2 Tahun Kemudian
Jean sudah berumur 10 tahun, ia masih tetap tinggal di panti asuhan Belas Kasih. Hari-hari yang di lalui Jean masih tetap sama, penuh dengan siksaan. Jean tidak lagi berusaha untuk mendapatkan uang yang banyak, seperti awal masuk panti asuhan, bahkan Jean sudah tidak peduli lagi jika ia terus di siksa, ia sudah terbiasa, seluruh tubuh Jean terdapat banyak bekas luka cambukan, entah itu yang lama maupun yang baru. Seperti biasanya, setelah pukul 5 sore seluruh anak panti kembali ke panti asuhan. Semua anak panti asuhan satu persatu mulai menyerahkan hasil kerja mereka, sampai pada Jean untuk menyerahkan hasilnya. Jean tidak menyerahkan apapun.
" Apa-apaan kamu Jean?, " Tanya Nona Lin. Dengan nada kesal.
" Aku nggak dapat apa-apa, " jawab Jean. Dengan nada dingin
Nona Lin langsung menampar Jean.
" Kamu pikir, karena selama ini saya masih kasih tolerir atas hukuman kamu, kamu bisa jadi besar kepala?, " kata Nona Lin. Nona Lin benar-benar marah besar atas sikap Jean.
" Lie, cepat bawa anak si**an ini ke gudang, hari ini, aku akan membuat anak si**an ini menyesal karena sudah semakin besar kepala, " kata Nona Lin. penuh dengan kemarahan yang besar.
Lie dengan cepat menarik Jean. Jean tidak melawan, Jean hanya mengikuti Lie yang menariknya. Sesampainya di gudang, Lie melempar Jean dengan kasar ke dalam gudang. Kali ini Jean mendapatkan siksaan yang paling parah dari sebelum-sebelumnya. Nona Lin tanpa ampun menyiksa Jean. Ia menampar Jean, menjambaknya, membenturkannya ke tembok, menendangnya, menempelkan besi panas di punggungnya, dan mencambuknya, sampai Jean tak sadarkan diri. Selama penyiksaan, Jean tidak mengeluarkan suara, ia hanya diam disiksa, hanya darah yang terus mengalir di tubunya. Jean benar-benar mati rasa, ia seperti tidak merasakan apapun saat disiksa, bahkan Jean tak menangis seperti saat awal disiksa.
... ...
...****************...
Keesokan Harinya, saat Jean sadarkan diri, ia kembali bangun, ia hanya sedikit meringis menahan sakit, tapi ia tetap berjalan menuju ke halaman belakang panti asuhan. Jean benar-benar sangat membenci Nona Lin, setiap kali Jean menatap Nona Lin, Jean selalu menatapnya dengan tajam, ia sangat ingin membunuh wanita yang selalu menyiksanya itu. Tapi apa daya, Jean belum mempunyai kekuatan untuk melawannya, hanya bisa menahan siksaannya saja. Seperti biasanya mereka kembali pada pekerjaan mereka masing- masing.
# POV Paman dan Bibi Mo
Sudah 2 tahun, Paman dan Bibi Mo meninggalkan Jean di panti asuhan Belas Kasih, mereka sama sekali tidak merasa bersalah, telah merampas warisan milik Jean dan membuang Jean ke panti asuhan. Mereka menikmati seluruh warisan milik Jean selama 2 tahun ini. Paman dan Bibi Mo tidak mengelola perusahaan milik Jean dengan baik, sehingga perusahaan tersebut hampir bangkrut, karena Paman dan Bibi Mo terus berfoya-foya dan menghambur hamburkan uang, para karyawan banyak yang mengundurkan diri karena Paman dan Bibi Mo tidak mampu membayar gaji.
" Sayang, bagaimana ini?, " tanya Bibi Mo.
" Ada apa? kenapa kau begitu panik? , " tanya Paman Mo.
" Tabungan kita telah menipis, aku masih ingin membeli barang bermerek , " ucap Bibi Mo. Dengan nada kesalnya.
" Sabar sayang, aku juga masih berusaha untuk memulihkan kembali perusahaan ini, bukannya selama ini kau yang sering menghabiskan uang untuk membeli barang bermerekmu?, " ucap Paman Mo dengan nada cukup tinggi. Paman Mo juga merasa kesal dengan sikap istrinya yang selalu menghambur hamburkan uang membeli barang bermerek.
" Jadi kau menyalahkanku?, " tanya Bibi Mo, dengan nada kesal. Ia tidak ingin disalahkan, karena suaminya juga suka pergi ke Bar untuk minum dan bermain bersama wanita jal*ng.
" Aku tidak menyalahkanmu, tapi berhentilah merengek. Kau seharusnya memberikan solusi untukku, bukan malah menekan dan membuatku tambah pusing, " ucap Paman Mo, semakin frustasi dengan keadaannya sekarang.
" Baiklah, aku tau aku salah, aku juga akan memikirkan solusinya ," ucap Bibi Mo, menenangkan suaminya.
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk memikirkan solusinya bersama-sama.
# Kembali ke Jean
Di jalanan yang sangat ramai, ada seorang anak yang memakai pakaian compang-camping sedang mengemis meminta belas kasihan dari mereka yang sedang berlalu lalang, ada yang memberi ada juga yang mengusirnya, tetapi ia tak memperdulikannya.
Jean, anak itu adalah Jean, ia terus mengemis untuk mendapatkan uang, walau ia tidak terlalu mengharapkannya, karena ia akan tetap disiksa, dengan atau tanpa adanya uang. Tatapannya kosong, ia seperti tak memiliki gairah hidup, jika ia bisa membalaskan dendamnya, mungkin itulah yang bisa menjadi alasan untuknya agar tetap hidup.
waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, seperti biasa, mereka semua akan kembali ke panti asuhan. Mereka semua sudah menyerahkan uang hasil kerja hari ini, Jean satu-satunya yang tidak memenuhi target penghasilan, Jean sudah pasrah jika harus disiksa kembali.
" Kalian semua kembali dan bersihkan diri kalian, sebentar akan dibagikan makanan untuk kalian, " ucap Nona Lin.
Jean sama seperti anak yang lain, yang memenuhi target penghasilan dapat jatah makan sedangkan yang tidak dapat target penghasilan tidak dapat jatah makan. Makanya Jean tetap mengemis, untuk mendapatkan makanan, walau kadang tak memenuhi target dan harus menahan lapar.
" Jean, hari ini kau, aku bebaskan dari hukuman. Khusus hari ini kalian semua dapat jatah makan, jadi tak perlu menahan lapar, " ucap Nona Lin.
' Ada apa dengan Nyonya? kenapa hari ini Nyonya membebaskan aku dari hukuman? ' tanya Jean di dalam hatinya.
# POV Nona Lin
" Lie, apa kau sudah menyiapkan semuanya?, " tanya Nona Lin.
" Sudah Nyonya, " jawab Lie.
" Bagus, besok kita sudah bisa mengantarkan anak-anak itu ke organisasi penjual anak, " ucap Nona Lin.
" Iya Nyonya, " jawab Lie.
" Nyonya, aku sudah tak tahan, " ucap Lie secara tiba-tiba, dengan suara berat seperti menahan sesuatu.
" Kau ini, memang tidak sabaran, " ucap Nona Lin menanggapi Lie.
Lie mendekatkan dirinya kepada Nona Lin, ia me***um bibir Nona Lin, lalu me***atnya, mereka semakin berg***ah, sehingga melakukan hubungan in**m sampai subuh hingga kelelahan dan tertidur sampai pagi.
Keesokan harinya, seperti biasanya mereka berkumpul di belakang halaman panti asuhan. Mereka semua mendengarkan arahan dari Nona Lin, tapi hari ini cukup berbeda, Nona Lin meminta Jean dan ke-4 anak panti lainnya ikut bersamanya dan Lie ke suatu tempat. Saat anak-anak panti yang lain telah pergi melakukan pekerjaan mereka, Jean dan ke-4 anak panti yang lainnya pergi bersama Nona Lin dan Lie.
Setibanya mereka di tempat tujuan, Jean mengedarkan pandangannya ke segala arah. Mereka semua turun dari mobil, dan disambut oleh seorang pria, yang terlihat seperti preman.
' Tempat apa ini? sangat sepi, untuk apa kami disini? ' tanya Jean dalam hatinya.
" Hallo Nona Lin, apa kabar? lama tidak berjumpa, " ucap pria itu yang menyambut kedatangan mereka.
" Hallo Feng, kabarku sangat baik. Bagaimana dengan organisasimu?, " ucap Nona Lin.
Ternyata pria yang menyambut mereka bernama Feng, ia adalah ketua dari organisasi penjual anak. Mereka telah menangkap dan menculik ribuan anak untuk di jual, bahkan tak segan-segan untuk membunuh orangtua dari para anak tersebut. Mereka juga menjual organ dalam dari anak-anak yang mereka tangkap.
" Organisasiku baik-baik saja, oh ya, ada apa kau datang kesini?, " tanya Feng kepada Nona Lin.
" Aku ingin menjual anak-anak ini padamu, " ucap Nona Lin.
Jean sangat terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut Nona Lin. Mereka benar-benar akan di jual ke organisasi penjual anak. Jean hanya bisa pasrah, ia juga tak bisa apa-apa.
" Kenapa ingin menjualnya? bukankah mereka yang selalu menghasilkan uang untukmu?, " tanya Feng kepada Nona Lin.
" Mereka sudah tidak berguna lagi, mereka selalu saja tidak mencapai target penghasilan, aku tidak ingin memelihara orang tak berguna, " jawab Nona Lin dengan nada sedikit kesal.
" Baiklah, tinggalkan mereka disini, aku akan menghubungimu, jika ada yang ingin membeli mereka, " ucap Feng.
" Baiklah Feng, kau memang yang terbaik. Kalau begitu aku akan meninggalkan mereka disini, aku pergi dulu Feng, " ucap Nona Lin.
" Baiklah, tunggu kabar baik dariku, " kata Feng.
Nona Lin dan Lie pergi meninggalkan tempat itu dan meninggalkan Jean dan ke-4 anak panti yang lain.
** Hallo readers👋
semoga suka ya sama Novelnya😊
terus dukung author ya readers😊
supaya author makin semangat😊
jgn lupa vote, like dan koment ya readers😊
Terima kasih🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Ida Blado
knp pas di luar buat ngemis gk kabur aja
2022-06-03
2