Part 1
"Namanya Kana, Kana Bintang Artana. Salah satu cowok idaman di SMA ini. Orangnya cakep, tinggi, putih, maco, pinter. Sayangnya tampilannya bad boy, dingin, flat kaya triplek ujian, dan—"
"Dan apa?"
"Dia gak pernah pacaran. Hampir Tiga tahun dia sekolah disini, gak ada Satupun cewek yang berhasil narik hatinya. Padahal lo tahu sendiri 'kan, ribuan cewek disini seolah ngantri buat jadi pacarnya. Tapi, namanya juga Kana. Terlalu sempurna, jadi bingung cari pasangannya kaya mana."
"Kenapa gitu?"
"Karena, karena, ya karena gue gak tahu. Lo tanya sendiri aja sama orangnya." Gadis itu terkekeh dan menoleh ke arah lain. "Eh, itu Kana!" teriaknya membuat Kana menoleh.
Gadis disebelahnya memutar bola mata dan berlalu pergi.
"Kaila, lo mau kemana? Itu Kana! Lo gak mau ngejar Kana?"
"Gak mau! Gue mau ke kelas!"
...-o0o-...
"Pagi Kana!" ucap para gadis yang sudah berbaris menunggu Kana berjalan dan melewatinya.
Kana mengangguk tanpa tersenyum. "Pagi!"
"Ah, di jawab! Seneng banget!"
Kana menaikkan sudut bibirnya dan melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"Kana! Kana! Tunggu Kana!"
"Ada apa sih? Ada Kana?" tanya gadis penggemar Kana yang baru saja sampai.
"Iya, itu Kana! Ayo ikutin!"
"Astaga itu Kana? Ganteng banget!"
"Kak Kana!"
"Kenapa muka dia kaya Oppa sih!" teriak gadis lain seraya menyentuh pipinya sendiri.
"Kana!"
"Astaga ganteng banget cowok itu woy! Mirip Mark NCT!"
"Enggaklah! Gantengan juga Kana, daripada Oppa-Oppa itu."
"Tolong sih gue mo meninggal!"
Kana terkekeh mendengar pernyataan gadis-gadis di sekelilingnya. Ia menggelengkan kepala dan melanjutkan langkahnya menuju ruangan bertuliskan 12 IPA 1.
"Kana, mau aku bawain tasnya gak?"
Kana menoleh dan menggeleng.
"Kalau aku anterin sampai depan kelas mau gak?" tanya gadis di sebelahnya lagi.
Kana kembali menggeleng.
"Atau aku anter kita ke pelaminan?"
Kana menyunggingkan senyumnya. "Gak perlu."
"Singkat, padat, jelas, tapi ngena woy! Tolong sih anak orang udah bikin gue baper!" teriak gadis yang baru saja di tolak tawarannya oleh Kana.
"Lo sehat 'kan? Lo baru aja di tolak, bukan di bikin baper!" ujar temannya.
Kana menghela napas panjang seraya membenarkan posisi tasnya dan berlalu pergi.
"Misi, misi, misi, Kana!"
Kana menghentikan langkahnya saat mendengar suara gadis yang sangat ia kenal. Ia menoleh dan tersenyum. "Adinda?"
"Emang Adinda ada hubungan apa sih sama Kana? Sampai-sampai Kana sebahagia itu?" bisik para gadis yang tengah mengikuti langkah Kana.
Adinda tersenyum dan memeluk Kana. "Gue kangen banget sama lo, sama Aji, gue kangen kalian berdua!"
"Dih, peluk! Peluk!" umpat para gadis yang melihat Adinda memeluk Kana.
Kana terkekeh dan melepas pelukan Adinda. "Ayo ke kelas samperin Aji," ucapnya seraya menarik tangan Adinda.
Adinda mengangguk dan mengikuti langkah Kana.
"Kapan ya gue bisa jadi Adinda?" ucap salah satu gadis yang tengah bersembunyi di balik pohon.
"Hayo!" teriak seorang laki-laki mengagetkannya.
Gadis di balik pohon itu terkejut dan menatapnya tajam.
"Lo suka sama Kana?"
Gadis itu diam dan berlari meninggalkan laki-laki di sebelahnya.
-o0o-
"Selamat pagi Aji!" teriak Adinda begitu ia dan Kana sampai di kelas.
"Adinda!" teriak Aji yang melihat sahabat yang sangat ia rindukan telah berada di hadapannya lagi.
"Aji!" Adinda berlari dan memeluk Aji. "Gue kangen banget sama lo."
Aji terkekeh. "Gue juga kangen banget sama lo, Din. Satu minggu lo gak masuk kelas, berasa Satu abad tahu gak!"
Adinda tertawa. "Lebay lo!" ucapnya membuat kedua sahabatnya kembali tertawa. "Oh ya, katanya hari ini SNMPTN di buka ya?"
Kana mengangguk membenarkan.
"Kalian berdua jadi daftar kuliah di Jogja 'kan?" tanya Adinda kembali.
"Jadi dong! 'Kan kita harus bareng-bareng!" jawab Aji dengan sumringah.
Kana tersenyum. Begitupun dengan Adinda. Ketiga sahabat itu nampak bahagia dengan mimpi yang sudah mereka rencanakan sejak dulu.
