Episode 3 Mencuri ciuman

Sall memandang lekat wajah Sanchia yang menunjukan kemarahannya. Nafas Sanchia naik turun tidak beraturan, mati-matian menahan emosi dan tangis yang siap menyeruak.

"Bagaimana kamu tahu namaku?" tanya Sall dengan nada dingin dan mengintimidasi.

"Aku tahu wajah ini. Seorang Arsitek sukses dan terkenal, yang karya-karyanya selalu hebat dan memukau. Kamu sengaja kan membuang mayat perempuan yang sudah dipasangi topeng wajah sehingga wajahnya sama sepertiku. Membuat luka tembak yang sama sepertiku dan melakukan rekayasa DNA, agar keluargaku mengira kalau aku sudah mati. Mulai sekarang aku akan selalu membencimu dan membalasmu lebih dari yang kamu lakukan padaku."

Sall sedikit terkejut dengan perkataan Sanchia yang diucapkan dengan berapi-api, terlebih analisa Sanchia terhadap semua rencananya begitu tepat. Bahkan Sanchia bisa menebak kalau Sall mengerahkan beberapa dokter bedah plastik dan dokter estetika paling handal untuk membuat topeng wajah seperti wajah Sanchia dalam waktu singkat. Karena jelas Sanchia tahu, tidak mungkin melakukan operasi plastik langsung pada mayat perempuan itu karena pasti memerlukan waktu yang lama.

Sall berusaha terlihat datar dan tidak terganggu dengan apa yang didengarnya. Sanchia menyeret tubuhnya menjauh dari Sall menuju sofa, namun Sall mengejutkan Sanchia dengan menggendong dan merebahkan tubuh Sanchia di atas tempat tidur. Sall masih mendekatkan wajahnya ke wajah Sanchia, tatapan mata mereka beradu. Namun hanya tatapan benci yang Sall rasakan dari mata Sanchia yang berkilat tajam. Seringai Sall muncul seketika, semakin memantik emosi yang kini menyebar dan meluap di hati Sanchia.

"Sebenci apapun kamu padaku, aku tidak akan pernah melepaskanmu. Aku mengambil resiko yang besar dengan membawamu bersamaku. Aku melakukannya, karena aku benar-benar menginginkanmu."

Sall menempelkan bibirnya sekilas di bibir Sanchia, lalu bergegas pergi dari kamar Sanchia. Sedetik kemudian, teriakan Sanchia menggema di seluruh sudut kamar.

"Br*ngseeeeekkk ...!"

*************************

Keesokan harinya, beberapa pelayan sudah bolak-balik membawa makanan yang berbeda-beda ke kamar Sanchia, namun tidak ada satu makanan pun yang disentuh oleh Sanchia. Gadis itu hanya meminta bantuan pelayan wanita untuk membantunya ke kamar mandi dan membalut lukanya pagi tadi. Setelah itu Sanchia tidak mengizinkan siapapun mengganggunya. Kamarnya pun sengaja Sanchia kunci, karena tidak ingin siapapun menerobos masuk, terutama Sall yang sudah begitu kurang ajar menciumnya tanpa izin.

Sanchia duduk di sofa kamar, menghadap jendela yang memperlihatkan pemandangan kolam renang dan pepohonan rindang disekitarnya. Terdengar suara ketukan di pintu kamar Sanchia, namun Sanchia mengabaikannya, seolah-olah tidak mendengar suara apapun. Namun sesaat kemudian terdengar suara pintu terbuka yang membuat Sanchia begitu terkejut. Apalagi saat sedetik kemudian, wajah yang kini begitu dibencinya, muncul kembali dengan senyum sinis di wajahnya yang tampan.

Sejak kemarin, sikap Sanchia membuat Sall tidak tenang. Setelah melakukan virtual meeting dengan beberapa orang kepercayaannya di Inggris, Sall membawakan Sanchia menu sarapan sepiring pancake dan segelas susu hangat. Laki-laki itu meletakannya di atas meja tepat di hadapan Sanchia. Sall juga membuka pintu dan jendela kamar yang mengarah ke taman juga kolam renang, agar cahaya matahari dan udara yang segar dapat masuk.

