Part 4
"Makasih ya, lo udah bantuin gue bawa kue tadi," ucap Aji saat mengantarkan Kaila kembali ke toko kue Raisa.
Kaila mengangguk dengan senyuman. "Sama-sama."
Aji tersenyum dan mengedarkan pandangannya. Namun raut wajahnya berubah dalam sekejap.
"Aji, kenapa?" tanya Kaila penasaran.
Aji menggeleng. "Oh ya, kalau lo gak keberatan, lo dateng ya ke rumah gue."
Kaila menaikkan kedua alisnya. "Gue?" Kaila menunjuk dirinya.
Aji mengangguk membenarkan.
"Tapi gue 'kan—"
"Kenapa?" Aji menaikkan kedua alisnya. "Gak papa kali. Lagipula nyokap gue sendiri yang nyuruh lo dateng. Lo gak liat nyokap gue tadi baik banget sama lo?"
Kaila mengangguk dengan senyuman.
"Jadi lo dateng nih?" tanya Aji sekali lagi.
Kaila mengangguk membenarkan.
"Oke, deh!" Aji meraih helm-nya. "Titip salam ya buat Oma, bilangin gue langsung pulang."
Kaila mengangguk. "Hati-hati!"
Aji tersenyum dan melajukan motornya.
Setelah Aji telah jauh dari pandangannya. Kaila pun berbalik badan—
"Astagfirullah!" ucapnya saat menyadari Kana berada di hadapannya dan menatapnya dingin.
Kaila mencoba menunduk dan berjalan melewati Kana yang kini memandangnya bingung.
"Tunggu!" ucap Kana membuat Kaila berhenti dan menoleh.
"Iya?" tanya Kaila dengan hati-hati, karena ia sadar bahwa Kana adalah cucu bosnya.
"Lo yang namanya Kaila?" tanya Kana.
Kaila mengangguk membenarkan.
Kana membulatkan bibirnya dan berjalan pergi.
Kaila menghela napas lega dan masuk ke dalam. Namun, saat ia sampai di pintu, ia berpapasan dengan gadis yang ia yakini bernama Adinda.
Adinda menatapnya dingin dan menaikkan sudut bibirnya. Ia sudah sangat yakin jika gadis di hadapannya inilah yang di puji-puji Raisa sejak tadi.
Melihat Adinda dan Kana berjalan pergi, Kaila pun bernapas lega. Melihat aura Kana dan Adinda, cukup membuatnya jantungnya berpacu lebih cepat.
-o0o-
"Jadi itu tadi cewek yang Oma lo maksud?" tanya Adinda pada Kana saat keduanya sudah berada di depan motor.
Kana hanya mengangguk dan nampak tak berminat membahasnya.
Adinda melipat kedua lengannya. "Cantik sih, tapi—" Adinda menggantungkan ucapannya.
"Lo pulang sendiri ya? Gue mau jemput Mama di salon," ucap Kana.
Adinda menaikkan kedua alisnya. "Terus gue pulang sama siapa?"
Kana menaikkan kedua bahunya dan berlalu pergi.
"Ih, Kana!" teriaknya kesal.
Adinda berdecak. Ia meraih ponselnya dan menelpon seseorang di seberang sana. "Halo, Aji?"
-o0o-
Kana menatap wajahnya di spion, ia penasaran dengan apa yang terjadi hari ini.
"Kenapa cewek itu biasa aja waktu berhadapan sama gue? Kenapa dia gak kaya cewek-cewek lain?" Kana tak berkelana dengan pikirannya. "Ah, bodo amat. Gak peduli gue."
Kana kembali fokus dan melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Tak lama, akhirnya ia pun sampai di salon langganan Mamanya.
Belum sempat ia melepas helm, Mamanya sudah muncul dan menghampiri.
"Mama pikir kamu bawa mobil," ucap Alina yang sudah berada di hadapan putranya.
Kana menggeleng. "Tadi Kana ke Mall dulu nganterin Adinda, terus mampir ke toko Oma karena kangen sama kue buatan Oma. Jadi lupa mau nuker motor dulu."
"Yah, kamu mah. Percuma dong Mama ke salon kalau gitu sayang."
Kana terkekeh. "Yaudah, Kana pesenin taksi aja ya?"
"Gak usah deh. Mama minta jemput Papa kamu aja, lagipula jam segini biasanya Papa kamu keluar dari kantor. Biar sekalian gitu," ujar Alina.
Kana mengangguk.
"Oh ya nak, kamu udah tahu kalau di toko Oma ada asisten baru? Katanya sih seumuran sama kamu. Bahkan satu sekolah juga sama kamu."
Kana mengerutkan dahinya. "Satu sekolah sama aku, Ma?"
Alina mengangguk. "Kalau kata Oma sih gitu. Tapi Mama belum liat orangnya kaya mana."
"Kana udah ketemu kok, Ma."
Alina melebarkan matanya. "Seriusan? Cantik gak?"
"Ya, namanya juga cewek. Masa ganteng."
"Yah, klasik banget sih jawabannya. Orang Mama minta pendapat jujur dari kamu geh," ucap Alina tertawa. "Cantik gak?"
