" Siap Om... Selalu..." ucap Dinda tersenyum.
Kini Dinda sudah mulai disibukkan dengan pekerjaannya. Sebelum makan siang Dinda harus segera menyerahkan laporannya keruang atasannya.
Setelah selesai semua Dinda bergegas keruang atasannya. Dinda menaiki tangga. Sesampainya didepan ruang atasan. Dinda langsung mengetuknya.
Tok...tok...tokkkk....
Terdengar jawaban dari dalam. Dinda langsung membuka pintu dan masuk.
" Selamat siang Pak Galuh... Ini laporan yang akan Bapak periksa... Semuanya sudah saya selesaikan..." ucap Dinda seraya memberikan laporannya dimeja Pak Galuh.
" Oke.. Terimakasih Din... " ucap Pak Galuh tersenyum.
" Ada lagi pekerjaan yang harus Dinda kerjakan Pak..." ucap Dinda ramah.
" Sementara ini nggak ada Din... Kembalilah bekerja..." ucap Pak Galuh tegas.
" Eengg... Baiklah Pak... Permisi..." ucap Dinda gugup.
" Din... Kamu kenapa...? Apa ada yang ingin kamu sampaikan ke saya...? Kalo ada duduklah..." perintah Pak Galuh pada Dinda.
" Baik Pak... Sebelumnya saya minta maaf... Apabila perkataan saya nanti menyinggung perasaan Bapak.... " ucap Dinda seraya meremas ujung bajunya.
" Bicaralah Din... Nggak papa... Ada apa...?" tanya Pak Galuh lembut.
" Maaf Pak Galuh... Bolehkah saya mengajukan proposal kesini...?" ucap Dinda menunduk.
" Proposal apa Din... Katakan yang jelas... Saya nggak paham..." ucap Pak Galuh seraya menatap Dinda intens.
" Begini Pak... Saya ingin mengajukan proposal untuk meminta bantuan untuk Panti Asuhan Ningsih karena disana banyak anak yatim piatu... Dan kami sangat membutuhkan bantuan untuk menyukupi kebutuhan anak-anak dan kebutuhan pokok... Apakah Bapak bisa membantu kami...?" ucap Dinda lembut.
" Apakah itu Panti Asuhan yang kamu tempati Din...?" ucap Pak Galuh meyakinkan.
" Iya Pak... Disana kebutuhan pangan untuk anak-anak sudah menipis belum kebutuhan yang lainnya... Saya yang diberikan tanggungjawab untuk itu Pak... Bisakah saya mengajukannya kesini...?" tanya Dinda pelan.
" Baiklah... Boleh... Nggak perlu pakai proposal... Saya percaya kamu Din... Nanti sepulang kerja kamu keruangan saya.. Saya akan memberikan sedikit rejeki untuk Panti Asuhan Ningsih..." ucap Pak Galuh tersenyum.
" Aduh... Alhamdulilah... Terimakasih Pak Galuh.. Anda sangat baik... Semoga Anda selalu diberikan rejeki yang berlimpah, sehat dan berkah..." ucap Dinda berbinar.
" Aamiin terimakasih Din... Sekarang silahkan kamu lanjutkan bekerja... Nanti pulang kerja langsung keruanganku... Saya tunggu..." ucap Pak Galuh tersenyum.
" Baik Pak... Terimakasih... Saya permisi dulu... Mari Pak..." ucap Dinda seraya berjalan keluar dari ruangan atasannya.
" Iya Din.. " ucap Pak Galuh tersenyum.
Dinda segera keluar dari ruangan atasannya menuju meja kerjanya. Dinda segera duduk dikursinya kembali bekerja hingga jam istirahat datang. Dinda turun ke kantin untuk membeli makan siang.
" Bu... tolong bikinin mie rebus pakai telur... Minumnya teh panas saja..." ucap Dinda pada Ibu Mira.
" Ok Non Dinda..." ucap Ibu Mira tersenyum.
" Panggil Dinda saja Bu... Nggak usah pakai Non... Oke..." ucap Dinda mengerlingkan matanya.
" Siiapp Nak Dinda..." ucap Bu Mira tersenyum lebar.
Dinda pun segera mencari tempat duduk yang masih kosong. Tapi sayangnya kantinnya penuh. Terpaksa Dinda kembali ke tempat Ibu Mira dan berdiri didepan pintu. Hingga seseorang memanggilnya.
" Dinda... Ngapain kamu disitu... Duduklah disini... " teriak Om Rio diujung sana.
" Ohhh... Baiklah Om..." Dinda berjalan menuju tempat duduk Om Rio.
" Duduklah disebelah sini Din..." ucap Om Rio seraya mengeser duduknya.
" Terimakasih Om... Maaf ya jadi empet-empetan.." ucap Dinda nggak enak hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Desi
sukses y buat dinda
2021-03-20
0
Daffodil Koltim
say hallo u authorx,,,,
2021-03-06
2
Wina Galuh
nyimak dlu 😊😊
2021-02-28
2