Cahaya matahari yang sudah mulai menampakkan sinar dari ufuk menunjukkan pagi yang akan di mulai.
Cahaya pagi ini seperti kuning kemerahan membuat siapa saja betah menikmati pagi lama lama.
Di kamar yang luas itu seorang perempuan cantik sudah selesai menunaikan kewajibannya dan bersiap menuju kamar di sebelahnya yang mana di sana anak kecil nan tampan itu sepertinya masih tertidur pulas.
"Zio bangun tampan, yuk kita sarapan dulu" Menggocang kecil badan imut yang menggemaskan itu.
"Iya mozi ini Zio akan bangun" Duduk sambil mengucek mata pelan sambil mengumpulkan nyawa yang sebagian masih berada di alam mimpi.
Lah emang waktu tidur malam tuh nyawa di nyecer di mimpi sampai harus di kumpulkan lagi.
"Mandi yuk tampan, abis itu siap siap mau berangkat Sekolah" Membantu Zio mandi, menggosok gigi setelah itu membantu Zio mengenakan pakaian Sekolah lengkap dengan tas.
"Sekarang udah tampan dan hhmm wangi juga, yuk turun kita sarapan" Mengganng tangan mungil Zio turun ke bawah menuju meja makan.
"Bi sarapan buat yang lain udah?" Ziva selalu tidak lupa menanyakan tentang makanan para pekerja di rumahnya, baginya pekerja itu keluarga kedua buat Ziva sebab jika terjadi sesuatu sama Ziva atau Zio maka mereka orang pertama yang akan membantu.
"Sudah non Iva, mereka semua udah dapat sarapan" Jawab bibi sambil menaruh sarapan buat Ziva dan Zio.
Tidak lupa sebelum makan Zio memimpin doa sebelum makan.
Di meja makan hanya mereka saja karena yang para pekerja memilih makan sesama mereka juga.
Menu sarapan sederhana saja sebab dia tidak pernah makanan asal itu sehat, bersih serta halal.
"Alhamdullillah Kenyang" Membaca doa selesai makan.
Zio berjalan duluan keluar rumah menunggu Ziva yang kembali ke kamar mengambil tas.
Di depan Zio mendatangi para pekerja buat bicara sambil menunggu Ziva datang.
"Yuk tampan kita berangkat Sekolah, pak kita pergi dulu tolong jaga rumah ya?" Pamit pada orang rumah ya walau hanya pekerja tapi Ziva tidak pernah menganggap pekerjaan mereka rendah.
Bagi Ziva mereka itu sama tidak ada bedanya.
Baik pekerja atau tuan rumah sama saja kalau di mata pencipta.
"Iya hati hati non Iva" Satpam membuka pintu gerbang dan mobil Ziva melalui lalu setelah itu pintu di tutup lagi tidak lupa Ziva selalu berpesan jika dia lagi tidak ada di rumah maka jangan pernah menerima tamu dengan alasan apa pun.
Dua puluh menit mobil Ziva sampai di Sekolah Zio.
"Anak tampan mozi yang rajin ya belajarnya, nanti pulang tungguin mozi ya.
Ingat jangan pernah mau di ajak siapa pun" Pesan Ziva saat mengantar Zio sampai depan gerbang Sekolah.
Orang tua murid hanya boleh mengantar sampai gerbang tidak boleh masuk kecuali lagi ada acara sama orang tua murid.
"Ai ai siap mozi" Semangat Zio hormat pada Ziva seperti lagi hormat bendera.
Menyalami Ziva sebelum masuk ke dalam lalu bergabung bersama temannya yang sudah datang duluan.
"Kamu udah besar aja Zio, apa dia ngak kangen sama kamu?" Memandang Zio sampai hilang dari area halaman Sekolah baru Ziva masuk mobil lagi.
Mengendarai mobil menuju sebuah gedung yang sangat mewah dan tinggi yaitu perusahaan K'SYA group.
Perusahaan terbesar serta sangat maju baik dalam mau pun luar negeri tapi hanya satu yang orang orang selalu pertanyakan kenapa setiap kali mengadakan pertemuan hanya asisten dan sekretaris perusahaan itu yang datang.
Semenjak pemimpin lama mengundurkan diri dan di gantikan sampai sekarang belum ada yang tau siapa pimpinan baru perusahaan itu.
"Sampai juga dengan selamat"
\=\=
Di rumah bagaikan istana itu, seorang laki laki tampan sudah rapi menggunakan setelan kantor lengkap melangkah menuju ruangan makan.
"Pagi pa ma" Sapa dia yang lain dan tidak bukan adalah Zefan.
"Pagi Fan" Jawan mereka berdua kompak.