"Iya, cantik kaya Mama," ucap Kana membuat Alina terkekeh.
'Bim! Bim! Bim!'
Terdengar suara klakson mobil membuat keduanya menoleh.
"Itu Papa, Ma," ucap Kana.
"Oh iya!" Alina tersenyum dan berjalan menuju mobilnya.
"Dah, bucin-bucinan abis ini," ucap Kana saat melihat Papanya turun dan menghampiri Mamanya.
"Sayang, cantik banget!" ucap Kavin.
Kana menggelengkan kepala. "Tuh 'kan, apa gue bilang."
-o0o-
"Pakai baju apa ya? Baju gue 'kan cuma sedikit disini." Kaila menatap pakaiannya yang tertata di dalam lemari.
Tangannya meraih sebuah gaun berwarna merah. "Apa gue pakai ini? Tapi ini 'kan udah lama banget. Tali belakangnya juga udah putus."
"Kaila," ucap Naira— tantenya, saat melihat pintu kamar Kaila tak tertutup.
"Tante." Kaila tersenyum dan memasukan kembali gaunnya ke dalam lemari.
"Kamu masih ngapain? Kok keliatannya lagi bingung," ujar Naira.
Kaila mengangguk. "Kaila bingung, Tante. Malam ini Kaila di undang di acara ulang tahun Mamanya temen sekolah Kaila."
"Terus? Apa yang di bingungin?" tanya Naira kembali.
Kaila menunduk. "Kaila gak punya baju yang cocok untuk acara nanti malem."
Naira tersenyum. "Yaudah, kalau gitu kamu pakai gaun Tante aja. Tante banyak kok gaun yang belum pernah tante pakai. Itu pasti cukup sama kamu."
"Gak— gak usah Tante."
"Gak papa Kaila. Lagipula gaun itu kekecilan sama Tante. Jadi gak Tante pakai. Kamu mau pakainya?" tawar Naira.
"Gak papa nih, Tante?"
Naira tertawa. "Ya gak papalah sayang. Yaudah yuk ke kamar Tante. Kamu cobain gaunnya."
Kaila tersenyum dan mengikuti langkah Naira menuju kamarnya.
-o0o-
Rumah kediaman keluarga Anan kini cukup ramai. Sebab, malam ia Anan beserta keluarganya tengah menyelanggarakan pesta ulang tahun sang istri tercinta.
Bahkan malam ini cukup banyak tamu undangan yang datang.
Sebab, selain mengundang keluarga dan teman dekat. Mereka juga mengundang yang lain. Seperti rekan kerja Anan, rekan kerja Anna, serta teman sekolah Aji yang cukup dekat dengan Aji.
"Selamat ulang tahun, Anna!" teriak Alina yang berjalan menghampiri Anna bersama suami dan anaknya. Ya, siapa lagi kalau bukan Kavin dan Kana.
"Alina, makasih banget udah dateng." Anna tersenyum dan memeluk sahabat sekaligus keluarganya tersebut.
"Selamat ulang tahun ya, Na?" ucap Kavin.
Anna mengangguk. "Makasih banyak ya, Vin."
"Tante, selamat ulang tahun ya?" ucap Kana tak ingin kalah.
Anna mengangguk. "Makasih ya sayang."
Setelah memberikan selamat pada sang Tante, Kana pun mengedarkan pandangannya mencari keberadaan teman-temannya.
"Kana!" teriak Adinda membuat Kana menoleh.
"Hey," ucap Kana lalu berjalan menghampiri gadis tersebut.
"Kok lo baru dateng sih?" tanya Adinda saat Kana berada di hadapannya.
Kana mengangguk. "Biasa, nyokap bokap gue lama bener dandannya."
Adinda tertawa. "Bye the way, Aji kemana ya? Gue belum lihat dia dari tadi."
Kana menggeleng. "Mungkin lagi nemuin tamu yang lain."
Adinda mengangguk dan kembali meneguk minuman di tangannya.
"Adinda!"
Adinda terbatuk saat mendengar seseorang menyebut namanya. Ia menoleh dan menatap tajam laki-laki di hadapannya.
"Bima! Lo ngapain disini?" tanya Adinda dengan raut wajah kesal melihat laki-laki ini berada di hadapannya.
Melihat kehadiran Bima, Kana pun berjalan pergi meninggalkan keduanya. Ia memutuskan untuk mengambil minum.
"Eh, itu siapa? cantik banget!" ucap seseorang di sebelah Kana.
"Pacarnya Aji mungkin. Soalnya tadi siang gue liat dia satu motor sama Aji."
Kana mengerutkan dahinya. "Pacar Aji?" lirihnya.
Karena penasaran, ia pun mengikuti arah pandangan beberapa orang di sekelilingnya.
"Kaila?"
...-o0o-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Rin
aaahh gua nge shipnya kaila dan ajiii
2022-03-25
1
Rahayu Pus
kek nya ni si dindin calon calon pelakor ni.....
2021-11-21
0
💚
anggap aja kananya sbg haruto treasure ddhhh badboy abis cool binggo 😌
2021-05-25
0