"Makanlah!!" ucap Sall terdengar datar.

Sanchia tidak menanggapi, bahkan enggan berkata sedikitpun. Tapi hal itu bukan masalah bagi Sall. Laki-laki beralis tebal itu malah mengagumi Sanchia yang terlihat begitu cantik, meskipun tanpa riasan dan hanya mengenakan pakaian sederhana. Yaitu kaos bermodel crop top yang sedikit memperlihatkan perutnya, dipadukan dengan rok panjang bermodel simple.

Sall duduk disebelah Sanchia, namun Sanchia malah berdiri dengan tertatih-tatih. Sall menarik pelan tangan Sanchia yang berdiri membelakanginya.

"Makanlah, kamu belum makan sejak kemarin, dan hanya minum susu saja." Sall berusaha membujuk Sanchia, karena khawatir dengan kesehatan gadis itu.

Sanchia menghempaskan tangan Sall dengan kasar, Sall bisa merasakan Sanchia begitu marah, meskipun wajahnya tidak terlihat karena berdiri membelakanginya. Sall malah mengeluarkan ponselnya lalu mengambil photo Sanchia dari belakang.

"Aku tidak mau makan apapun, keluar! Aku tidak ingin melihatmu."

Sall memang mendengar perkataan Sanchia, tapi sama sekali tidak digubrisnya. Sall malah melipat bibir, mengagumi kecantikan Sanchia dan terus menerus memujinya dalam hati.

"Sepertinya aku memang jatuh cinta pada gadis ini, meskipun sedang marah, dia malah terlihat semakin cantik dan menggemaskan." Puji Sall dalam hati.

Sanchia membalikan badannya dan menatap tajam Sall yang masih saja terlihat santai.

"Kamu bisa dengar tidak sih, keluar sekarang juga, aku benar-benar tidak mau melihatmu." Kalimat Sanchia terdengar penuh penekanan.

Sall tersenyum tipis dengan seringai menyebalkannya, yang membuat Sanchia semakin kesal.

"Baiklah, aku akan keluar, tapi kamu makan ya." Sall berusaha mengalah agar Sanchia mau menuruti permintaannya.

Sall tiba-tiba melingkarkan tangannya di pinggang Sanchia, membuat Sanchia berniat melepas tangan Sall dari pinggangnya. Namun sia-sia, Sall terlihat tidak rela dan mengeratkan pelukannya di pinggang Sanchia. Sall menyadari ada yang tidak beres, saat kaki Sanchia terlihat akan menendang kakinya. Beruntung Sall memiliki refleks yang baik, sehingga dapat langsung menghindarkan kakinya dari serangan kaki Sanchia.

Namun tiba-tiba Sanchia meringis kesakitan, karena gerakannya barusan membuat luka di kakinya semakin terasa sakit.

"Aaaaww ...."

Sall segera melepas pelukannya dan menggendong tubuh Sanchia, lalu merebahkannya di atas tempat tidur. Sall mengangkat sedikit rok Sanchia untuk melihat luka di kaki Sanchia.

"Kamu jangan kurang ajar ya." Sanchia memukul tangan Sall yang tengah mengangkat roknya.

"Aku hanya ingin melihat lukamu, dan lihatlah lukamu terbuka lagi. Aku akan memanggil dokter untuk membalut lukamu dengan baik." ucapan Sall memang benar adanya, tapi Sanchia sama sekali tidak luluh dengan perhatian laki-laki itu.

"Tidak perlu, jangan berpura-pura baik terhadapku."

Sall bersikap acuh tak acuh dan berjalan mendekat ke kotak P3K yang terletak di pojok kamar, dan membawa beberapa perlengkapan yang dibutuhkannya.

Sall membuka pembalut luka di kaki Sanchia dengan sangat hati-hati, namun Sanchia malah memukul tangan Sall yang masih berada di kakinya.

"Jangan pegang-pegang!"

Sall menghela nafas panjang, lalu menatap intens kedua mata gadis pujaannya.

"Kalau aku tidak memegangnya, bagaimana aku bisa membalut lukamu?"

"Minta pelayan perempuan untuk melakukannya, aku tidak mau kamu yang membalut lukaku."