Mereka adalah pasangan paruh baya yang menikmati masa tua hanya di rumah saja setelah kursi kepemimpinan di serahkan pada Zefan sebagai anak kedua.
Kenapa tidak pada anak pertama? apa ada yang salah atau anak pertama tidak bisa memimpin perusahaan, bisa jadi ada alasan lain.
"Fan minggu depan datang ke restaurant biasa ya, temui anak teman mama dia baru pulang dari luar negeri menyelesaikan pendidikan S2 nya" Perempuan yang tidak lagi muda itu masih belum berubah juga.
Masih suka menjodohkan anaknya sama anak temannya yang padahal sudah pasti bakal Zefan tolak tanpa fikir panjang.
"Zefan ngak bisa janji ma, liat jadwal nanti aja" Sudah tau niat mamanya mau menjodohkan dia sama perempuan yang tidak dia sukai.
Lagian ini zaman sudah modern tidak perlu pakai acara menjodohkan segala.
Lagian dengan wajah tampan dan memikat itu dengan mudah Zefan mendapatkan pendamping tapi apa mau di kata kalau belum ada yang cocok di hati.
"Pokoknya kamu harus bisa Fan, jangan buat mama kecewa" Tegas mama yang tidak mau Zefan sampai tidak datang.
Bukan kali pertama Zefan menolak tapi mamanya tetap saja dengan gencar menjodohkan anaknya seperti tidak laku saja.
"Kapan Zefan pernah membuat mama kecewa, Zefan berangkat dulu" Menyalami kedua orang tuanya setelah itu pergi karena tidak mau pagi pagi mood dia hancur.
"Liat tuh anak papa, di cariin jodoh kok malah nolak terus" Gerutu mama Zefan setelah mereka tinggal berdua saja.
"Biar saja anak anak mencari calon istri sendiri ma, jangan jodohkan mereka lagi.
Apa mama mau Zefan juga pergi seperti Endra meninggalkan perusahaan dan papa balik kerja lagi.
Ma apa yang kita pilihkan belum tentu Zefan akan suka, lagian kalau soal istri biar mereka yang menentukan kita sebagai orang tua cukup mendoakan serta memberi restu" Beranjak dari meja makan menuju ruang keluarga.
Tidak habis fikir sama istrinya yang masih suka menjodohkan anak anaknya dan berakhir dengan kepergian anak sulung mereka.
"Papa sama saja, mama kan juga mau gendong cucu seperti teman mama" Kesal di tinggal sendiri tapi itu semua tidak akan membuat rencana itu mundur.
Dia akan terus mendesak Zefan agar mau menuruti kemauan supaya mau menerima pilihannya dan yang pasti jelas bibit bebet bobot dan berasal dari keluarga mana.
Di dalam mobil Zefan sedikit kesal mengenai ucapan mamanya yang selalu menginginkan dia segera menikah.
"Mama selalu saja gitu, saya mana mau menerima orang sembarangan buat jadi istri kalau iya dia baik lah kalau tidak bagaimana, bisa bisa masa depan keturunan saja ikut hancur" Memandang keluar jendela sambil menunggu sampai kantor.
"Sudah sampai den Zefan" Ucap supir membuyarkan lamunan Zefan.
Sedari tadi pak supir melihat tuannya melamun tidak mau mengganggu sebab dia tau kalau Zefan sudah melamun pagi berarti masalah yang di hadapi tidak akan jauh dari sang nyonya besar.
"Iya pak makasih ya" Turun dari mobil sudah di sambut sama asisten yang selalu setia di samping Zefan.
Masuk ke dalam lift khusus menuju lantai paling atas.
"Jadwal saya apa hari ini Ver?" Tanya Zefan pada sang asisten yang bernama Vero Dwi Arsya.
Laki laki yang tak kalah tampan dari Zefan dan juga seumuran juga sama Zefan.
"Pagi ini meeting dengan kepala bagian, siang membahas kerja sama kita dengan perusahaan K'SYA group jam satu siang dan sorenya datang ke panti Harapan Bersama" Jelas Vero membacakan jadwal kegiatan Zefan dari pagi hingga siang.
"Makasih Vero, sekarang kembali lah" Zefan bukanlah ceo yang suka bersifat dingin, berwajah datar atau arrogant maka dari itu banyak karyawan yang betah kerja di sana.
Siang hari setelah selesai makan siang Zefan berangkat menuju perusahaan K'SYA group buat meeting.
Sampai sana Zefan masuk menuju ruangan meeting di antar oleh resepsionis yang sudah di beri tau oleh pihak perusahaan.
"Ternyata kerja di sini juga"***
Memperhatikan seseorang yang lagi membereskan pecahan beling gelas yang tidak sengaja di senggolnya tadi.
\=\=\=\=\=
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Wiek Soen
ketemu ziva ya
2021-02-24
0