Part 3
"Jangan sedih geh, pasti nanti kamu bisa temuin Mama kamu."
"Aamiin," ucap Kaila dengan senyuman.
"Oh ya, nanti Oma mau kenalin kamu sama seseorang."
"Siapa, Ma?" tanya Kaila penasaran.
Wanita tersenyum. "Ah, itu dia!" ucapnya saat sebuah motor berhenti.
Kaila menoleh mengikuti arah pandangan wanita di hadapannya. Matanya melebar saat seorang laki-laki turun dari motor dan berjalan menghampiri.
"Assalamualaikum, Oma!"
"Waalaikumsalam, Aji! Duh, Oma kangen banget sama kamu.
Aji terkekeh. "Maaf ya Ma, Aji udah lama gak kesini."
Wanita paruh baya yang mereka sebut Oma itu pun mengangguk. Wanita itu adalah Raisa. Ya, Raisa adalah Ibunda Alina, yang lebih jelasnya adalah nenek Kana.
Raisa tersenyum dan beralih pada Kaila. "Kaila, kenalin, ini namanya Aji, cucu Oma selain Kana. Dan Aji, kenalin, ini namanya Kaila."
Kaila tersenyum dan berjabatan tangan dengan Aji.
"Oh ya Aji, kamu gak bareng Kana kesini?" tanya Raisa.
Aji menggeleng. "Tadi Aji gak bareng Kana Ma pulang sekolahnya."
"Terus kamu gimana bawa kuenya? Pasti susah dong. Apalagi kamu bawa motor."
Aji mengangguk membenarkan ucapan Raisa. "Iya juga ya, Ma."
Raisa mengangguk. "Oh, Oma tahu!" ucap Raisa lalu melirik Kaila.
Merasa di lirik, Kaila pun menoleh dan menaikkan kedua alisnya.
Raisa tersenyum. "Kaila mau 'kan bantuin Aji bawa kue ke rumahnya?"
"Kue, Oma?" tanya Kaila mengulangi.
Raisa mengangguk. "Jadi malam nanti Mamanya Aji ulang tahun, dan mereka pesen kue disini. Kamu mau 'kan bantuin Aji bawa kue ke rumahnya?"
Aji berdeham. Ia memandang Kaila dengan penuh tanya. Akankah gadis itu mau menolongnya?
"Gimana?" tanya Raisa kembali.
Kaila tersenyum. "Iya, Oma. Kaila mau."
Mendengar jawaban Kaila, Raisa pun tersenyum lega.
"Aji gak papa 'kan sama Kaila? Kamu gak ada pacar 'kan?" tanya Raisa.
Aji menggeleng. "Gak ada kok, Oma."
Raisa tersenyum lega. "Syukurlah, Oma takut aja ntar Kaila di labrak sama pacar kamu. Hehe. Ya Kaila ya?"
"Hehe, iya Oma," jawab Kaila.
"Tapi lo gak ada pacar juga 'kan? Gue takut aja ntar malah gue di labrak sama pacar lo," ucap Aji.
Kaila menggeleng. "Nggak ada kok."
Aji mengangguk. "Oke!"
"Mau sekarang bawanya?" tanya Raisa.
"Iya, Ma. Takut kesorean juga," ujar Aji.
"Oke, Oma ambil dulu ya? Udah Oma siapin kok." Raisa beralih pada Kaila. "Ayo Kaila, bantuin Oma."
Kaila mengangguk dan mengikuti langkah Raisa untuk mengambil kue yang di siapkan untuk acara malam nanti.
"Sini Oma, Aji bantuin juga." Aji ikut mengangkat box berisi kue dan membawanya ke depan.
"Kalian berdua gak susah 'kan bawanya?" tanya Raisa saat ketiganya sudah berada di luar.
"Kayanya enggak sih, Oma. Kaila, ayo naik!" Aji memerintah Kaila untuk ikut naik ke atas motornya.
Kaila mengangguk. Ia mengangkat box kue itu dan naik ke atas motor Aji.
"Kalian hati-hati ya! Jangan ngebut-ngebut Ji," ucap Raisa.
"Siap, Oma!" Aji tersenyum dan mulai melajukan motornya.
Selama di perjalanan, Kaila terus memegang box di depannya. Ia takut kue yang berada di dalam akan rusak.
"Lo kerja di toko Oma?" tanya Aji sembari fokus dengan kemudinya.
"APA?!" teriak Kaila yang memang tidak mendengar apa yang Aji ucapkan.
"LO KERJA DI TOKO OMA?" tanya Aji tak kalah teriak.
Kaila mengangguk. "IYA!"
"UDAH BERAPA LAMA?" tanya Aji kembali.
"DUA MINGGU INI!"
"OH!" Aji mengangguk dan kembali fokus dengan kemudinya.
Aji begitu kencang membawa motornya, hal itu pun membuat Kaila takut dan memejamkan mata.
Aji terkekeh memandang Kaila dari balik spion.
Dari sekian gadis yang ia bonceng di motornya, baru Kaila-lah yang ketakutan sembari memejamkan mata. Bahkan sepertinya gadis itu nampak berkomat-kamit seolah membaca mantra.
