...Di dalam kamus hidup gue itu ngga ada yang namanya kata takut sama siapapun, selain takut sama tuhan! ~Marsya...
...____________________...
Sorot tatapan mata yang sangat tajam dan kedua tangan yang dilipat di depan dada. Cewek itu menatap cowok yang ada di hadapannya dengan garang. Sungguh Marsya benar-benar di buat kesal karna dengan paksa Angkasa membawanya ke belakang sekolah yang sangat sepi tak berpenghuni.
Bertemu dan berdebat dengan cowok yang menurutnya sangat-sangatlah menyebalkan, suka ikut campur urusan orang, dan sok berkuasa bernama Angkasa di pagi hari merupakan sebuah kesialan yang teramat sangat bagi seorang Marsya Nanda Pramuditha.
Dan lihat lah dia sekarang. Duduk santai di kursi lapuk yang ada di belakang sekolah dengan santainya dan tatapan yang mengarah tajam kepada seorang cewek yang tengah berdiri di hadapannya. Kemudian ia mengeluarkan buku note kecil dari sakunya yang persis seperti buku-buku tagihan hutang.
Tak henti-hentinya ia mengetuk-ngetukan buku tersebut ke kursi yang ia duduki sambil terus menatap Marsya. Kemudian cowok itu menghembuskan napas untuk yang ke beberapa kalinya. Sedikit memijat pangkal hidungnya yang mancung.
"Marsya Nanda Pramuditha, panggilan Marsya. Sang bu bos geng mini wacana sekolah. Bener kan? Dan lo dalam urutan ke dua puluh dari urutan salah satu orang yang berani-beraninya ngelawan gue, Bias Fajar Angkasa!" kata Angkasa sambil mengambil sebuah bolpoint dari saku bajunya, lalu ia menuliskan nama Marsya di dalam buku note kecil yang seperti buku tagihan hutang itu.
Marsya memutar bola matanya, malas. Ia akui itu memang benar. Dan apa tadi? Matanya terbelalak tak percaya saat melihat Angkasa tengah menuliskan namanya ke dalam buku note yang mirip buku tagihan hutang dan dia mengatakan dirinya adalah orang ke 20 dalam daftar orang-orang yang berani melawan Angkasa?
"Eh kenapa lo masukin nama gue ke buku tagihan utang lo itu, huh? Emang gue ada utang duit sama lo?!" tanya Marsya ketus.
"Ini bukan buku tagihan utang, ini buku list daftar orang-orang yang berani ngelawan gue, Angkasa!"
"Ya elah gitu aja di bikin list segala lo!"
"Gue catat nama lo di sini supaya apa? Supaya lo bisa masuk dalam rekor satu-satunya cewek yang pernah gue hukum!"
"Cewek pertama yang lo hukum? Asik dong! Ternyata gue satu-satunya cewek paling pemberani di Respati. Patut di kasih penghargaan nih gue!" seru Marsya tak kenal takut.
Angkasa di buat melongo mendengarnya. Cewek di hadapannya itu memang tak kenal rasa takut. Keberaniannya menghadapi Angkasa sangatlah patut untuk di acungi jempol.
"Gede juga nyali lo."
"Ya iyalah dalam kamus hidup gue itu ngga ada yang namanya kata takut sama , selain takut sama tuhan!"
"Gue denger lo sering ribut sama si Jaka salah satu anggota geng gue di kelas lo dan anggota Orion yang lain? Lo gak bosen nyari ribut sama anak-anak Orion, huh?" tanya Angkasa final.
Decakan kecil lolos dari bibir mungil Marsya. Lalu ia mengerlingkan bola matanya jengah menatap arah si cowok. Decakan kecil lolos dari bibir mungil Marsya. Lalu ia mengerlingkan bola matanya jengah menatap si cowok. Cowok yang selalu berhasil membuatnya kesal sedari pagi. Membuatnya harus bersikap sangat-sangatlah sabar dalam menghadapi cowok di hadapannya itu.
"Kalo di tanya bosen apa nggak nya? Ya jelas gue jawab bosen banget lah! Apalagi yang gue ajakin ribut sekarang itu elo. Baru berhadapan bentaran aja udah bosennya kebangetan. Lagian muka lo juga gitu-gitu aja, syukur kalo ganteng, muka kek sandal jepit buluk gitu mana ada yang gak bosen coba. Lagian gue nggak habis pikir sama cewek-cewek SMA Respati, kenapa pada terpesona sama muka sandal jepit buluk lo!"
