" Ibu selalu mendoakanmu Nak... Terimakasih kamu sudah mau berjuang bersusah payah untuk Ibu, anak-anak dan Panti ini... Ibu bangga dan sayang padamu Nak..." ucap Ibu Ning seraya mengelus rambut Dinda lembut.
" Apapun akan Dinda perjuangkan untuk Ibu, anak-anak dan Panti ini... Kebahagiaan kalian adalah prioritasku Ibu... Karena Dinda pernah berada dan merasakan di posisi mereka... Dan terimakasih Ibu telah merawat Dinda hingga tumbuh menjadi wanita mandiri..." ucap Dinda berkaca-kaca.
" Iya Nak... Ibu sangat menyayangimu... Ayok kita ambil makan dan gabung sama yang lainnya..." ucap Ibu Ning mengenggam tangan Dinda.
" Iya Ibu..." ucap Dinda tersenyum.
Kini mereka makan malam bersama dengan sangat nikmat. Selesai makan malam. Dinda membantu Ibu dan teman-teman yang lainnya membereskan piring dan gelas kotor. Selesai dengan bebersih. Dinda berjalan menuju halaman belakang Panti untuk bersantai. Dinda tiduran di ranjang belakang rumah. Dinda melihat langit yang penuh dengan bintang. Tanpa disadari Bobi datang menghampirinya.
" Din... Kamu sedang apa...?" tanya Bobi.
" Eehhh... Mas Bobi... Dinda baru nyantai saja sambil melihat bintang... Sini Mas... " ucap Dinda seraya menepuk tempat disampingnya.
" Iya Din... " ucap Bobi yang ikut merebahkan tubuhnya disamping Dinda dan ikut melihat bintang.
" Gimana Din.. Kerjaanmu tadi... Lancar kan...?" tanya Bobi yang masih fokus melihat bintang.
" Alhamdulilah lancar... Mas sendiri bagaimana dengan kerjaannya... ?" ucap Dinda menatap Bobi disampingnya.
" Alhamdulilah lancar semua Din... Dinda Mas boleh tanya sesuatu nggak sama kamu..." ucap Bobi menoleh kearah Dinda.
" Boleh saja... Mangnya Mas mau tanya apa pada Dinda..." ucap Dinda balik.
" Kamu sudah punya kekasih belum Din..?" tanya Bobi serius.
" Dinda belum memikirkan kearah situ Mas... Dinda masih ingin membahagiakan anak-anak beserta Ibu Ning... Kalo Mas sendiri sudah punya pacar ya... Ayo ngaku... Cerita sini pada Dinda..." ucap Dinda yang langsung bangun dari tidurnya dan duduk.
" Yewww... Mas juga belum punya Din... Dinda Khoirunisa maukah kamu menjadi kekasihku.. ?" ucap Bobi yang telah bangun dan duduk menghadap Dinda.
" Mas Bobi bercanda dech..." ucap Dinda tertawa.
" Dinda Khoirunisa... Mas serius.. Kamu mau nggak jadi kekasihku..." ucap Bobi lagi seraya memegang tangan Dinda lembut.
" Mas Bobi... Maafkan Dinda.. Dinda nggak bisa menerima cintanya Mas... Selama ini Dinda sudah menganggap Mas Bobi seperti Kakak laki-laki untukku... Maafkan Dinda jika Dinda tidak mempunyai rasa lebih untuk Mas Bobi... Dinda sangat menyayangi Mas Bobi sebagai Kakak laki-lakiku yang selalu ada di setiap Dinda membutuhkan sandaran... Jangan marah ya Mas... Sekali lagi maafkan Dinda..." ucap Dinda panjang lebar dan menunduk.
" Baiklah Din... Mas akan menerima keputusanmu karena hati memang tidak bisa dipaksakan.. Dan Mas akan selalu ada untukmu Din... Mas akan menjadi Kakak yang terbaik untukmu dan untuk adik-adik yang lain... Bolehkah Mas memelukmu Din...?" ucap Bobi menatap intens Dinda.
" Aahhhh... Mas Bobi dengan senang hati Dinda mau dipeluk Mas..." ucap Dinda tersenyum manja.
" Kemarilah Adikku yang manis..." ucap Bobi memeluk Dinda seraya mengelus rambut Dinda lembut.
" Mas Bobi ikhlas Din... Apabila hanya menjadi Kakakmu... Setidaknya kamu selalu ada buat Mas dan Mas akan selalu ada buatmu... Kamu wanita yang sangat berhati mulia... Sudah lama Mas menaruh rasa padamu hingga akhirnya Mas bisa mengungkapkannya langsung padamu... Tapi ungkapan rasa Mas nggak terbalaskan... Tapi Mas bersyukur mempunyai Adik semanis kamu... Semoga kamu selalu bahagia Din... ". Batin Bobi seraya mengelus pucak kepala Dinda dan menciumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Citra Yuni
ragu
2021-02-06
0
Eka Sulistiyowati
lbjut
2021-02-05
1
Supartini
nex
2021-01-28
1