Sall memilih tidak peduli pada perkataan Sanchia dan melanjutkan niatnya membalut luka di kaki Sanchia, tidak peduli Sanchia terus meronta dan menendang-nendangkan kakinya. Sampai akhirnya, Sall selesai membalut luka Sanchia dengan sempurna.

Sall mencuci tangannya di wastafel toilet,  lalu membawa menu sarapan yang tadi dibawanya, dan meletakannya di atas nakas samping tempat tidur. Sall duduk di tepi tempat tidur, lalu mengambil sepiring pancake yang terlihat cukup menggoda.

"Aku akan menyuapimu." Sall yang sudah mengarahkan sendok berisi potongan pancake, langsung mendapat penolakan Sanchia.

"Aku tidak mau makan. Jangan memaksaku, dan keluarlah dari kamarku!" ucap Sanchia begitu tegas dan dingin.

"Baiklah, aku akan keluar, tapi kamu harus makan. Setidaknya kamu perlu tenaga yang banyak untuk melawanku."

Seringai di wajah Sall kembali muncul, dan Sanchia menanggapi dengan senyum sinisnya. Sall terlihat akan berdiri dari duduknya, namun bibir nakalnya kembali mendarat di bibir ranum Sanchia, yang seketika mendorong dan memukul-mukul dada Sall.

Sall memegang erat tangan Sanchia yang ada di dadanya, dan fokus berusaha membuat bibir Sanchia terbuka. Sanchia yang sejak tadi mengatupkan bibirnya sekuat tenaga, akhirnya membuka bibirnya, setelah Sall menggigit kecil bibir bawah Sanchia. Sall tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, dan terus menyes*p bibir Sanchia, meskipun Sanchia masih meronta-ronta. Sanchia pun tidak dapat menghindar, karena kepalanya yang menempel pada headboard tempat tidur, membuatnya kesulitan untuk bergerak.

Sall baru menghentikan pertautan bibirnya setelah merasa nafas Sanchia mulai tersengal. Senyum puas terulas di wajah Sall, namun beberapa saat kemudian berubah khawatir saat air mata mengalir di pipi Sanchia.

"Pergi ...! Aku bilang pergiii ...!

Nafas Sanchia naik turun, menahan isakan juga emosi yang siap membuncah. Sall merasakan penyesalan di hatinya, karena telah melakukan sesuatu yang tidak diinginkan oleh Sanchia. Namun entah kenapa, seperti ada dorongan yang kuat untuk mencium bibir Sanchia yang terlihat begitu menggoda. Padahal selama ini, Sall begitu menghindari untuk menyentuh perempuan manapun. Meskipun banyak perempuan begitu gencar menggodanya.

Sall meninggalkan kamar Sanchia menuju kamarnya dengan perasaan tidak menentu. Sesampainya di kamar, Sall segera mengambil tab-nya dan mengawasi monitor CCTV di kamar Sanchia, yang kini memperlihatkan Sanchia yang sedang menangis. Sesekali Sanchia terlihat menggosok bibirnya dengan kasar, seolah berusaha menghilangkan jejak pertautan bibirnya dengan Sall tadi.

Sanchia sesungguhnya sedang merasa kecewa dengan dirinya sendiri, satu kali pun Sanchia tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun sampai saat ini. Namun sekarang ciuman pertamanya justru diambil oleh orang yang sangat dibencinya.

Sementara itu, Sall mulai merutuki kebodohannya, karena tidak menyangka Sanchia akan merasa terpukul seperti ini. Berkali-kali Sall memijit keningnya, merasa bingung tidak tahu harus berbuat apa. Sementara pandangannya masih terpusat pada monitor CCTV yang masih saja memperlihatkan Sanchia yang sedang menangis tersedu-sedu, bahkan setelah lebih dari 1 jam.

Tiba-tiba mata Sall membola, saat dilihatnya Sanchia tiba-tiba terkulai lemas, tidak sadarkan diri. Sall segera berlari menuju kamar Sanchia, dan memanggil dokter pribadinya untuk memeriksa Sanchia.

