" Nggak papa Din... Maklum pas jam istirahat jadi kantin penuh ..." ucap Om Rio memakluminya.
" Iya Om... " ucap Dinda tersenyum.
" Oya Din... Didepan Om ini namanya Pak Dimas dia Kepala Desa daerahmu... Masih saudara kalo sama Om... Dia masih lajang lho Din...." ucap Om Rio berbisik ditelinga Dinda.
" Iya Om.. Tapi maaf Dinda tidak kenal dan tidak tahu siapa Kades didesa Dinda... Kan Om tahu sendiri Dinda nggak pernah keluyuran..." ucap Dinda berbisik.
" Iya Om tahu Din..." Ucap Om Rio tersenyum kearah Dimas.
Mereka pun kembali hening. Hingga pesenan Dinda datang.
" Ini Nak Dinda pesenannya sudah jadi... Silahkan dinikmati ya Nak..." ucap Bu Mira seraya meletakkan pesanan Dinda dimejanya.
" Aduuuhhh.. Terimakasih Ibu..." ucap Dinda tersenyum ramah.
" Kamu jangan terlalu banyak makan mie instan kayak gitu Din... Nggak baik buat pencernaanmu..." ucap Om Rio seraya menatap makanan Dinda.
" Sekali-kali lah Om... Lagian Dinda juga nggak sering makan di kantin kan...?" ucap Dinda seraya mengaduk makanannya.
" Iya juga.. Tapi setiap kamu makan dikantin mesti makan mie... Ntar keriting tuch pencernaanmu" ucap Om Rio lagi.
" Nggak papa Om... Yang penting rambut Dinda nggak keriting... Hehehe... Ayok Om makan..." ucap Dinda seraya menyendok makanannya ke mulutnya.
" Silahkan dinikmati Din..." ucap Om Rio tersenyum.
Dinda pun dengan percaya diri makan makanannya. Tanpa menyadari kalau Dimas sedang memperhatikan Dinda makan.
" Dasar wanita aneh... Makan aja nggak ada feminimnya sama sekali... Nggak ada malu-malunya... Dia pikir kantin ini nggak ada orang apa... Dengan santai makan seperti itu..." batin Dimas seraya mengeleng-gelengkan kepalanya.
" Kenapa kamu Dim... Kok geleng-geleng kepala seperti itu..." tanya Om Rio yang dari tadi memperhatikan tingkah Dimas.
" Mungkin saudara Om Rio ini kepalanya lagi pusing... Atau malah cengngeng orang jawa bilang urat dilehernya sakit mungkin..." ucap Dinda santai seraya memasukkan makannya kedalam mulutnya.
" Mungkin bisa begitu ya Din..." ucap Om Rio menimpali perkataan Dinda.
" Apa sich Om... Dimas nggak sakit kepala dan nggak apa itu tadi... " ucap Dimas mengantungkan ucapannya.
" Ceng-ngeng Pak...." jawab Dinda cepat.
" Iya itu... Dimas hanya reflek aja menggelengkan kepala... Emangnya nggak boleh..." tanya Dimas sewot.
" Lhoh kan nggak ada yang ngelarang Pak... Anda mau geleng-geleng... Angguk-angguk atau mau koprol sekalian kita nggak nglarang kok... Iya kan Om Rio..." ucap Dinda tersenyum manis.
" Iya Dim... Nggak ada yang larang kok... Bener tuch kata Dinda..." ucap Om Rio tersenyum melihat wajah Dimas yang menahan kesal.
" Sudahlah Om... Dimas pulang saja... Ntar mobilnya Om yang bawa anter kerumah.. Dimas udah nggak mood untuk nunggu disini lagi..." ucap Dimas seraya berdiri dan meninggalkan meja makannya.
" Lhoh... Itu saudara Om kenapa marah... Apa perkataan Dinda tadi salah ya...?" ucap Dinda tak enak hati.
" Sudah biasa Dimas memang selalu begitu mudah tersinggung... Biarin aja... Ntar baik sendiri kok... Dan kamu tenang aja Din... Kata-katamu nggak ada yang salah kok..." ucap Om Rio tersenyum kearah Dinda.
" Yasudah Om... Kalo kata-kata Dinda tadi ada yang salah tolong dimaafkan ya Om..." ucap Dinda serius.
" Iya Din... Yaudah.. Om balik keruangan dulu... Kamu lanjutin makannya... Dah hampir habis jam istirahatnya Din..." ucap Om Rio menginggatkan.
" Siapp Om... Terimakasih sudah diingatkan..." ucap Dinda tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
mama fatih
kades ny kok songong gitu sih,, ngk suka ma sifat kades ny
2021-03-24
0
Desi
penasaran ama bpk kades
2021-03-20
0
Lasmi Kasman
Kaya apa kadesnya ya
2021-02-23
1