Bersyukur dan bersyukur

Jam sudah menunjukan pukul 11.00. Sudah satu setengah jam yang lalu anak-anak dipulangkan, karena hari Jum'at guru pun pulang lebih awal.

setelah menyiapkan RPPM dan RPPH untuk minggu depan Bu Rena dan Bu Genti berkemas untuk pulang.

"Data yang diminta oleh dinas sudah disiapkan Ren?" sambil membereskan buku Bu Genti membuka obrolan.

"Nah, itu dia, Bu.. sudah aku kerjakan tinggal pengiriman saja, entah bagaimana tiba-tiba saat akan dikirim filenya hilang, pusing aku Bu, padahal deadline hari Senin, harus sudah dikirim, mana lagi data satu kecamatan pula! subhanallah!" Rena yang sedang memasukan leptopnya pun seketika mengurungkan niatannya dan meletakan lagi di meja kerjanya.

"Lah yowis dikerjakan di rumah saja nanti, ini sudah siang loh? udah masukin lagi leptopnya, ngapain dikeluakan, wong aku cuma nanya kok gak mau ikut bantu ngerjain!" Suara tawa Bu Genti memenuhi ruang kantor.

"Udah, yuk pulang!" Bu Genti melangkahkan kakinya sambil menenteng tas merah kesayangannya.

"Kalo kerjaan aku bawa pulang mana bisa kepegang Bu, si kecil kalo sudah sama emaknya ya nemplok aja, mana mau di sambi ngerjain kerjaan sekolah." Rena menjawab dengan mulut dimajukan kedepan,

"'Kan libur dua hari, Ren!" memang kalau sudah tidak ada murid Bu Genti hanya memangil Rena nama, tanpa embel-embel Ibu dan percakapan pun dibuat sesantai dan senyaman mungkin.

"Iya si, Bu, ya sudah nanti aku usahakan deh." Bu Rena beranjak mengikuti Bu Genti yang sudah bersiap untuk mengunci pintu kantor.

"Baiklah sampai jumpa di hari Senin, Ren!" Bu Genti berjalan menuju pintu gerbang dan pergi meninggalkan Bu Rena yang sedang mengambil sepeda mini miliknya.

"Yaa, Bu hati-hati yaa!" Rena melambaikan tangannya tanda berpisah.

Rumah Bu Genti memang tidak begitu jauh dari sekolah, masih dalam satu RT malah. Bu Genti lebih suka berjalan kaki daripada memakai motor.

Kondisi ekonomi Bu Genti dan Rena memang berbeda. Bu Genti dengan segala fasilitas yang ada, dari mobil motor sampai sepeda. Sedangkan Rena hanya punya Suprayitno dan sepeda mini yang dimilikinya. Tapi semua itu tidak pernah dijadikan masalah oleh Rena. Selagi masih bisa digunakan tak masalah toh jika ada rapat, pelatihan maupun seminar, ada motor Bu Genti yg bisa digunakan.

Prinsipnya hanya satu, selagi kita diberikan kemudahan dengan apa yang kita miliki, untuk apa mencari kesulitan yang membuat hidup semakin rumit. Contoh kecilnya dia bersyukur tidak punya mobil, kenapa? mana ada jatah untuk bayar pajak mobilnya, mana ada jatah untuk beli bensinnya hahahah. Rena percaya bahwa Allah itu selalu memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Bisa jadi apa-apa yang kita punya ini memang yang terbaik bagi kita. Ya iya, untuk kebutuhan sehari-hari saja cukup sudah Alhamdulillah, apa lagi mikirin yang lain-lain.. duh gusstiii repot amat ngebayanginnya jadi apapun itu yang terjadi dan ada dalam diri serta kehidupan kita, syukuri lah.

Ingat Allah Maha Kaya, begitu mudah Allah berikan segalanya kepada kita. tetapi belum tentu kita dapat mempertanggung jawabkannya. kuncinya yaitu bersyukur bersyukur dan bersyukur.

Sebelum pulang, Rena mampir dulu ke rumah Uyut. Uyut itu sebutan kita, untuk memanggilkan nenek kita kepada anak kita.

Hizam, putra Rena seringkali ditipkan kepada Uyut. Sebetulnya tidak tega karena Hizam lebih sering meminta ikut ke sekolah, tetapi dengan mengingat dan menimbang untuk kebaikan bersama, Hizam lebih baik dititipkan, kenapa? karena terkadang Hizam emosinya masih naik turun, dia belum terbiasa bersosialisasi dengan orang banyak, apabila nanti dipaksakan khaawatirnya malah akan menggangu proses belajar.

