Ken membaringkan tubuhnya di atas ranjang, sekali lagi dia mencoba mengingat-ingat kejadian semalam.
"Kenapa aku tidak bisa mengingat kejadian semalam? Bagaimana aku bisa berada di kamar hotel itu? Kalau dia yang melakukan jebakan ini, pasti teman-temanku akan tahu." Ken berusaha memikirkan jawaban dari pertanyaannya sendiri.
"Aku harus cari tahu! Anhar ... iya, dia pasti tahu sesuatu." Ken meraih ponselnya dan segera menghubungi Anhar.
"Hallo ... ada apa? Aku mengantuk sekali." Anhar.
"Jelaskan kepadaku apa yang terjadi semalam di pesta? Bagaimana mungkin aku bisa tak sadar dan berada di hotel bersama dia?" Pertanyaan Ken keluar tanpa basa basi.
"Kau benar-benar tidak ingat ya? Kan dia yang memapah dan membawamu ke kamar hotel, aku pikir kalian bersenang-senang." Anhar.
"Apaaa ...? Jadi dia yang membawaku ke kamar hotel? Aku sungguh tidak ingat! Lalu kenapa kalian membiarkannya melakukan itu?" Tanya Ken lagi. Sepertinya Anhar salah paham, dia berpikir Ken sedang membicarakan Jessica.
"Bagaimana kami bisa melarangnya? Kau mabuk berat, akan sangat merepotkan jika kau tetap di club itu. Jadi kami membiarkan dia membawamu ke kamar hotel. Pasti terjadi sesuatu tadi malamkan?" Anhar.
"Tidak terjadi apa-apa!"
"Masa sih? Aku tidak percaya. Sedangkan kau saja tidak ingat bagaimana bisa berada sekamar dengannya, mungkin saja kau juga tidak ingat telah melakukan sesuatu." Anhar.
Ken terdiam sejenak, dia mencoba kembali mengingat apa yang terjadi semalam.
"Terserahlah, aku tak perduli apapun yang terjadi semalam! Yang pasti karena kejadian ini, aku terpaksa harus menikahinya." Ken memijit kepalanya yang mulai berdenyut memikirkan semua ini.
"Menikah ...? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?" Anhar.
"Entahlah, aku yakin dia pasti menjebak ku untuk mendapatkan uang! Dan pasti dia juga yang menyebar foto-foto itu! Aku akan membuat dia menyesal melakukan ini." Ken menggeram.
"Apaaa ...? Foto apa ...?" Anhar.
"Jadi kau belum melihatnya? Foto-foto kami saat di kamar hotel tersebar di sosial media bahkan telah dilihat oleh Papaku." Ken merasa frustasi sendiri.
"Ya, Tuhan ... kenapa jadi seperti ini? Dari tadi malam aku belum ada melihat sosial media. Tapi aku rasa dia tidak mungkin melakukan ini demi uang." Anhar.
"Apanya yang tidak mungkin, zaman sekarang semua dihalalkan demi mendapatkan uang dan hidup enak." Ken membantah ucapan Anhar.
Anhar semakin bingung, tapi dia tak berani membantah sahabatnya yang keras kepala itu dan kesalahpahaman mereka pun masih berlanjut.
"Aku akan lihat fotonya, aku tutup dulu!" Anhar.
Anhar pun mengakhiri pembicaraannya dengan Ken. Dia benar-benar penasaran dengan foto-foto yang dimaksud sahabatnya itu.
***
Beberapa menit kemudian, Ken menghubungi Anhar kembali, tapi nomor bocah usil itu sibuk. Berulang kali Ken mencoba menghubunginya, tapi tetap saja tak bisa.
"Cckk ... dia sedang menghubungi siapa sih?" Ken berdecak kesal.
Akhirnya Ken memutuskan untuk mengirim pesan kepada Anhar.
"Sudah kau lihat?" Ken.
Tapi tak ada balasan dari Anhar. Sepuluh menit kemudian, Bocah itu baru membalas pesan Ken.
"Sudah." Anhar.
"Siapa namanya? Aku lupa!" Ken.
"Keyra, tapi aku lupa nama panjangnya." Anhar.
Entah apa yang membuat bocah itu akhirnya menutupi kebenaran tentang Jessica dan memilih seolah membenarkan bahwa Keyra lah yang melakukan apa yang dilakukan Jessica malam itu. Walaupun dia sendiri bingung bagaimana Ken dan Keyra bisa berada satu kamar dan tidur seranjang?
"Dimana alamatnya?" Ken.
"Aku tidak tahu, nanti aku coba tanya teman-teman yang lain." Anhar.
