Seperti biasa, papa mengantar Lintang dulu ke sekolah, kemudian mengantar Calista dan terakhir ke butik mama untuk membantu khusus di pemesanan online. Papa memang mengembangkan bisnis butik mama secara online untuk kalangan terbatas. Desain-desain mama sangat disukai oleh wanita-wanita sosialita.
Mama yang sejak menikahi seorang CEO, memahami selera mereka dalam berbusana. Mereka yang memakai satu pakaian tidak lebih dari dua kali pakai, tentunya menguntungkan bisnis mama.
Calista disambut Reyka, sahabatnya sejak sekolah dasar, saat turun dari mobil.
"Om," sapa Reyka dengan mengangguk pada papa Calista. Papa mengembangkan senyum membalasnya. Lalu melambaikan tangan pamit.
"Cal, dicari tuh sama Alan. Uring-uringan nanyain kamu terus, " sungut Reyka. Calista mencomot bibir Reyka yang dimanyunkan.
"Ih, jelek amat itu bibir kalo manyun!" goda Calista. Reyka menepiskan jari jahil Calista dengan tertawa.
"Kamu tuh, ya! kalau ga suka, bilang dengan tegas. Jangan buat anak orang kelimpungan!"
"Aku sudah dengan jelas-jelas menolaknya. Alan saja yang ga ngerti-ngerti!" tukas Calista kesal.
"Lagian kenapa sih, kamu tolak Alan? Kurang apa coba? Alan tuh ganteng, sopan, lembut, pinter... 99% perfecto, deh." Calista tersenyum misterius. Mata Reyka mendelik kesal melihatnya,
"Senyum-senyum ga jelas sih, nih anak!"
"Kalau memang segitu sempurnanya, kenapa ga kamu aja yang pacaran sama Alan?"
Mendengar itu, Reyka memukul lengan sahabatnya dengan gemas.
"Sekali lagi ngomong ga mutu kaya gitu, ga bakalan mau makan bareng di kantin lagi sama kamu!" ancam Reyka. Calista merangkul sahabatnya dan berhenti menggodanya.
Daripada kehilangan teman makan di kantin, cengo kan... makan sendirian, batin Calista.
...****************...
Reyka menyikut lengan Calista, saat melihat Alan memasuki kelas dan menghampiri mereka. Calista tak bergeming, ia tetap saja menunduk menekuri bacaan novelnya.
"Hai, girls" sapa lelaki tinggi dengan manik mata hazel menghiasi wajah tampannya.
" Haiii Alan. Tuh, gadis yg buat kamu uring-uringan dari pagi," balas Reyka dengan mengarahkan dagunya ke sosok Calista, "Aku ke kantor OSIS dulu ya, okey?" ucap Alan membuat Calista mengangkat wajahnya. Mereka bertemu pandang dan Alan menunjukkan senyum terbaiknya.
Tetapi betapa kecewanya Alan, saat Calista kembali asyik dengan handphone-nya.
" Cal..., "panggil Alan lembut.
" Hemm..., "jawab Calista tak melepas pandangnya dari layar HP.
" Cal, lihat aku dulu," pinta Alan berusaha mendapat perhatian gadis dihadapannya. Ya, Tuhan, kenapa aku harus mencintai gadis yang bersikap hangat pada orang lain tetapi dingin dan kaku padaku, batin Alan pedih. Ia tidak dapat melupakan cintanya pada gadis itu, maka mau tak mau ia harus mati-matian berusaha mendapatkan hati Calista.
"Katakan saja apa maumu, aku tak perlu melihat wajahmu, kan?" Calista benar- benar tidak menganggap Alan ada.
"Kamu tahu yang aku mau! Kapan kau akan mewujudkannya untukku?" tantang Alan nekat.
Calista memandangnya lekat kemudian mendekatkan bibirnya dekat telinga Alan, "Aku tak pernah menjanjikan atau memberikan harapan apapun padamu. Bagiku kamu sama dengan Reyka, sahabatku sejak SD. Jangan mengharapkan lebih dari itu. Jangan membuatku merasa bersalah karena tak dapat memenuhi maumu. Ini terakhir kalinya aku menjelaskan padamu. Jika kamu terus memaksaku, maka sebaiknya kita berhenti bertemu!"
Alan terperangah takjub dengan setiap penekanan kata dari Calista. Tak urung pipinya menghangat karena dekatnya jarak yang Calista ciptakan. Calista tersenyum lalu menepuk bahu Alan dan berlenggang meninggalkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
mama yogi
hebat,tegas Calista...aku suka novel nya bab nya ga banyak ....💕💕💕💛💛💛💛
2021-12-08
0
⚘D⃟an͎if⃟🥱🧐Rere_Hiatus
ditunggu up nya yaa😘😘
2021-01-11
1
⚘D⃟an͎if⃟🥱🧐Rere_Hiatus
wkwkw lucu kak.. 🤭😄😄
2021-01-11
1