Sering kali seseorang terlihat bimbang dengan perasaan yg ada didalam hatinya. Ntah itu perasaan nyaman, takut untuk dekat, atau takut tak sesuai dengan keinginan yg ada. Tapi intinya tetaplah jalani hidup ini, karena masa depan kita hanya mampu untuk berandai - andai saja.
"Bagaimana?" Tanya Calista to the point terhadap orang kepercayaannya.
Orang tersebut pun akhirnya menjawab dengan keraguan "Maaf bos, kami tidak bisa menemukan mereka. Sepertinya..." Belum sempat ia menyelesaikan pembicaraannya, Calista sudah memotong bicaranya terlebih dahulu.
"Dasar bodoh, bagaimana kalian tidak bisa mendapatkan informasi tersebut? Pokoknya cari tau sampai dapat. Ingat aku tak ingin kata G-A-G-A-L! Mengerti?"
"Ba....baik bos."
Tut..... Panggilan pun terputus
"Dasar payah, masalah melacak saja tidak bisa. Awas aja kamu, siapa pun yg berani mencelakai Angga akan mati ditangan aku." Janji Calista pada dirinya sendiri.
*******
"Makasih ya buat tumpangannya." Ucap Queen pada Tian yg telah mengantarkannya pulang.
"Ia Queen, kamu langsung istirahat ya."
Queen pun berjalan menuju rumah dan masuk secara diam - diam seperti layaknya seorang pencuri.
"Kenapa kamu? Kenapa seperti seorang pencuri?" Ucap King dari ruang keluarga dan menghampiri Queen langsung.
"Hehehe, anu... ehm.... gak apa - apa kok kak, cuman takut mengganggu Kakak aja." Jawab Queen dengan polos. Tapi bukan King namanya jika tidak menemukan suatu yg aneh dari adiknya ini.
Jret.....
"Ah.....ah... sakit kak, ah.... ampun kak..."
"Kamu pikir kakak bisa dibohongi sama anak bau minyak baby seperti kamu?" Ucap King dan ia pun melepaskan kan tangannya dari telinga adiknya. Ia pun mengangkat tubuh Queen dan menggendongnya hingga ke kamar Queen.
"Tidak ada yg mau kamu jelasin kek kakak Queen?" Tanya King seraya meletakkan Queen di sofa kamarnya dan membantunya membukakan sepatu Queen.
Queen pun memeluk kakaknya "Queen gak kenapa - kenapa kak, tadi ada kecelakaan dijalan. Sepertinya sih orangnya mabuk. Queen berusaha menghindar hingga jatuh." Jelas Queen mengenai kecelakaan tadi.
King pun membalas pelukan adiknya "Trus dah diobatin?
"Udah kak"
"Ya udah bersih - bersih gi, soalnya adek kakak ni bau asem." Ucap King menutup hidungnya dan menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan seolah - olah kebauan.
Queen pun memukul lengan kakaknya, "Ih kakak, Queen wangi ya." Ucap Queen mengambek.
"Hahaha, ya udah kakak tinggal dulu, lain kali hati - hati ya." King pun mengusap kepala Queen dan mencium kening Queen.
*******
Keesokan harinya Calista pun mendatangi Queen yg saat ini sedang duduk di bangku taman sekolah.
"Hai" Ucap Calista menghampiri Queen dan duduk disisi Queen dibangku yg kosong. "Calista" Ucap Calista memperkenalkan diri.
"Queen" Balas Queen dengan balasan sedikit senyum dan kembali fokus pada buku yg saat ini dipelajarinya.
"Makasih"
Queen yg kebingungan mendapatkan kata makasih dari Calista pun menghentikan aktivitasnya dan menatap wajah datar Calista.
"Buat apa? Sepertinya kita baru ketemu?"
"Sesuatu yg tak bisa aku jelaskan saat ini. Aku harap kita bisa menjadi kawan untuk seterusnya." Setelah mengatakan itu, Calista pun pergi meninggalkan Queen yg tak mengerti arah pembicaraan mereka tadi.
Gadis Aneh. Batin Queen dan ia pun hendak kembali ke kelasnya.
Bugh.... bugh.....
Bugh.... bugh.....
"Kepar*t... Gue gak akan ngelepasin Lo saat ini....." Ucap Sebastian murka membabi-buta memukuli Angga.
Angga yg tak terima pukulan Tian pun bangkit dan membalas pukulan Tian.
Bugh.... bugh....
Bugh.... bugh....