"Iya tolong segera cari tahu dan kabari aku secepatnya!" Ken.
"Ok ... siap, Bro!" Anhar.
Keyra memang tidak populer, jadi wajar saja jika mereka yang dari kaum sosialita tak memperdulikan si rakyat jelata itu. Bahkan si sombong Ken tak mengingat namanya, keterlaluan sekali bukan?
Tapi memang begitulah kenyataannya, satu-satu yang perduli dengan gadis itu hanyalah Rendy, jadi wajar jika keduanya terlihat akrab.
Lima belas menit kemudian, Anhar mengirimkan sebuah alamat yang dia dapat dari salah seorang teman sekelas mereka yang kebetulan anak kepala sekolah.
"Jalan XX no. 3." Anhar.
Ken tak membalas pesan itu, dia memilih untuk membiarkan ponselnya tergeletak begitu saja lalu memejamkan mata melanjutkan tidurnya yang tertunda di hotel tadi.
***
Keyra berjalan pulang ke rumahnya dengan langkah yang lemah, dia masih memikirkan kejadian di hotel tadi.
"Bagaimana bisa aku tidur seranjang dengan bocah sombong itu? Ini benar-benar tidak masuk akal! Aku hanya ingat kepalaku pusing saat di club tapi aku tidak ingat apa-apa lagi setelah itu. Apa jangan-jangan dia sudah melecehkan ku? Aaaahh ... aku sungguh menyesal datang ke acara itu!" Keyra mengoceh sendiri dengan frustasi.
Tiba-tiba ponsel gadis itu berdering, buru-buru dia merogoh ponselnya di dalam tas. Ada panggilan masuk dari Rendy dan Keyra segera menjawabnya.
"Hallo, Ren ... ada apa?" Keyra bertanya dengan penasaran, karena jarang sekali bocah yang satu ini menghubunginya apalagi masih pagi begini.
"Key, kau sudah melihat foto-foto yang beredar di sosial media?" Rendy.
"Foto-foto apa? Aku belum melihatnya." Jawab Keyra bingung.
"Foto-foto kau dan Ken sedang tidur seranjang di kamar hotel beredar." Rendy.
"Apaaaa ...? Bagaimana bisa? Siapa yang menyebarnya foto-foto itu?" Keyra yang terkejut setengah mati langsung memberondong Rendy dengan pertanyaan.
"Entahlah, aku juga tidak tahu dari mana foto-foto itu dan siapa yang menyebarnya. Akun si pengirim ditutup dan sepertinya itu akun baru yang sengaja dibuat." Rendy.
"Bukankah terakhir kali aku bersamamu tadi malam, lalu bagaimana aku bisa sekamar dengan Ken?" Keyra semakin kebingungan.
"Iya, tadi malam aku memang mengantarmu ke kamar hotel karena kau mabuk dan tak sadar, kau tidak mungkin pulang dalam keadaan seperti itu. Setelah itu aku meninggalkanmu disana dan kembali ke pesta, tapi aku bingung, bagaimana bisa Ken ada di kamar itu juga?" Rendy.
"Bagaimana bisa aku mabuk, aku tidak meminum minuman keras. Aku benar-benar bingung, Ren. Kenapa jadi begini sih?"
"Minuman yang diberikan Anhar adalah Coca cola yang sudah dicampur dengan Vodka, karena itu kau mabuk. Tapi kau tenang dulu, aku akan mencari tahu. Aku akan cek CCTV club dan hotel itu, kita akan tahu apa yang terjadi sebenarnya." Rendy.
"Ya ... ampun! Anhar benar-benar keterlaluan! Baiklah. Aku mohon tolong aku ya Ren? Aku benar-benar takut kejadian ini menjadi masalah besar." Keyra memohon.
"Iya, aku akan menolongmu. Sudah dulu, aku akan ke club dan hotel itu." Rendy.
"Terima kasih ya Ren."
"Sama-sama." Rendy.
Setelah mengakhiri pembicaraannya dengan Rendy, perasaan Keyra semakin tak karuan, buru-buru dia membuka sosial media untuk melihat foto yang dikatakan Rendy tadi.
"Ya, Tuhan." Keyra terperangah saat melihat fotonya bersama Ken yang tidur seranjang dengan posisi Ken memeluknya. Dia sampai menutup mulutnya yang terbuka.
***
Like nya jangan lupa ya sayang akuh ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
♡o。.(✿ฺ。✿ฺ) [ ] ♡o
jessica neh keknya
2021-03-24
1
Nia Bae
siapa kira kira yang fotoin anhar atau jesica
2021-01-21
1
Imma Zhe
seruuuuuuu 😁
2021-01-15
1