Setibanya di kamar Sanchia, Dokter Anna kembali memasang infus seperti beberapa hari belakangan ini. Sanchia yang sempat sadar, kini tertidur kembali.

"Tuan Sall, Lukanya mengalami infeksi, namun sudah membaik setelah saya beri suntikan. Setelah Nona sadar, tolong dibujuk agar Nona Sanchia mau makan, karena Nona Sanchia sudah terlalu lama hanya mengandalkan cairan infus. Tidak baik untuk tubuhnya. Dan mohon maaf Tuan, Nona tidak boleh mengalami stres, karena akan memperburuk kondisinya."

Sall hanya mengangguk sambil melipat tangannya di depan dada. Lalu Dokter Anna meninggalkan kamar Sanchia setelah berpamitan terlebih dahulu pada Sall.

Sall duduk di tepi tempat tidur seraya memandangi Sanchia yang tertidur dengan sangat pulas. Masih tampak jelas sembab dan jejak-jejak air mata di wajah Sanchia. Hal itu memancing Sall menyentuh wajah Sanchia, tanpa berniat mengganggu tidurnya.

Setelah 1 jam, Sall masih fokus memandangi perempuan yang mulai mempengaruhi hatinya itu. Namun tiba-tiba Sanchia terdengar mengigau tidak jelas, dengan keringat yang membasahi keningnya. Sall menyentuh kening Sanchia yang ternyata begitu panas. Sall berniat menghubungi Dokter Anna kembali, saat terdengar rintihan dari mulut Sanchia.

"Dingiiiiinn ... Dingiiiiiiinn ...."

Sall segera membaringkan tubuhnya di sebelah Sanchia dan mendekap tubuh mungil Sanchia tanpa ragu. Sanchia pun semakin merangsek masuk mencari kehangatan dari tubuh atletis Sall yang memeluknya dengan erat, sampai akhirnya kembali tertidur dengan lelap.

Sall tersenyum, melihat Sanchia yang begitu nyaman tidur dalam dekapannya. Sama sekali tidak dia sangka, gadis yang mati-matian menolaknya bisa terlelap begitu nyaman di dada bidangnya. Sampai akhirnya Sall menyusul Sanchia ke alam mimpi.

*************************

Terpopuler

Comments

Helen Nirawan

Helen Nirawan

sanchia kamu hrs 10x lipat lebih tangguh dr sall2 , and kamu hr bs mengendalikan sall2 spy nurut ama.kamu , kamu.mafia hrs tau gmn