Jangan tanya mengapa tidak ada yg melerai mereka dan melaporkannya kepada guru. Melaporkan sama saja dengan mencari mati. Bagaimana tidak mereka berdua berasal dari Kedua Mafia yg berkuasa di negara ini. Sehingga mereka hanya bisa menjadi tontonan dari jarak jauh.
Perkelahian yg sengit pun tak bisa terelakkan lagi diantara mereka berdua hingga wajah mereka penuh dengan lembam.
"Stop....." Teriak Calista dari arah pintu masuk.
Ia melihat ruangan seperti kapal pecah akibat ulah keduanya. Ia pun mendekati keduanya sehingga berada ditengah - tengah saat ini. Ia tidak bisa menyembunyikan ke khawatirannya terhadap Angga, sehingga menatap Sebastian dengan sorot mata yg begitu tajam.
"Apa belum puas kalian selalu buat keributan? Ah? Lihat.... akibat ulah kalian berdua banyak yg menjadi dampaknya." Ucap Calista dengan suara yg lantang.
"Minggir!"
"Minggir, ini bukan urusan kamu Calista."
Ucap kedua pria tersebut secara bersamaan. Itu membuat Calista kesel dan kedua tangannya sudah mengepal disamping jahitan roknya. Tanpa menunggu aba - aba ia pun maju hendak mengajar Tian.
Angga yg melihat Calista ingin mengajar Tian pun menghalanginya. Ia tak ingin Calista berhubungan dengan Tian. Meskipun hubungan sekedar kata musuh. "Ayo pergi!"
Tian yg melihat ada kesempatan pun maju kedepan tapi tertahan oleh tangan Queen yg baru tiba dan memegang kedua tangannya. Queen pun menggelengkan kepalanya tanda jangan lakukan itu.
Akh........teriak Tian frustasi dan menjambak rambutnya. Ia merasa frustasi dan menghantam dinding yg ada didepannya. Bagaimana tidak disaat dia mendapatkan dua mangsa sekaligus, tapi harus dilepaskan begitu saja.
*******
Prak...... suara pintu kamar yg dibanting kuat oleh Calista.
"Angga kamu apa - apaan sih? Kenapa kamu menghalangi aku? Asal kamu tau ya aku mau ngasih pelajaran buat Tian? Tapi kamu sudah menggagalkan semuanya" Ucap Calista penuh amarah kepada Angga.
"Ini urusan laki - laki Lis. Kamu gak berhak ikut - ikutan seperti tadi." Bentak Angga tak sadar membentak Calista.
Calista yg terkejut pun kembali emosi dengan penuturan Angga. "Kamu bilang aku gak perluh ikut - ikutan? Aku tunangan kamu Nga kalau kamu gak lupa. Trus kenapa kamu bisa babak belur dari dia? Seharusnya kamu bunuh saja dia tadi langsung. Dasar kep*r*t".
Angga pun mencoba menahan emosinya "Terserah kamu mau bilang aku kep*r*t atau apa lah. Tapi asal kamu tau aku gak mau tangan kamu ini ternodai dengan dia. Kamu mengerti?" Tanya Angga melepaskan tangan Calista yg sempat dipegangnya dan kembali ke kamarnya.
Bugh.....
"Aaaahhhhhnn........ Baj*ng*n......" Teriak Calista selepas suara pintu tertutup. "Cepat kamu kesini dan urus Angga. Cepat....." Teriak Calista menghubungi dokter pribadi mereka.
Ya walaupun emosi saat ini belum stabil, tapi pikiran Calista tidak bisa berbohong menutupi kekhawatirannya terhadap kondisi Angga saat ini. Walau bagaimana pun Angga merupakan bagian terpenting dalam hidupnya selama ini.
Kenapa harus serumit ini Tuhan? Aku lelah, aku benci selalu berada diposisi ini. Apa aku tidak bisa untuk tidak merasa khawatir terhadap dirinya? Walaupun hanya sebentar saja....
Happy Reader Guys.....
Jangan Lupa Rate (⭐), Favorite (❤️), Like (👍), Komentar (💬) serta Votenya ya reader....
Salam hangat dari Author. Semoga kalian suka ya guys.... Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Little Peony
Like like like
2021-10-05
1
shakila
di deskripsi kyaknya itu calista yg di bhas tp kok d crita yg awal.kluar si queen.. jd yg tkoh utama siapa?
2021-06-21
1
kiki
peran utamanya siapa sih,?, knp karakternya lebih kuat calista ketimbang queen
2021-05-28
1