"aku bosan"
Di Hua Long mengetuk meja yang kemarin dia sihir hingga menyerupai meja miliknya dulu. dia kemudian mengambil pakaian serba hitam dan berjalan keluar kediaman Fu Sha Sha.
Dia berjalan - jalan dengan santai, sesekali menengok kanan dan kiri. sampai dia menemukan sebuah kalung yang mirip dengan punya Ama. dia terbelalak dan segera menghampiri penjual itu.
"berapa harga kalung ini tuan? "
"hanya 3 koin perak"
Dia memberikan koin perak yang kemarin dia temukan di kamar Fu Sha Sha kepada penjual itu.
"terima kasih telah membeli nona"
"sama - sama tuan"
Dia memasangkan kalung itu ke lehernya dan melanjutkan perjalanannya hingga menuju sebuah hutan. Di Hua Long yang dasarnya tidak mengetahui apa - apa tentang hutan itu langsung bertanya kepada seseorang.
"apa nama hutan itu? "
"kau tidak tau? Itu adalah hutan iblis. tidak ada yang berani menginjakkan kaki mereka di sana. jika memasuki hutan itu, tidak ada yang bisa keluar. mereka semua meninggal di dalam"
"darimana kau tau? "
"aku hanya mendengar berita itu"
"ah, baiklah. terima kasih"
"sama - sama nona"
Dia mengernyitkan dahinya. hutan ini sangat familiar baginya, tapi dia tidak mengingat dimana dia melihatnya. Di Hua Long kemudian melangkahkah kakinya ke arah hutan itu dan memasuki hutan iblis tanpa ada yang melihatnya.
Dia berjalan dengan kepala menengok kanan dan kiri karena merasa hutan ini sangat familiar baginya. tiba - tiba, kalung milik Ama bersinar yang membuat Di Hua Long mengangkat satu alisnya.
"mengapa kalung Ama bersinar? "
Dia semakin memasuki hutan hingga menemukan sebuah air terjun. kalung milik Ama tiba - tiba terlepas dari lehernya dan terbang menembus air terjun. Di Hua Long sontak terkejut dan segera mengikuti arah kalung itu.
"bagaimana caranya agar aku bisa ke dalam air terjun? "
Di Hua Long memikirkan itu hingga matanya tidak sengaja melihat sebuah batang pohon yang lumayan panjang dan besar. dia memindahkan batang pohon itu dengan sihir dan menjadikannya jembatan.
"hoho, otakku memang tidak pernah mengecewakan "
Dia menyeberangi sungai yang ada di bawahnya dan membuat pelindung agar dirinya tidak basah karena terkena air.
"sampai"
"dimana kalung Ama?"
Dia menelusuri gua yang ada di dalam air terjun dan matanya berbinar senang karena menemukan kalung milik Ama.
"dapat! "
Tapi dia segera membeku. dia tidak mempercayai penglihatannya sendiri. dia mengedipkan matanya beberapa kali dan semakin terkejut.
"i--ini, pedang milik Ama! Pantas saja kalung ini bersinar! "
Dengan tangan yang bergemetar, dia mengambil pedang itu. matanya berkaca - kaca melihat pedang kesayangan Ama berada di depannya. setelah dia mengambil pedang itu, sebuah surat melayang ke arahnya.
*Hua Long anakku, aku mewariskan pedang ini padamu. kau taukan pedang ini merupakan pedang kesayangan Ama? Jadi jaga dia baik - baik. maafkan Ama dan Baba yang tidak bisa menghentikan kedua kakakmu itu. Ama dan Baba sebenarnya mengetahui rencana mereka, tapi kami tidak bisa berbuat apa - apa karena tau kami akan kalah. Ama menulis surat ini untukmu, jaga baik - baik pedang dan kalung itu. sampai jumpa kesayangannya Ama.
Dari Ama tersayang, untuk Hua Long*
Seketika air mata Di Hua Long turun dengan deras. surat ini jelas - jelas merupakan tulisan Ama, dia yakin. karena tidak ada yang bisa meniru tulisan Ama-nya. dia jatuh terduduk dan menangis sambil memeluk surat itu.