"Kedokteran?" seru Adinda.
"We can!" teriak Aji dan Kana.
"Oh ya, malam nanti kalian sibuk gak? Kalau gak sibuk, ke rumah gue ya?" ucap Aji.
Adinda menoleh. "Ada acara apa nih?"
Aji tersenyum. "Nyokap gue ulang tahun."
"Yah, gak lo suruh juga kita pasti dateng kok. Apalagi Kana, pasti dateng senyokap-bokapnya," ucap Adinda tertawa.
Kana mengangguk. Tentu saja ia dan kedua orangtuanya datang. Sebab, Aji adalah anak dari Anan dan Anna, dimana mereka adalah paman dan tante Kana.
"Pulang sekolah, gue nebeng lo ya? Gue sekalian minta anterin beli kado untuk nyokap Aji," bisik Adinda di telinga Kana.
Kana mengangguk dengan senyuman.
-o0o-
"Jadi SNMPTN ini lo mau ambil kedokteran Kai?" tanya seorang gadis yang bernama Elsa pada sahabatnya.
Kaila mengangguk. "Gue akan berusaha semampu gue supaya bisa ambil jurusan itu," ucapnya seraya mengepalkan tangan dan mengetuk meja di hadapannya.
"Tapi bukannya dari dulu lo pengen jurusan Tari? Kenapa bisa jauh banget ke kedokteran? Lo, gak abis nabrak pohon atau kejebur ke got 'kan?"
Kaila tertawa. "Ya enggak lah."
"Tapi kenapa jauh banget?" tanya Elsa penasaran.
Kaila tersenyum. "Gak ada salahnya 'kan?"
Elsa menggeleng.
Kaila terkekeh dan mengeluarkan bukunya dari dalam tas.
"Eh, Kai!"
Kaila menoleh dan menatap sahabatnya. "Kenapa?"
Elsa menggigit bibir bawahnya bimbang.
"Lo kenapa sih? Ada masalah?" tanya Kaila penasaran.
Elsa menggeleng. "Gue pengen nanya sama lo."
"Silahkan."
Elsa memandang Kaila lekat membuat Kaila gugub dan takut. "Lo 'kan udah satu bulan sekolah disini, lo yakin gak ada yang lo taksir sama sekali?"
Kaila menggeleng.
"Yakin?"
Kaila mengangguk.
"Beneran?"
Kaila mengangguk.
"Lo gak nyesel gak naksir cowok di SMA ini? Lo tahu 'kan SMA ini gudangnya para cogan? Lo gak nyesel gak menikmati masa remaja lo?"
Kaila menggeleng. "Ngapain nyesel?"
Elsa mengangguk. "Oke!"
Kaila mengerutkan dahinya. "Lo cuma mau nanya itu doang?"
Elsa mengangguk.
Kaila menghela napas dan menatap sahabatnya tak mengerti. "Gak penting banget sih, El."
Elsa terkekeh. "Oh ya, istirahat nanti ke kantin yuk? Gue pengen makan mie ayamnya Mbak Atun."
Kaila menggeleng.
"Kenapa sih lo gak pernah mau ke kantin? Lo dikasih uang saku 'kan sama nyokap lo?"
Kaila menatap Elsa tajam.
"Iya, iya, maap Kaila, maap Kaila."
"Gue gak suka keramaian," lirih Kaila dan menyandarkan kepalanya di atas meja.
-o0o-
"Baik, kalau begitu Ibu akhiri, selamat siang!"
"Siang Bu!" jawab seluruh murid 12 IPA 1.
"Din, kantin yuk!" ajak Aji pada Adinda.
Adinda menoleh pada Kana. "Mau kantin gak?"
Kana menggeleng.
Adinda mengangguk dan beralih pada Aji. "Yaudah yuk kita aja."
Aji mengangguk. Ia tersenyum lebar. Senyum yang memperlihatkan kebahagiaan.
"Oh ya Ji, selama Tiga hari gue gak masuk, Kana baik-baik aja 'kan?" tanya Adinda saat keduanya berjalan menuju kantin.
Aji terdiam lalu menoleh. "Baik-baik aja, emang kenapa lo nanyain Kana?"
Adinda menggeleng. "Gak papa."
"Lo gak nanyain gue juga?" tanya Aji tak ingin kalah.
Adinda tertawa dan merangkul tangan Aji. "Ngapain gue nanyain lo, lo 'kan sahabat gue."
"Terus Kana bukan sahabat lo?"
"Ya bukan gitu, Aji."
Aji terdiam. Ia seolah tertampar dengan ucapan Adinda tadi.
"Iya, Din. Gue cuma sebatas sahabat buat lo, gak lebih."
Adinda tersenyum memandang sekeliling. Ia nampak bahagia dapat kembali dan bertemu Kana.
"Gue seneng hari ini," lirih Adinda seraya menyandarkan kepalanya di pundak Aji.
...-o0o-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ya salam Elsa,orang sekolah itu belajar,bukan pacaran..🤦🤦
2024-04-29
0
Irwin Mmf
jarang ad persahabatan antara cowok & cewek yg gak main hati
2023-04-09
0
Rahayu Pus
cinta segi banyak ni mah kek nya
2021-11-21
0