Cowok itu mendesah pelan dan memejamkan matanya sekejap untuk meredam emosinya yang sudah naik ke ubun-ubun. Dan mencoba untuk tidak melemparkan cewek di hadapannya itu ke tempat pembuangan akhir.
"Ternyata ada juga ya, cewek yang nyalinya gede banget kaya lo. Emang nggak kegedean tuh nyali?" Angkasa mulai geram dengan tingkah laku Marsya yang mengharuskannya untuk mempertebal dan memperbanyak kuota kesabarannya.
"Ngga lah. Secara gue itu anak didiknya Thanos, mana ada gue penakut dan inget ya nyali gue itu gede banget. Kalo cuman berurusan sama lo mah, kecil!" kata Marsya menyepelekan.
"Lo!" Angkasa mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Dasar cewek suka cari ribut lo. Lo mau jadi sampah masyarakat?"
Marsya melotot ke arah Angkasa, cowok sialan itu. Menatapnya dengan tatapan tak suka. "Eh jangan ngadi-ngadi lo! Mana ada cewek cantik pari purna sang bos besar para wacana Respati kaya gue, jadi sampah masyarakat. Kalau jadi princes kerajaan sih bisa," ucapnya dengan tingkatan rasa kepercayaan diri yang tinggi.
"Dan kalo itu terwujud bukan cuman sekedar haluan lo yang ketinggian aja," kata Angkasa.
Marsya mengarahkan telunjuknya ke arah Angkasa dengan mata yang sedikit menyipit. "Sumpah demi rambutnya si Ipin yang gak tumbuh-tumbuh dan badannya Upin yang gak tinggi-tinggi. Gue bakalan jadiin lo tukang kebun. Kalo enggak, jadi tukang ngelapin sepatu gue!"
Angkasa tersenyum meremehkan. "Oh ya? Kalo gitu gue cuman mau ngingetin lo aja. Kalo ngimpi itu jangan ketinggian, ntar kalo jatuh, nyungsep. Rasanya tuh sakit."
"Sialan lo!" umpat Marsya.
"Okay, balik lagi ke topik awal. Beberapa hari lalu lo ngajakin si Jaka ribut. Tadi lo main sindir-sindirin Munggar. Sekarang lo ngajakin gue ribut. Lo gak capek ngajakin cowok ribut? Apalagi anak-anak anggota geng gue Orion! Besok-besok lo mau ngajakin ribut siapa lagi, huh?" Cowok itu menegakkan punggungnya dan menatap Marsya yang malah asik memilin-milin rambut panjangnya.
"Lo dengerin gue ngomong apa nggak sih?!"
"Lo liat gue punya dua kuping kan?" Marsya menunjuk-nunjuk kedua telinganya.
"Gue punya mata, jelas liat lah!"
"Lah itu lo tau. Gue punya kuping, ya jelas gue denger lah. Lo pikir gue ini budek apa?!" kata Marsya ketus.
"Lah ngapa lo gak jawab omongan gue tadi, huh?"
"Lo tanya ke gue kan, besok gue mau nyari ribut ke siapa lagi?"
Marsya mengalihkan tatapannya ke atas, mengawang seolah-olah tengah berpikir. "Besok hmm... Kalo Nopal dia itu kan anaknya baik jadi gak gue ajakin ribut lah. Kalo Oji, dia tuh lucu, jadi jangan lah. Hmm Ojan, dia tuh kadang ramah banget sama gue, jadi kagak gue ributin juga. Kalo neng Firda eh maksudnya bang Firda dia tuh lucu orangnya, jadi enggak lah. Kalo Asep sama Maul mereka itu temen waktu SMP gue, jadi nggak gue ajakin ribut juga lah. Tapi kalo si Ajis yang suka gombalin temen-temen gue, sama tuh makhluk satu si Dul yang suka bikin pantun gak jelas buat ngerayuin temen-temen gue mah itu harus gue ajakin gulat bukan ribut lagi urusannya."
"Maksud lo apaan!" tanya Angkasa dengan penuh amarah dan tatapan mata tajam yang mengarah kepada Marsya.
"Eh eh tenang dulu, jangan emosi. Gue gak tau sih mau ngajakin ribut mereka kapan. Karna gue baru bikin rencana sama temen-temen gue. Mau ngajakin lo sama temen-temen lo tanding futsal di ruang guru kayaknya. Kalo tanding di lapangan kan udah biasa ya. Tapi kalo di ruang guru kayaknya lebih seru deh. Apalagi tandingnya sama anak-anak Orion. Kesannya jadi lebih greget gitu." kata Marsya dengan seringai senyumnya.