"jika Ama dan Baba tau, kenapa tidak memberitahukanku?"
"aku bisa saja membantu Ama dan Baba saat itu"
"Ama, Baba, adik, aku merindukan kalian"
Hujan turun membasahi seluruh benua yang membuat semua orang keheranan. langit itu seolah - olah mengikuti Di Hua Long yang sedang bersedih.
Di Hua Long meremas surat itu dan menghapus air matanya dengan kasar.
"aku, Di Hua Long, sang kaisar demon, berjanji akan membalas kematian kedua orang tuaku serta adikku. air mata dibalas air mata, darah dibalas darah. aku tidak akan memaafkan kalian berdua, walau kalian berdua adalah kakak kandungku!"
...~...~...~...~...~...~...~...~...
"Ama, kakak menangis. aku juga ikut sedih"
"tidak apa - apa Jun Rong, kakakmu pasti akan baik - baik saja setelahnya"
Roh Di Hua Ling alias sang Ama memeluk roh Di Jun Rong alias sang adik, walau dalam hati juga ikut merasa sedih melihat anaknya, Di Hua Long harus berusaha sendiri.
"harusnya Jun Rong, Ama, dan Baba tidak membiarkan kakak sendiri"
"itu takdir sayang. takdir yang membawa kita seperti ini"
"Jun Rong benci takdir! "
"Jun Rong, kita tidak boleh membenci takdir"
"tapi Baba, gara - gara takdir kakak harus sendirian di sana! "
Roh Di Ghu Tang alias sang Baba berpandangan dengan istrinya, Di Hua Ling. dengan kompak menghela napas dan mereka menengkan Roh Di Jun Rong yang masih menangis. dalam hati juga ikut bersedih dan tidak tega melihat anak yang dia banggakan, Di Hua Long berjuang sendiri.
Seharusnya waktu itu dia memberitahukan Di Hua Long untuk menggagalkan rencana Di Fu Lin dan Di Yhu Tang. tapi dia malah membiarkan mereka berdua yang gila harta dan haus kekuasaan itu bertindak. sangat bodoh memang, tapi ada alasan dia tidak memberitahukan Di Hua Long.
Dia tidak ingin menambah beban Di Hua Long setelah dia naik tahta. dia sengaja memilih Hua Long karena dia memang anak berbakat, tidak seperti kedua kakaknya yang hanya malas - malasan dan boros. entah dari siapa sifat itu menurun. tapi dia malah membuat semuanya menderita.
"jangan salahkan diri sendiri, Ghu Tang"
"tapi ini memang salahku, Hua Ling"
"kau tidak bersalah. hanya saja kedua kakak beradik itu yang salah. seharusnya kita tidak mengadopsi mereka"
"kau benar. jika tau seperti ini aku tidak akan mengadopsi mereka"
"sudahlah, itu masa lalu. sekarang, biarkan Hua Long yang menyelesaikan semuanya"
"dia terlalu banyak menanggung beban"
"tapi itu memang tugasnya sebagai kaisar klan demon"
Di Ghu Tang menghela napasnya. dalam hati membenarkan perkataan istrinya. dia melihat ke arah Di Hua Long dan kembali menghela napas. ingin sekali dia memeluk Hua Long, tapi apa daya dia sudah berbeda alam dengannya.
Mengapa Ama, Baba, dan adik Hua Long bisa tau jika itu dirinya?
Karena kalung milik Ama. Ama paham betul dengan kalung itu, jika kalung itu berada di dekat pedang, kalung itu akan bersinar. Ama dan Baba berharap Di Hua Long dapat menyelesaikan tugasnya agar kembali menjadi kaisar bagi para klan demon.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
༂ 𝑫𝒂𝒏𝒏𝒚♚ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ ༂
masih nyimak
2021-07-07
1
Pembantai Dewa
ini cerita apaan, gak ngerti gue, hhhhhhmmmmmm ok pantau dulu
2021-07-04
1
Ra dhiraemon
lanjut kk cerita ini menarik
2021-03-19
1