2024-07-14

1

Mommy Gyo

Mommy Gyo

wow visualnya keren thor, kirim salam ya sy😁😁😁

2021-08-21

1

Mulya AK

Mulya AK

visual ceweknya kurang greget Thor 😁

2021-08-15

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Pria Penyelamat & Perempuan Suci
2 Episode 2 Mati untuk Hidup Bersamaku
3 Episode 3 Mencuri ciuman
4 Episode 4 Tekad Sall
5 Episode 5 Menikmati Suasana Bali
6 Episode 6 Rahasia Mansion Sall
7 Episode 7 Pergi
8 Episode 8 Nyaris Hancur
9 Episode 9 Sakit
10 Episode 10 Aku Mencintaimu
11 Episode 11 Mintalah aku..
12 Episode 12 Maafkan Aku..
13 Episode 13 Rencana Besar
14 Episode 14 Memulai Misi
15 Episode 15 Wangi Menenangkan
16 Episode 16 Masih Cemburu
17 Episode 17 Pulang
18 Episode 18 One Step Closer
19 Episode 19 H-7
20 Episode 20 Aku Tahu Rahasianya
21 Mampir Dong..!!
22 Episode 21 Aura Permusuhan
23 Episode 22 Karena cemburu
24 Episode 23 Photo Pre-Wedding
25 Episode 24 Before Special Day
26 Episode 25 Cyber War
27 Episode 26 Cyber War 2
28 Episode 27 The Day
29 Episode 28 Finally..Sah..
30 Episode 29 Godaan Terberat
31 Episode 30 Sweet Moment
32 Episode 31 Terbongkar
33 Episode 32 Jangan Pergi
34 Episode 33 Berjuang Untukmu
35 Episode 34 Finally..
36 Episode 35 Honeymoon
37 Episode 36 Honeymoon 2
38 Episode 37 Hilang
39 Episode 38 Ancaman
40 Episode 39 Aku Melakukannya Demi Kamu
41 Episode 40 Please, dont leave me alone..
42 Episode 41 Please comeback to me
43 Episode 42 Kenyataan Pahit
44 Episode 43 Aku menemukanmu..
45 Episode 44 Kabar Bahagia?
46 Episode 45 Tolong, bertahanlah..
47 Episode 46 Aku Bahagia
48 Episode 47 Shopping
49 Episode 48 Lovable
50 Episode 49 Kejutan di villa baru
51 Episode 50 Lukisan Mimpi
52 Episode 51 Kekhawatiran Sanchia
53 Episode 52 Saling Memaafkan
54 Episode 53 Fake Bestfriend
55 Episode 54 Kemarahan Ratu Mafia
56 Episode 55 Kembalinya Masa Lalu
57 Episode 56 Membuka Luka Lama
58 Episode 57 Cemburu
59 Episode 58 Lengah
60 Episode 59 Menunggu jawaban
61 Episode 60 Sall VS Shuga
62 Episode 61 Keraguan Sall
63 Episode 62 Persahabatan
64 Episode 63 Berubah
65 Episode 64 Makan Malam Bersama Sahabat
66 Episode 65 Saran Sahabat
67 Episode 66 You're The Only One
68 Episode 67 Kejutan Special
69 Episode 68 Happy Birthday, Honey..
70 Episode 69 Only You
71 Episode 70 Anugerah Tidak Terduga
72 Episode 71 Our Son
73 Episode 72 Asal-usul Shawn
74 Episode 73 Tidak Ingin Jauh
75 Episode 74 Merindukanmu
76 Episode 75 Kembali
77 Episode 76 Pembalasan
78 Episode 77 Bersyukur Memilikimu
79 Episode 78 Farewell Party
80 Episode 79 Khawatir
81 Episode 80 Negative Thinking
82 Episode 81 Kecurigaan
83 Episode 82 Farewell Party Sall & Sanchia
84 Episode 83 Lembaran Baru di Inggris
85 Episode 84 Keputusan Berat
86 Episode 85 Kenyataan Pahit
87 Episode 86 Kesedihan Mendalam
88 Episode 87 Pulang
89 Episode 88 Luapan Hati Alrico
90 Episode 89 Who's The Real King?
91 Episode 90 The Last War
92 Episode 91 Kemarahan Sang Ratu
93 Episode 92 I Love You More..
94 Episode 93 Perempuan Misterius
95 Episode 94 My Queen
96 Episode 95 Mengulang Kenangan di Kota Penuh Kenangan
97 Episode 96 Masa Kecil Sanchia
98 Episode 97 Rasa Bersalah Sanchia
99 Episode 98 Maaf
100 Episode 99 Terima kasih sudah mencintaiku
101 Episode 100 Wujud Kasih Sayang
102 Episode 101 Goyah