"Lampu merah lagi," lirih Aji dan terpaksa mengurangi kecepatannya saat beberapa meter lagi ia akan sampai di perempatan.
Melihat Aji berhenti membuat Kaila bernapas lega dan membuka mata.
"Lo takut ya?" ucap Aji seraya melihat Kaila dari balik spion.
Kaila tak menjawab. Ia menoleh ke arah lain dan melihat beberapa anak kecil yang tengah meminta-minta pada pengendara yang tengah berhenti.
"Kasian," lirih Kaila.
"Hah? Apa?" tanya Aji yang sekilas mendengar Kaila mengucapkan sesuatu.
Kaila menggeleng. "Gak papa."
Aji mengangguk. Ia melipat melipat kedua lengannya dan menoleh ke sisi kanannya. Namun saat ia menoleh, ia malah melihat Kana tengah bersama Adinda dalam satu motor. Yang membuatnya cukup sakit, Adinda begitu dekat dengan Kana. Seolah tak ada jarak lagi di antara keduanya.
"Ji! Lampu ijo! Ji! Aji!"
"Hah? Apa sih?" Aji terkejut dengan suara Kaila yang berada di telinganya.
"Lampu udah ijo!" teriak Kaila.
Aji menempuk dahinya dan kembali melajukan motor sebelum pengendara lain memarahinya.
"Lo sih gak bilang."
"Gue udah teriak dari tadi!"
...-o0o-...
"Assalamualaikum, Oma!" teriak Kana saat turun dari motor bersama dengan Adinda.
"Eh, cucu Oma datang!" Raisa berjalan dan memeluk cucunya. "Kamu sama siapa?" Raisa menoleh pada gadis yang bersama Kana.
"Halo, Oma!" sapa Adinda dan mencium tangan Raisa.
Raisa tersenyum. "Eh, Adinda. Oma udah lama gak liat kamu. Biasanya kamu kesini terus bareng Aji sama Kana."
Adinda terkekeh. "Hehe, iya Oma. Belakangan ini Adinda sering bolak-balik Korea-Indo."
"Korea?" Raisa menaikkan kedua alisnya.
"Iya, Oma. Jadi Adinda ini pengen jadi Idol. Makanya dia iseng-iseng ikut audisi gitu," jelas Kana.
Raisa tertawa. "Oh, jadi kamu pengen jadi Oppa-Oppa gitu?"
Adinda terkekeh mendengar ucapan Raisa. Begitupun Kana.
"Bukan Oppa, Oma. Oppa itu untuk cowok," jelas Kana.
"Jadi kalau cewek, Oma?" tanya Raisa membuat Adinda semakin terpingkal di buatnya.
"Loh, kok ketawa?" tanya Raisa tak mengerti.
"Oppa itu sebutan untuk kakak cowok, Oma. Kalau kakak cewek sebutannya Eonni," jelas Adinda.
Raisa membulatkan bibirnya. "Yah, maklum. Oma gak suka Korea-Koreaan."
"Hehe, iya Oma," ucap Adinda dengan senyuman.
"Oh ya Kana, tadi Aji kesini loh!" ucap Raisa.
Kana menaikkan kedua alisnya. "Terus sekarang anaknya kemana, Oma?"
"Baru aja pulang. Tadi aja Oma nyuruh asisten Oma buat nemenin Aji."
"Asisten Oma? Siapa? Tante Susi?" tanya Kana.
Raisa menggeleng. "Bukan Susi. Ada, dia seumuran sama kalian. Tapi sayangnya dia gak seberuntung kalian. Jadi dia kerja paruh waktu disini."
Kana mengangguk. Ia tak penasaran dengan gadis itu, bahkan ingin tahu namanya pun tidak.
"Namanya siapa, Oma?" tanya Adinda namun tak membuat Kana ikut menoleh.
"Namanya Kaila. Anaknya pinter, jago masak, bahkan dia jago juga bikin kue kaya Oma."
"Wah, kayanya kapan-kapan Adinda bisa nih minta ajarin Kaila," ucap Adinda mencoba berusaha akrab dan mengambil hari Raisa.
Raisa tersenyum. "Kamu harus banyak belajar dari dia. Meskipun dia kurang kasih sayang dari orangtuanya, dia gak manja dan gak banyak tingkah."
Adinda terbatuk. Ucapan Raisa seolah tengah menyindirnya.
"Yaudah ayo masuk! Oma udah bikini kue untuk cucu Oma tersayang ini," ucap Raisa sembari merangkul cucunya untuk masuk ke dalam.
"Gak papa gak dapet restu neneknya. Lagipula restu ada di tangan Ibu, bukan di tangan nenek," lirih Adinda dan mengikuti Kana ke dalam.
...-o0o-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Rahayu Pus
tak kirain tadi yang Dateng babang Kaka eh malah aa aji.....oke.....1-0 thor
2021-11-21
1
🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤
Nahhh ini nih yg gak aku suka kalo sahabatan beda jenis, pasti bakalan terjadi cinta segitiga
2021-07-14
1
ulfa
kyaknya cinta berantai nh...
2021-05-31
7