Bab 2

RUANG KELAS Pukul 09:30.

“Treeeng” bel istirahat berbunyi, Satu persatu teman-teman di kelas ku mulai meninggalkan ruangan kelas, kecuali dia, entah apa yang sedang dia lakukan.

“Hei, sudah istirahat, gak ikut keluar juga bareng yang lain?” Tanyaku berdiri di depan mejanya.

Dia tak menjawab pertanyaanku, hanya melirik dengan bola matanya saja yang bergerak ke arahku, dan lalu menggelengkan kepala.

“Sedang apa memangnya?” sambungku lagi.

Sembari menatapku tajam, dan dengan tangan di atas meja yang mendorong tubuhnya dia menjawab.

“Apaansi, bawel amat, emangnya kenapa kalo aku gak keluar, emangnya kenapa kalo aku disini, ada masalah gitu buat kamu? kamu kalo mau keluar, keluar aja, gak usah tanya-tanya aku segala,” begitu cetusnya.

Aku terkejut mendengar jawabannya itu, kukira dia takan marah seperti itu, ya memang salahku juga nanya-nanya sama dia, tapi aku kan hanya bertanya, sambil melirik ke arah buku yang sedang ia tulis aku pergi keluar, ouh ternyata dia sedang menulis di diary oren miliknya.

"Kenapa pik, ko tadi gua denger Cindy kayak marah gitu, marah sama lu bukan?” Aziz menyambutku dengan pertanyaan

“ Ia ziz, Aku kan cuman nanya sama dia kenapa dia gak ikut keluar istirahat sama yang lain, apa aku salah ziz?” jawabku dengan dahi yang mengkerut.

“ Hah lu, katanya gak perduli, kok kepo sih sama dia, hmm jangan-jangan,” cibir Aziz lagi

Aku merasa yang dikatakan Aziz memang ada benarnya juga, jadi aku tak memperpanjang obrolanku saat itu, aku takut dia malah nyambungin kemana-mana kan jadi berabe “Syuut ahh, yuk ah ke teh Arop, gorengan biasa hihi”

Aku dan Aziz pun pergi ke warung teh arop, dibelakang aku melihat dia juga ikut keluar dan bergabung dengan cewek yang lain.

Hari itu aku sudah mulai kembali tertarik dengan nya, entah apa yang membuatku menjadi berubah, apa karna aku tadi kena marah.

Kurang lebih 30 menit lebih Aku di WR teh arop, sekedar berbincang dan memakan gorengan di sana, ya memang sudah rutinitasku disekolah, hingga akhirnya bel masuk pun berbunyi untuk kedua kalinya di hari itu, tandanya kita semua harus kembali ke kelas lagi.

Keesokan Harinya, pagi itu aku berangkat tanpa mandi dan sarapan, karna aku lihat semua teman sekelasku sudah tak ada di Asrama, bahkan Aziz pun tak ada, aku berlari dari Asrama menuju ke sekolah, jika di perkirakan mungkin Pelari tercepat di dunia dari Jamaica yang tak kukenal namanya pun akan kalah, saat tiba di sekolah, aku tak langsung masuk ke kelas, karna yang di dalam adalah Pak Uti, Just information, Pak Uti adalah guru yang paling galak di sini, itu sebabnya aku sedikit gugup saat hendak masuk, tak lama terdengar suara sepatu yang berjalan cukup cepat, dia si gadis menjengkelkan rupanya yang muncul di balik tembok, mukanya saat itu sangat memprihatinkan, seperti orang yang belum makan dari SD hhehe, mungkin di sekolahnya yang dulu dia tak pernah terlambat seperti ini, atau mungkin disana jika terlambat akan ada sanksi gantung diri, karna aku tak bohong, mukanya saat itu sangat pucat, aku tak tahu mengapa dia juga terlambat, hari ini adalah hari dimana aku kembali bertanya padanya, aku berani bertanya karna kupikir dalam situasi ketakutan seperti ini dia akan menjawab.

“Hai, Terlambat juga ya? Kenapa? ko bisa?” tanyaku sambil menunduk melihat wajahnya.

Dia kembali tak menjawab pertanyaanku, lagi lagi tatapan itu yang berkata seakan memberi jawaban akan pertanyaanku tadi, sial, hanya kata itu yang terucap dari hatiku, daripada aku harus disini dengan tatapan itu lebih baik aku masuk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!