103 Episode 102 Hanya Aku yang Paling Mencintaimu
104 Episode 103 Anugerah Terindah
105 Episode 104 Permintaan yang Merepotkan
106 Episode 105 Sumber Kebahagiaan
107 Episode 106 Tetaplah Bersamaku Selamanya
108 Episode 107 Berkumpul di Hari Special
109 Episode 108 Your Queen..
110 Episode 109 Welcome to the World
111 Episode 110 The King
112 Episode 111 Bahaya Mengancam
113 Episode 112 Skenario
114 Episode 113 Perempuan Menggemaskan
115 Episode 114 Jatuh Cinta
116 Episode 115 Dikhianati
117 Episode 116 Jangan Khianati Aku
118 Episode 117 Perang Dingin
119 Episode 118 Dendam Masa Lalu
120 Episode 119 Pertemuan
121 Episode 120 Penakluk Hati
122 Episode 121 Apa Aku Menyukainya?
123 Episode 122 Pria Jatuh Cinta
124 Episode 123 Apa Hubungannya?
125 Episode 124 Fakta Tersembunyi
126 Episode 125 Tidak Terduga
127 Episode 126 The Queen of Ble Asteri
128 Episode 127 Misi Penyelamatan
129 Episode 128 Keraguan Sanchia
130 Episode 129 Raja & Ratu Mafia
131 Episode 130 Kompensasi Seumur Hidup
132 Episode 131 Anak-anak Istimewa
133 Episode 132 Kenangan
134 Episode 133 Happy New Year
135 Episode 134 Hari Pertama di Tahun Baru
136 Episode 135 Mendapat Restu
137 Episode 136 Thank You My Love..
138 Episode 137 Shawn & Shanaya
139 Episode 138 Ingin pergi ke Indonesia
140 Episode 139 About Shawn
141 Episode 140 Kenekadan Shawn
142 Episode 141 Ulah Putra & Putri Mafia
143 Episode 142 Hari Terakhir di Bali
144 Episode 143 TAMAT
145 BONUS CHAPTER
146 Curhatanku - Terima Kasih Banyak..
147 PROMO NOVEL KE-4 (FORBIDDEN LOVE OF THE MAFIA KING)
148 PROMO NOVEL KE-5 (PERNIKAHAN DENGAN PERUSAK IMPIANKU)
149 PROMO NOVEL KE-6 TRUST ISSUE GADIS BROKEN HOME
150 Tanda Terima Kasih
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Episode 1 Pria Penyelamat & Perempuan Suci
2
Episode 2 Mati untuk Hidup Bersamaku
3
Episode 3 Mencuri ciuman
4
Episode 4 Tekad Sall
5
Episode 5 Menikmati Suasana Bali
6
Episode 6 Rahasia Mansion Sall
7
Episode 7 Pergi
8
Episode 8 Nyaris Hancur
9
Episode 9 Sakit
10
Episode 10 Aku Mencintaimu
11
Episode 11 Mintalah aku..
12
Episode 12 Maafkan Aku..
13
Episode 13 Rencana Besar
14
Episode 14 Memulai Misi
15
Episode 15 Wangi Menenangkan
16
Episode 16 Masih Cemburu
17
Episode 17 Pulang
18
Episode 18 One Step Closer
19
Episode 19 H-7
20
Episode 20 Aku Tahu Rahasianya
21
Mampir Dong..!!
22
Episode 21 Aura Permusuhan
23
Episode 22 Karena cemburu
24
Episode 23 Photo Pre-Wedding
25
Episode 24 Before Special Day
26
Episode 25 Cyber War
27
Episode 26 Cyber War 2
28
Episode 27 The Day
29
Episode 28 Finally..Sah..
30
Episode 29 Godaan Terberat
31
Episode 30 Sweet Moment
32
Episode 31 Terbongkar
33
Episode 32 Jangan Pergi
34
Episode 33 Berjuang Untukmu
35
Episode 34 Finally..
36
Episode 35 Honeymoon
37
Episode 36 Honeymoon 2
38
Episode 37 Hilang
39
Episode 38 Ancaman
40
Episode 39 Aku Melakukannya Demi Kamu
41
Episode 40 Please, dont leave me alone..
42
Episode 41 Please comeback to me
43
Episode 42 Kenyataan Pahit
44
Episode 43 Aku menemukanmu..
45
Episode 44 Kabar Bahagia?
46
Episode 45 Tolong, bertahanlah..
47
Episode 46 Aku Bahagia
48
Episode 47 Shopping
49
Episode 48 Lovable
50
Episode 49 Kejutan di villa baru
51
Episode 50 Lukisan Mimpi
52
Episode 51 Kekhawatiran Sanchia
53
Episode 52 Saling Memaafkan
