tersenyum tipis.
"Iya mas Dim, gak papa kog, jalan rame-rame juga," jawab Tari yang dibalas anggukan kecil dari Dimas.
"Kalau gitu aku duluan yah semuanya, duluan yah Cher," Dimas tersenyum jahil pada Chery.
"Sumpah demi apapun, dia ganteng banget guyz, senyumnya itu loh merobek-robek jiwaku," Chery membulatkan kedua mata dan mulutnya, tangannya menopang dagunya.
"Ternyata dia gak sedingin Galen yah, ia cukup hangat Tar, semalam aja dia kalem karena belum kenal kita," ucap Nara yang ikut-ikut membulatkan mulutnya.
"Emang sekarang kalian udah kenalan sama dia?" tanya Tari melihat kedua temannya seolah terbius dengan pesona Dimas.
"Iya dong Tar, lu aja yang ketinggalan, kita tadi pagi udah kenalan sama mas Dimas, emang lu fikir dia tau nama gua dari mana," Chery menjulurkan lidahnya kearah Tari yang hanya bisa menepuk jidatnya.
"Aku benar-benar ngalah deh sama kalian, apalagi lu Cher, gak bisa liat cowok bening dikit diajak kenalan, gua pastiin lu duluan kan yang nyamperin mas Dimas," ucap Tari lagi yang hanya dibalas oleh cekikikan sahabat-sahabatnya tersebut.
🤩😍Jangan lupa LIKE, VOTE, dan KOMENT yah, kalau ada yang mau ngasi saran monggo😘
***Cinta itu hadir tidak perlu menghitung waktu karena dalam sedetik saja ia bisa tumbuh tanpa kita sadari, yang awalnya hanya sebuah kekaguman tapi kemudian menjadi alasan kita sulit memejamkan mata🤭🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
alvalest
biasa emang cewek cantik bnyak yg naksir...
2021-08-12
2
Mryn
masih nyimak thor
2021-08-12
2
Ratna Utami
menarik cerita nya
2021-08-05
2