"Udah, kamu tenang aja. Walaupun dia hebat di dunia akting, tapi dia itu terlalu polos. Semua hartanya sekarang udah ada ditangan aku." Vivian terkejut mendengar percakapan antara sepupunya, Sherly, dengan seseorang di telfon.
"Dia itu bodoh. Dia bahkan ga tau kalau selama bertahun-tahun dia udah aku tipu. Hahahaha" Sherly tertawa licik.
"Jadi selama ini aku tertipu?!" Vivian pergi menuju rumah mewahnya. Dia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.
Sampai di rumah dia langsung masuk kamar, tak dia perdulikan para pelayan rumah yang menatapnya dengan bingung.
"Kenapa nyonya pulang sambil nangis?" Begitu kira-kira pikir mereka.
Vivian membenamkan wajahnya di bantal, wajah cantik itu dibasahi oleh air mata.
Tring... Tring....
Handphone-nya berbunyi
"Halo? Siapa ini?" Tanya Vivian.
"Ini aku, Alex" Jawab seseorang. Alex, tunangannya.
"Iya, ada apa?" Tanya Vivian lagi.
"Ah... Begini. Aku ada urusan beberapa minggu, jadi mungkin ga bisa hubungi kamu." Jawab Alex.
"Oh... Iya deh. Jaga kesehatan, yah" Jawab Vivian dengan suara lemah.
Sudah lama Alex tak menghubunginya, baru sekarang menelfon dan bilang akan tidak menghubungi dia selama beberapa minggu.
Telfon terputus begitu saja.
Tok tok tok
Vivian membuka pintu, dia malas menatap Sherly di depannya.
"Vian, kamu kenapa? Tadi pelayan bilang kamu pulang sambil nangis. Ada apa?" Sherly memulai dramanya.
"Ga apa. Aku tadi basahin muka pake air, mungkin mereka salah liat" Jawab Vivian malas.
"Cih! Dasar bodoh. Kalau aja aku punya waktu buat nyingkirin kamu." Batin Sherly.
Vivian memeluk Sherly, "Kenapa kamu harus begini? Kalau kamu mau harta, aku bisa bagi penghasilan aku. Kamu ga harus nipu aku. Ga harus selicik ini." Batin Vivian.
"Ish... Apaan sih pake peluk segala? Jijik banget!" Sherly membalas pelukan Vivian.
"Kalau ada masalah, kamu cerita aja. Kamu katanya udah anggap aku kakak sendiri? Masa ada masalah dipendam sendiri?" Drama sehari-hari dimulai.
Vivian melepas pelukan, pergi begitu saja menuju dapur.
"Cih! Lihat berapa lama lagi kamu bisa sombong!" Sherly pergi.
.........
Vivian berdiam diri dikamar, menatap langit malam dari jendela.
"Kenapa Sherly bisa setega ini? Kenapa dia harus nipu aku begini? Kenapa? Apa semua ini demi harta? Bukannya selama ini aku juga udah berbagi? Apa itu belum cukup buat dia?" Berbagai pertanyaan memenuhi pikiran.
Selama bertahun-tahun Sherly selalu bersikap baik padanya, tak pernah terlintas di benaknya bahwa ia akan ditipu oleh sepupunya itu.
"Semua kebaikan itu palsu. Semua senyum itu palsu. Semua perhatian itu palsu." Vivian larut dalam pikirannya, entah kapan dia tertidur sambil duduk di depan jendela.
............
Vivian membuka matanya yang silau terkena sinar matahari pagi, dia mengucek mata. Pukul 8 pagi, dia terbangun dengan mata sembab nya. Dia memang mudah menangis.
Dengan malas dia menuju kamar mandi, selama 30 menit dia berada di dalam sana.
Keluar dari kamar dia disambut senyum palsu Sherly, "Pagi bintang...." Sherly memeluknya.
Dengan malas Vivian membalas, "Pagi juga, kak." Terpaksa senyum itu dia perlihatkan.
"Kamu kenapa? Kok ga ada semangat?" Tanya Sherly sok perhatian.
Vivian hanya menggeleng, berlalu begitu saja menuju dapur. Dia memang memasak sendiri, dia merasa masakan orang lain tak sesuai seleranya. Jika ada acara perjamuan dia hanya minum jus, tak menyentuh makanan yang tersedia.
Hari ini tak ada jadwal syuting, jadi dia bisa beristirahat dengan tenang dirumah.
Seharian dia hanya dirumah, tak melakukan apapun. Benar-benar hanya bersantai, bahkan beberapa panggilan telepon dari Sherly dan teman sesama artis dia abaikan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Nyai iia
"i will die in love"
kembali hadir, jangan lupa feed back nya ya😁
2021-03-15
0
septri
smangat up nya
2021-01-10
0
⭐writer
ceritanya seru n menarik,
lebih semangat lagi buat ceritanya yah thor
Salam dari MARRIED WITH ICE CUBES
2021-01-08
0