Yang ditemukan Billy di kulkas hanyalah telur, jadi dia mengambilnya dan mendekati kompor.
"Masakin gue juga dong," pinta Rani.
"Masak aja sendiri," tanggap Billy cuek.
Rani pun mencubiti Billy supaya dia mau menurutinya. Billy mengaduh-aduh sampai gaduh, lalu akhirnya mengambil sebutir telur lagi. Billy memang paling takut dengan cubitan Rani. Billy bahkan menjuluki tangan Rani sebagai tangan capit kepiting saking pedihnya cubitan Rani.
"Ran," kata Billy di tengah-tengah kesibukannya memasak. "Besok anterin gue ke SMA Garuda, ya. Gue mau ambil formulir pendaftaran."
"Kenapa lo nggak sendiri aja ke sana?"
"Boleh," jawab Billy. "Asal lo mau pinjemin motor lo."
Rani langsung memelototi Billy. Motornya kini terlarang untuk dipinjam Billy. Semua bermula dari dua minggu lalu, ketika Billy meminjam motor Rani dan menabrak sepeda tukang siomay di dekat rumah mereka. Keduanya, Billy dan tukang siomay itu, jatuh terguling-guling. Untungnya mereka tidak apa-apa. Hanya saja, siomay-siomay yang terkapar di jalanan tidak bisa diselamatkan.
Tapi akibat kejadian itu motor Rani jadi lecet, padahal selama ini dia selalu merawatnya baik-baik. Bahkan dia lebih rajin merawat motornya daripada merawat tubuhnya sendiri. Rani benar-benar kesal sekali pada Billy, jadi tidak memperbolehkan Billy meminjam motornya lagi. Sampai kapan? Selamanya.
"Kan lo bisa naik sepeda," kata Rani.
"Gila lo, ndro," celetuk Billy. "Jauh banget, kali."
"Ndra-Ndro, Ndra-Ndro!" protes Rani. "Lo pikir nama gue Indro."
Billy cengengesan. "Ndro bukan Indro," sangkalnya.
"Sama aja," sergah Rani.
"Jelas be…"
"Lha, terus?" potong Rani heran." Ntar kalo lo udah mulai sekolah di sana gimana?"
"Papa dan Mama kan udah janji mau beliin gue motor setelah gue SMA," kata Billy.
Ada dua hal yang membuat Rani iri pada Billy. Pertama, wajah Billy begitu imut seperti bayi. Andai Rani juga memiliki wajah seperti Billy, mungkin Ghevin akan menyukainya. Yang kedua, Papa dan Mamanya selalu mengabulkan permintaan Billy. Tapi Rani tidak terlalu mempermasalahkan soal motor karena dia pun baru dibelikan motor setelah dirinya SMA.
Tapi soal sekolah, Rani benar-benar keberatan. Rani diharuskan masuk SMA Galaxy karena Papa dan Mamanya alumni sekolah tersebut. Rani bahkan sampai memohon-mohon supaya diizinkan sekolah di SMA Ganesha, alasannya tentu saja karena Ghevin sekolah di sana, tapi Papa dan Mamanya tetap berkeras. Sedangkan Billy boleh memilih sekolah sendiri, hanya
karena Rani sudah sekolah di SMA Galaxy. Benar-benar tidak adil untuk Rani bukan?
Rani jadi melewatkan kesempatan satu sekolah dengan Ghevin. Untung saja Melly mengikutinya sekolah di SMA Galaxy sehingga setidaknya dia masih ada teman.
"Jadi gimana, Ran?" tanya Billy. "Bisa kan besok lo anterin gue?"
Sebenarnya Rani malas sekali, apalagi besok dia juga harus menyelesaikan tugas kelompok biologinya bersama Melly. Tapi Rani tidak bisa membiarkan Billy meminjam motornya lagi.
"Ya udah," jawab Rani malas-malasan. "Jam berapa?"
"Besok begitu lo pulang sekolah, kita langsung berangkat aja," kata Billy.
Rani mengangguk setuju, lalu begitu Billy menghidangkan telur mata sapi, Rani langsung menyendok nasi dan makan dengan lahap. Karena Ghevin tidak mau Rani kelaparan, jadi dia harus makan yang banyak.
*****
Setiap jam istirahat, Rani selalu mengikuti Melly ke kantin. Mereka akan duduk bersama dengan seluruh anggota geng sekolah mereka. Hal itu tidak mengherankan, sebab pacar Melly adalah ketua geng SMA Galaxy. Tristan.
(Bersambung)
Yuk ah, jangan sungkan buat komen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nofi Kahza
yakin dah tu motor lebih glowing drpada si rani🤣🤣
aduj sayang siomaynya. pdhl tu pas ujan2 dicocol sama sambel enak woi🤣
2021-03-26
1
ARSY ALFAZZA
mantap 👍🏻
2021-03-17
0
Twitria
like mendarat thor :)
semangat trs yaa ✨
yuk kunjungi karyaku juga ..
2021-02-16
0