Setelah kurang lebih 20 menit Arka menungguku menyelesaikan pekerjaan,akhirnya kami berjalan bersama keluar kantor untuk makan siang. Kami mencari tempat makan yag tidak jauh dari kantor. Setelah memesan makanan kami pun duduk di meja no 12. Sambil menunggu pesanan datang,kami pun membicarakan masalah pekerjaan. Proyek yang sedang kami tangani lumayan besar juga sehingga membutuhkan koordinasi yang intens agar tidak terjadi kesalahan dalam hal teknis maupun manajemen.
Selama kami makan siang sambil membahas pekerjaan,aku merasakan ada sesuatu yag beda dari Arka. Aku merasakan tatapan yang berbeda dari matanya yang tajam. Tidak..aku tidak boleh berpikir terlalu jauh. Aku tidak boleh terlena dengan semua sikap Arka terhadapku. Tidak bisa dipungkiri,Arka memang sosok lelaki idaman. Postur tubuhnya yang tinggi (karena dia mantan atlit basket di kampusnya dulu). Kulitnya yang putih bersih,ditambah tatapan matanya yag tajam,membuat siapapun yang dekat denganya pasti merasa nyaman.
Kami kembali ke kantor setelah sekitar 1 jam menghabiskan waktu istirahat. Kembali ke rutinitas masing masing. Akupun melupakan sejenak segala keanehan dalam sikap dan tatapan mata Arka.
Tanpa terasa jam menunjukan pukul 4 sore,saatnya pulang kantor. Tapi lagi-lagi,aku harus menyelesaikan pekerjaanku yang belum selesai. Aku memutuskn untuk lembur. Lagipula tidak ada yang menungguku pulang. Keluargaku memang berada satu kota denganku tapi aku memutuskan untuk kos karena aku ingin tenang dalam kesendirian tanpa ada pertanyaan dari orang tua maupun saudaraku tentang rumah tanggaku. Aku hanya ingin menenangkn diri..entah sampai kapan. Nyatanya 3 tahun aku bergulat dengan permasalahan ini. Tanpa kejelasan,tanpa ketegasan,dan tanpa keberanian untuk mengambil keputusan.
Terlalu sulit bagiku untuk memutuskan apa yang harus aku lakukan. Sejak usaha suamiku bangkrut,dia pergi tanpa meninggalkan pesan apapun untukku. Sementara aku disini hanya bisa berharap dan menunggu tanpa ada kepastian. Aku hanya bisa diam dan menutup rapat rapat masalah pribadiku. Tak seorangpun tahu. Bahkan aku berusaha menutupi omongan dan pertanyaan dari tetangga,yang akhirnya memutuskan aku untuk keluar dari rumah.
"Teng..teng..teng..teng..teng..". Lima kali jam berdenting menandakan sudah 1 jam aku berkutat dengan pekerjaanku. Kuberesi kertas kertas di atas mejaku. Kutumpuk di tepi meja dengan rapi. Aku masukkan alat alat tulisku ke dalam laci. Lalu kumatikan komputerku. Kukemasi barang barang pribadiku,ponsl,charger,headset,dll. Selesai sudah. Saatnya pulang.
Setelah absen aku berjalan keluar kantor menuju parkiran. Ternyata disana aku melihat sosok yang sudah tidak asing lagi bagiku. Sosok tinggi dan tegap berada tidak jauh di depanku. Aneh..aku merasakan ada getaran getaran di dadaku. Baru pertama selama 4 tahun aku bekerja di sini,aku merasakan perasaan seperti ini dengan rekan kerjaku. Halo Delia..apa apaan kamu? Aku mengutuk dalam hati perasaanku sendiri. Huff. Buang jauh jauh.
"Hai..udah kelar kerjaanmu?" Sosok di depanku menyapa dengan ramah. "Udah...tapi belum semua. Aku lanjutin besok lagi ah..cape" jawabku sambil menyiapkan kunci motor. "Kamu buru buru pulang gak? Makan yuuk..?" Kembali Arka mengajakku bicara. "Gak juga si..memang kita mau makan dimana?" aku menjawab ajakan Arka,sementara debaran dalam dadaku semakin bergemuruh. "Ayo ikut aku..kita kesana bareng". Aku terdiam sejenak. Akhirnya aku memutuskan untuk naik motor sendiri. Aku berpikir lebih baik aku naik motor sendiri saja. Akhirnya kami pun menuju ke cafe yang sudah disepakati. Arka meluncur dengan mobil sedan nya,sementara aku di depan mobilnya dengan mengendarai beat putihku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments