Malam hari
Sudah seminggu sejak terakhir kali Alex menelfon, Vivian penasaran dengan apa yang Alex lakukan. Dia memutuskan untuk pergi ke apartemen yang dia berikan pada Alex.
Setibanya disana tepat saat dia baru membuka pintu, dia terkejut dengan suara yang ada di dalam sana.
Dia sangat tau bahwa itu adalah suara yang muncul ketika dua orang sedang berhubungan.
"Kenapa suara mereka kedengaran ga asing?" Vivian membuka pintu lebih lebar.
Dua orang itu tak menyadari jika Vivian masuk, mereka terkejut ketika lampu tiba-tiba menyala.
"Aaahhh!!!" Teriak perempuan itu kaget.
Terkejut. Vivian tak tau apa yang harus dia lakukan. Tunangannya bermesraan dengan sepupunya? Bahkan tanpa sehelai benang pun ditubuh mereka? Dia tak sanggup melihat semua itu, "Ka... Kalian?"
"Wah... Liat siapa yang datang? Si bintang berbakat yang bodoh." Sherly memakai piyama yang tergeletak di lantai. Sementara itu Alex memakai pakaian yang dia lempar ke sembarang tempat sebelumnya.
"Kenapa kalian berbuat kayak gini? Alex, bukannya kita udah tunangan? Kenapa kamu berhubungan badan dengan Sherly?! Kenapa?!" Air mata mengalir di wajah cantik itu.
"Kenapa? Seharusnya kamu itu sadar diri." Alex yang hanya memakai celana mendekatinya dan mencengkram wajah cantik Vivian dengan kuat.
"Selama ini setiap kali aku ajak kamu berhubungan, kamu pasti nolak. Jadi bukan salah aku kalau cari perempuan lain, kan?" Kata Alex.
Memang, Vivian tak pernah menyetujui permintaan Alex yang satu ini. Bukan tanpa alasan. Dia hanya ingin menjaga kesuciannya untuk suaminya. Pilihannya tepat, Alex bukan pasangan yang baik.
Vivian mendengus, "Heh, ga salah aku nolak permintaan itu."
Alex melempar tubuh itu hingga terjatuh dan kepalanya terbentur siku meja. Darah mengalir, kepalanya terasa pusing. Vivian mencoba bangkit meski tubuhnya terhuyung.
Plakk.....
Sherly menamparnya dengan keras, tubuhnya kembali ambruk. "Udah 4 tahun, kamu baru tau hubungan ini sekarang?"
Vivian kembali bangkit.
Crass....
Darahnya mengalir dari perut, Alex menikamnya. Tak hanya sekali, tapi berkali-kali.
"Alex!! Ngapain kamu?! Kalau dia mati kita bisa dipenjara!!!" Panik Sherly.
Alex tak mendengar ucapan itu, dia terus melanjutkan aksinya. Tak hanya perut, tapi dada, paha dan lengan Vivian juga di tusuk.
Bagai sedang kerasukan, Alex tak berhenti menusuk setiap bagian tubuh Vivian. Darah terus mengalir deras bagai air yang tumpah dilantai apartemen itu.
Sherly ketakutan melihat yang Alex lakukan. Dia seperti seorang pembunuh berdarah dingin, darah yang ada ditangannya seolah pemuas dan pemacu hasratnya untuk membunuh.
Merasa tak puas, Alex memutilasi tubuh Vivian sedikit demi sedikit.
"Aaaarrgghhh!!!!!! Bi*d*p kamu Alex!!" Teriak Vivian yang masih memiliki kesadaran ketika jarinya terpotong, itu adalah teriakannya yang terakhir.
"Terserah!!!! Aku memang manusia bi*d*p!!! Kamu aja yang baru tau!" Kata Alex. Dia terus melanjutkan aksinya, sedangkan Sherly tak dapat melakukan apapun selain diam ditempat.
Vivian yang sudah seperti itu dia masukkan ke dalam karung besar lalu diikat.
"Sherly, cepat bantu aku!! Jangan cuma diam!!" Perintah Alex. Sherly memberanikan diri untuk menyentuh potongan-potongan tubuh penuh darah itu. Mereka membawa jasad itu. Perjalanan mereka menuju tempat parkir berjalan lancar, karena tempat itu sepi pada malam hari.
"Ki... Kita mau kemana?" Suara Sherly bergetar, dia masih ketakutan.
"Ke rumah lamaku, 6 ekor anjing peliharaan ku lagi kelaparan." Alex bicara dengan santai.
Sherly mual membayangkan anjing-anjing itu memakan tubuh Vivian. Dia tak percaya jika Alex bisa sekejam itu.
Begitu sampai dirumah lamanya, Alex benar-benar melempar 'makanan' untuk anjingnya. Hewan-hewan itu bahkan memperebutkan 'daging' yang tuan mereka berikan.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Nyai iia
"i will die in love"
dateng bawa like neh, yuk saling dukung..
jangan lupa feed back dan tinggalkan jejaknya yak☺
2021-03-16
0
Ritasilviya
lanjut
2021-01-28
0
septri
Terbaek lah author nih. punya jiwa phyco ya thor
2021-01-11
6