"Asalamualaikum!" Rena membuka pintu rumah Uyut dengan hati-hati, takut kalau-kalau Hizam sedang tidur dan mengganggu tidurnya. "Lah kok sepi tidak ada orang." Rena berjalan masuk ke dalam rumah dan memeriksa satu persatu ruangan yang ada di rumah Uyut.

kriiinggg.... kriuinggg... kriiing

HP Rena berdering, tanda ada telepon masuk, dilihat layar hpnya ternyata telepon dari Siska, Siska adalah anak dari Bulik (adik ib Rena)

" Halo asalamualaikum sis, ya bagaimana?" Rena menjawab panggilan

"Mbak, Hizam diajak pergi ke pasar sama Uyut, Hizam pingin potong rambut Kira-kira gimana, Mbak? boleh?" terdengar suara dari jauh.

"Iya, Sis, potong kayak biasanya aja, ni Mbak pulang dulu aja ya, masih ada kerjaan, nanti kalau kamu pulang, Hizam di antar pulang ke rumah saja ya?"

"Oke yaa makasii, asalamualaikum

Siska secara sepihak mematikan sambungan telepon.

Dan saatnya beraksi melengkapi data yang diminta oleh dinas. Sebetulnya untuk apa si dinas meminta data terus? perasaan setiap bulan meminta data. tidak mengefisiensikan tenaga, padahal data yang ada di dinas kan sudah valid, toh jika tidak valid nanti bisa terlihat di lapor bulan disetiap bulannya..

Dan lagi-lagi para pendidik harus sabar. tinggal ikuti saja apa yang diperintahkan oleh dinas, semoga bisa menjadi ladang pahala mereka yang setiap hari berkutat dengan data anak, pengisian Dapodik yang dikejar deadline, belum lagi laporan atau data yang urgent lainnya. Para guru hanya bisa menjalankan perintah atasan dengan nikmaaattt. Kenapa dengan nikmat?

Karena nikmat dan syukur itu dapat mempermudah pekerjaan kita.

Dengan cekatan Rena mendata satu persatu lembaga yang ada di kecamatan, yang berjumlah 21 lembaga KB. Dia harus berpacu dengan waktu sebelum anak kesayangannya pulang.. Dan benar saja, baru seperempat jalan Hizam datang dengan berlari dan merentangkan tangan minta dipeluk.

"Asalamualaikum anak soleh Ibu, wahh ganteng sekali sudah potong rambut, potong rambut dengan siapa, Nak? nangis tidak?" Rena menyambut anak kesayangannya.

"Walaikumsalam, Mbak itu kayaknya Hizam ngantuk deh, belum tidur soalnya. Aku langsung pamit pulang ya, mau ada acara lagi" Siska mengantar Hizam sampai ke dalam rumah.

"Iya Sis, makasih ya sudah dibikin repot dan bikin Mbak seneng jagain Hizam." dengan tertawa senang Rena menjawab.

"Hati-hati dijalan Sis!" imbuhnya lagi

"Ibu, mau syusyu, tama peyut!"

(ibu-ibu mau susu sama perut)

"Sebentar ya, Ibu buatkan dulu!" Rena pergi ke dapur untuk membuat susu.

Tak berselang lama, Rena kembali ke kamar Hizam, memberikan susu yang sudah dibuatnya.

"Adek Hizam sudah mam?" Rena memberikan susu untuk Hizam

"Tudah, izam tudah maem" jawabnya dengan tersenyum lebar

Usia Hizam memang sudah memasuki 3tahun, namun dalam perkembangan bahasanya masih belum sempurna, banyak kata-kata atau huruf dalam pengucapannya yang berbunyi lain.

Untuk kognitifnya jangan ditanya, dia selalu kritis terhadap sesuatu hal, dengan badannya yang bisa dibilang berisi, tetapi tidak membuat dia lemah dalam bergerak, malahan sebaliknya, Hizam begitu aktif dan enerjik .

"Peyut , Bu peyut, bobok atas Bu mau peyut"

(perut bu perut, bobo atas mau perut)

Dan akhirnya Rena hanya bisa pasrah, bila sudah nempel begini di kasur, lalu bisa apa? selain tidur terlelap.. selamat tinggal laporan yang dikejar deadline. Hem nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan.

Terpopuler

Comments

fa_zhra

fa_zhra

next

2022-05-08

0

MeeGorjes🍌Peak_fam😜

MeeGorjes🍌Peak_fam😜

apa author juga guru ?