54
Episode 53 Fake Bestfriend
55
Episode 54 Kemarahan Ratu Mafia
56
Episode 55 Kembalinya Masa Lalu
57
Episode 56 Membuka Luka Lama
58
Episode 57 Cemburu
59
Episode 58 Lengah
60
Episode 59 Menunggu jawaban
61
Episode 60 Sall VS Shuga
62
Episode 61 Keraguan Sall
63
Episode 62 Persahabatan
64
Episode 63 Berubah
65
Episode 64 Makan Malam Bersama Sahabat
66
Episode 65 Saran Sahabat
67
Episode 66 You're The Only One
68
Episode 67 Kejutan Special
69
Episode 68 Happy Birthday, Honey..
70
Episode 69 Only You
71
Episode 70 Anugerah Tidak Terduga
72
Episode 71 Our Son
73
Episode 72 Asal-usul Shawn
74
Episode 73 Tidak Ingin Jauh
75
Episode 74 Merindukanmu
76
Episode 75 Kembali
77
Episode 76 Pembalasan
78
Episode 77 Bersyukur Memilikimu
79
Episode 78 Farewell Party
80
Episode 79 Khawatir
81
Episode 80 Negative Thinking
82
Episode 81 Kecurigaan
83
Episode 82 Farewell Party Sall & Sanchia
84
Episode 83 Lembaran Baru di Inggris
85
Episode 84 Keputusan Berat
86
Episode 85 Kenyataan Pahit
87
Episode 86 Kesedihan Mendalam
88
Episode 87 Pulang
89
Episode 88 Luapan Hati Alrico
90
Episode 89 Who's The Real King?
91
Episode 90 The Last War
92
Episode 91 Kemarahan Sang Ratu
93
Episode 92 I Love You More..
94
Episode 93 Perempuan Misterius
95
Episode 94 My Queen
96
Episode 95 Mengulang Kenangan di Kota Penuh Kenangan
97
Episode 96 Masa Kecil Sanchia
98
Episode 97 Rasa Bersalah Sanchia
99
Episode 98 Maaf
100
Episode 99 Terima kasih sudah mencintaiku
101
Episode 100 Wujud Kasih Sayang
102
Episode 101 Goyah
103
Episode 102 Hanya Aku yang Paling Mencintaimu
104
Episode 103 Anugerah Terindah
105
Episode 104 Permintaan yang Merepotkan
106
Episode 105 Sumber Kebahagiaan
107
Episode 106 Tetaplah Bersamaku Selamanya
108
Episode 107 Berkumpul di Hari Special
109
Episode 108 Your Queen..
110
Episode 109 Welcome to the World
111
Episode 110 The King
112
Episode 111 Bahaya Mengancam
113
Episode 112 Skenario
114
Episode 113 Perempuan Menggemaskan
115
Episode 114 Jatuh Cinta
116
Episode 115 Dikhianati
117
Episode 116 Jangan Khianati Aku
118
Episode 117 Perang Dingin
119
Episode 118 Dendam Masa Lalu
120
Episode 119 Pertemuan
121
Episode 120 Penakluk Hati
122
Episode 121 Apa Aku Menyukainya?
123
Episode 122 Pria Jatuh Cinta
124
Episode 123 Apa Hubungannya?
125
Episode 124 Fakta Tersembunyi
126
Episode 125 Tidak Terduga
127
Episode 126 The Queen of Ble Asteri
128
Episode 127 Misi Penyelamatan
129
Episode 128 Keraguan Sanchia
130
Episode 129 Raja & Ratu Mafia
131
Episode 130 Kompensasi Seumur Hidup
132
Episode 131 Anak-anak Istimewa
133
Episode 132 Kenangan
134
Episode 133 Happy New Year
135
Episode 134 Hari Pertama di Tahun Baru
136
Episode 135 Mendapat Restu
137
Episode 136 Thank You My Love..
138
Episode 137 Shawn & Shanaya
139
Episode 138 Ingin pergi ke Indonesia
140
Episode 139 About Shawn
141
Episode 140 Kenekadan Shawn
142
Episode 141 Ulah Putra & Putri Mafia
143
Episode 142 Hari Terakhir di Bali
144
Episode 143 TAMAT
145
BONUS CHAPTER
146
Curhatanku - Terima Kasih Banyak..
147
PROMO NOVEL KE-4 (FORBIDDEN LOVE OF THE MAFIA KING)
148
PROMO NOVEL KE-5 (PERNIKAHAN DENGAN PERUSAK IMPIANKU)
149
PROMO NOVEL KE-6 TRUST ISSUE GADIS BROKEN HOME
150
Tanda Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!