"Jadi lo nantangin gue sama geng gue?"
"Siapa yang nantangin elo sama geng lo! Orang gue cuman mau ngajakin doang kok. Sensitif amat sih jadi cowok. Dikit-dikit marah bentar-bentar emosi, lo kayak cewek tau gak?!" cibir Marsya.
Rahang kokoh Angkasa itu mengeras karena marah dengan telapak tangannya yang sudah mencengkeram erat buku note kecil yang di pegangnya sedari tadi. "Lo bisa gak sih, gak usah bikin masalah sama anggota geng gue!" geramnya kesal.
"Hahaha makanya kalo lo nggak mau gue bikin masalah sama geng Orion lo, bilangin tuh sama anggota geng lo itu jangan bikin masah duluan sama gue dan temen-temen gue!"
"Eh lo yang bikin masalah duluan sama anggota geng gue!" timpal Angkasa tak terima.
"Oh ya? Terus tadi apa? Si Munggar udah nyakitin perasaan Laras temen gue di depan mata kepala lo sendiri tadi kan? Bukannya si Munggar itu anggota geng lo, jadi yang buat masalah duluan itu anggota geng lo bukan gue ataupun temen-temen gue!" kata Marsya dengan kesal.
Angkasa terdiam, ucapan Marsya tadi memang benar adanya. Ia sendiri yang melihat bahwa Munggar bukannya mengajak Laras pacarnya berboncengan, tapi anak itu malah lebih memilih Maura untuk berboncengan dengannya.
"Tapi bukannya itu letak masalahnya cuman sama si Munggar? Kenapa anak-anak Orion yang lain lo ajakin ribut juga sih. kaya si Jaka, Dul, sama si Ajis. Mereka ada masalah apa sama lo, huh?"
Marsya tersenyum sinis. "Lo tau? Si Jaka itu suka ngerjain gue di kelas. Dan ya masalah si Ajis sama Dul itu bukan sama gue."
"Lah kalo si Ajis sama si Dul nggak ada masalah sama lo? Ngapain lo mau ajakin mereka berdua ribut?" tanya Angkasa bingung disertai kesal.
"Emang mereka nggak ada masalah sama gue, tapi mereka ada masalahnya sama temen-temen geng gue! Lo tau mereka itu suka godain sama rayu-rayu temen-temen gue sampe baper. Juga kadang tuh dua orang sampe PHP in mereka, abis itu mereka tinggal gitu aja." jelas Marsya panjang kali lebar.
Marsya terdiam sejenak. "Apa mereka sama sekali gada otak ya?" tanya Marsya. "Coba deh lo posisiin diri lo sendiri jadi temen-temen gue, di baperin terus ditinggal gitu aja. Rasanya gimana? Sakit kan?" tanya Masya meluapkan rasa emosinya.
Sungguh Marsya tidak tega ketika melihat teman-temannya di sakiti. Apalagi yang menyakiti mereka adalah seorang cowok. Menurutnya cowok itu tugasnya ialah harus menjaga cewek bukan malah menyakiti mereka. Dan Marsya pun teringat akan pengalaman sahabatnya Qinan yang selalu di sakiti oleh pacar-pacarnya hingga mengalami trauma dalam berhubungan.
Bibir Angkasa bungkam seribu bahasa. Cowok itu bingung harus berkata apa. Ini pertama kalinya ia dibuat terpojokkan oleh seorang cewek. Dan cewek yang membuatnya seperti itu adalah Marsya, cewek yang terkenal sebagai pemegang juara umum sekolah dan pimpinan cewek Respati yang suka bikin keributan kedua setelah anak Orion.
"Nah diem kan? Pikir sendiri sono. Renungin baik-baik ucapan gue tadi. Sekarang gue mau balik ke kelas. BYEE!!" kata Marsya lalu meninggalkan Angkasa yang masih duduk termenung.
...√...
Bersambung...
Wajib kasih vote, like, dan komen ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
cocok nh jadi wakil rakyat🤣🥰👍
2021-07-21
0
Renny Utami
menunggu mereka bucin satu sama lain😂😂
2021-03-22
2
@asfa_hany(T▽T)
patut dicontoh😂jalo lagi ada masalah sama anak cowok coba ah🤣
ceritanya seru author lanjut
2021-03-16
1