2021-03-18

1

Sephinasera

Sephinasera

Bu Rena ganbatte ne 💪

2021-02-14

2

lihat semua
Episodes
1 let's go dear
2 Bu Rena dan Bu Genti
3 KB Mentari
4 Bersyukur dan bersyukur
5 Bayi Tua
6 Happy Saturday
7 Sabtu Malam atau Malam Minggu?
8 Minggu Kelabu
9 Apa kata Banu
10 Mas Banu
11 Terlambat
12 Seperti Mimpi
13 Separuh Aku
14 Kewarasan yang dibutuhkan
15 Pejuang Rupiah
16 Rapat
17 Lebih utama proses atau hasil?
18 Awal dari kisruh
19 Status IG
20 Bakso yang malang!
21 Menyesal
22 Terbang melayang
23 Korona
24 Rena yang menjadi legenda
25 Takut tidak?
26 Hari raya idul fitri
27 Hari raya Idul Fitri (2)
28 Satgas covid
29 Satgas covid (2)
30 Karena Darsino
31 Duduk bersebelahan
32 Ada masalah apa?
33 Ketakutan Hizam
34 Hari yang melelahkan
35 POV Sholeh
36 Hikmah Korona
37 Konsep Awal
38 Akan Indah Pada Waktunya
39 Nasi Padang
40 Lezatnya
41 Pekerjaan Baru
42 Hizam punya adik?
43 Ilmu Baru
44 Tahun Ajaran Baru
45 Hati-hati Bwang
46 What wrong with me?
47 Anak itu....
48 Kesayangan
49 Pikynik.. Pikynik
50 Jalan-jalan , sambil menyelam minum air
51 Betebar ilmu
52 Nitip Anak
53 Khawatir
54 I Love you
55 Hari yang seharusnya bahagia
56 Apa lagi ini?
57 Sabar
58 Yang terlupakan
59 Semua menyayangi Rena
60 Acara Yasin tahlil
61 Kamu dan Kenangan
62 Sembuh dengan berjalannya waktu
63 Sahabat baik juga rezeki
64 Sampai jumpa lagi
65 Hari Baru
66 Terjebak Hujan
67 Jones (Jomblo Ngenes)
68 Gotcha!!!!!
69 Bocoran Rahasia
70 Sosok yang seperti apa?
71 Bukan wewenangku
72 Masih seputar perasaan
73 Salah sangka
74 Bahagia besamamu
75 Seperti double date
76 Beri aku kesempatan
77 Subhanallah
78 SAH
79 kekhawatiranku
80 Mawar merah yang malang
81 Bertandang ke rumah mertua
82 Mode Waspada
83 Segala puji hanya untuk Allah
84 Hari baru pengantin baru
85 Berkunjung ke Makam
86 Rumah baru
87 Last chapter
88 BonChap
Episodes

Updated 88 Episodes

1
let's go dear
2
Bu Rena dan Bu Genti
3
KB Mentari
4
Bersyukur dan bersyukur
5
Bayi Tua
6
Happy Saturday
7
Sabtu Malam atau Malam Minggu?
8
Minggu Kelabu
9
Apa kata Banu
10
Mas Banu
11
Terlambat
12
Seperti Mimpi
13
Separuh Aku
14
Kewarasan yang dibutuhkan
15
Pejuang Rupiah
16
Rapat
17
Lebih utama proses atau hasil?
18
Awal dari kisruh
19
Status IG
20
Bakso yang malang!
21
Menyesal
22
Terbang melayang
23
Korona
24
Rena yang menjadi legenda
25
Takut tidak?
26
Hari raya idul fitri
27
Hari raya Idul Fitri (2)
28
Satgas covid
29
Satgas covid (2)
30
Karena Darsino
31
Duduk bersebelahan
32
Ada masalah apa?
33
Ketakutan Hizam
34
Hari yang melelahkan
35
POV Sholeh
36
Hikmah Korona
37
Konsep Awal
38
Akan Indah Pada Waktunya
39
Nasi Padang
40
Lezatnya
41
Pekerjaan Baru
42
Hizam punya adik?
43
Ilmu Baru
44
Tahun Ajaran Baru
45
Hati-hati Bwang
46
What wrong with me?
47
Anak itu....
48
Kesayangan
49
Pikynik.. Pikynik
50
Jalan-jalan , sambil menyelam minum air
51
Betebar ilmu
52
Nitip Anak
53
Khawatir
54
I Love you
55
Hari yang seharusnya bahagia
56
Apa lagi ini?
57
Sabar
58
Yang terlupakan
59
Semua menyayangi Rena
60
Acara Yasin tahlil
61
Kamu dan Kenangan
62
Sembuh dengan berjalannya waktu
63
Sahabat baik juga rezeki
64
Sampai jumpa lagi
65
Hari Baru
66
Terjebak Hujan
67
Jones (Jomblo Ngenes)
68
Gotcha!!!!!
69
Bocoran Rahasia
70
Sosok yang seperti apa?
71
Bukan wewenangku
72
Masih seputar perasaan
73
Salah sangka
74
Bahagia besamamu
75
Seperti double date
76
Beri aku kesempatan
77
Subhanallah
78
SAH
79
kekhawatiranku
80
Mawar merah yang malang
81
Bertandang ke rumah mertua
82
Mode Waspada
83
Segala puji hanya untuk Allah
84
Hari baru pengantin baru
85
Berkunjung ke Makam
86
Rumah baru
87
Last chapter
88
BonChap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!