Bos Besar Orion

...Untung lo itu cewek, kalo lo cowok udah habis lo gue hajar! ~Angkasa...

..._____________...

Marsya baru saja masuk ke dalam lingkungan sekolah. Saat cewek berseragam osis berbalut cardigan maroon itu melewati pos satpam dekat gerbang sekolah, sebuah mobil hitam pun melintas di sampingnya dan sebuah motor matic di belakangnya membuat cewek itu menoleh dan tau ketiga orang yang ada di dalam mobil dan seorang lagi di balik helm tengah menaiki motor. Keempatnya memperhatikan balik.

"MARSYAAA!!"

"BU BOSSS!!"

Qinan buru-buru turun dari mobilnya setelah memarkirkannya di sebuah lapangan, tempat di mana semua murid menaruh kendaraan pribadi mereka. Fina dan Laras pun ikut-ikutan keluar dari mobil dan menghampiri Marsya. Dan kalian tentu tahu siapa pengendara motor tadi? Tentu tidak lain dan tidak bukan ialah Kiran. Siapa lagi cewek yang punya sifat cowok di antara kelima wacana itu, tentulah Kiran seorang. Disaat teman-temannya lebih suka menaiki mobil, dia sendiri lah yang suka menaiki motor.

"Tumben bener lo berempat pada berangkat pagi, biasanya 10 menit sebelum bel masuk kalian baru dateng," kata Marsya ketika keempat temannya sudah berada di hadapannya.

"Nih si Qinan biasanya lama jemput kita, dan sekarang tumben-tumbenan tadi pagi-pagi udah jemput," kata Laras.

"Bener tuh, kesambet setan pagi keknya," sambung Fina.

"Udah syukur di jemput, bukannya bilang makasih ke gue lo berdua!" cibir Qinan.

"Kalo gue mah, emang lagi pengin berangkat pagi aja sih," kata Kiran.

"Eh bukannya sekarang ada tugas yah?" Gila gue kemaren malem belom sempet ngerjain. Ketiduran gue."

"Bukannya kemaren lo bikin story di IG yah kalo ngga salah?"

"Iya itu sebelum gue ketiduran Ras! Terus gue main HP geser-geser beranda dan ya gue ketiduran."

"Eh padahal kemaren grup chat kelas rame banget lo pada bahas tugas. Gue mah main." kata Qinan. "Eh sekarang ulangan sejarah juga ya?"

"Ah masa sih Qi?" seru Kiran tiba-tiba. "Duh mampus gue, gue belom buka buku sama sekali. Belajar juga kagak!"

"Eh lo mah ngga belajar masih tetep bisa ngerjain Ran! Secara otak lo kan encer, seencer sabun cair wipol," kata Fina asal.

"Gak usah lebay gitu napa reaksi lo," kata Laras . "Lagian lo nggak akan dapet 5 mentok nilai lo paling rendah juga paling 8 Ran!"

"Hehehe ternyata semua pada ngakuin kalo gue itu cerdas, cantik, hidup lagi."

Qinan mengeluarkan sesuatu dari saku seragam osisnya. Sebuah kertas yang tampak dilipat-lipat rapi sedemikian rupa. "Kalo gue punya ini," katanya membuat Fina langsung merebut contekan yang dipegang oleh Qinan

"Astaghfiroh Qinan! Lo saking sayangnya sama otak lo, lo nggak biarin tuh otak kepake buat mikir sedikit pun? Sampe-sampe lo buat kertas contekan gini?" kata Fina.

"Eh gue jadi gak percaya kalo selama ini nilai ujian lo itu murni mikir pake otak!" kata Kiran.

"Eh waras ya lo. Buat contekan gak bagi-bagi. Ntar liang kubur lo sempit baru tau rasa," kata Marsya.

"Eh bagi dong, bagi-bagi!" kata Laras sementara Qinan berusaha merebut kertas contekannya dari tangan Fina tapi Fina tetap bisa mempertahankan kertas contekan yang ia pegang.

"Ya Alloh, gak nyangka gue kalo sang juara umum pun mau ikutan nyontek juga." kata Fina tak menyangka.

"Woyy balikin Fin!"

"Ntar, gue mau foto dulu," kata Fina sembari mengekuarkan ponselnya yang ada di kantong rok osisnya.

"Eh gila gue buatnya susah payah sampe kurang tidur semalem, lo dengan seenak jidatnya aja main foto-foto. Nih tangan gue sampe cape gini nulisnya tau!"

"Ih bagi-bagi napa, pelit amat lo sama temen sendiri!"

Laras memutar bola matanya malas. "Salah sendiri pamer ke Fina, dia kan orangnya main asal comot aja!"

"Lo gak kapok apa Qi di marahin sama guru karna bikin contekan?" tanya Marsya. "Dulu aja pas kita ulangan HP lo disita kan gara-gara nge-search di google?"

"Eh bu bos kemaren itu gue cuman mau ngoreksi jawaban gue aja, bener apa kagaknya. Gitu, gue nggak ada niatan sama sekali buat nyontek!"

"Ih Fin, sini balikin!"

"Bentaran."

"Eh sekarang!"

"Bentaran nih fotonya burem."

"Bodo amat!"

"Bentaran aja, burem nih."

"Eh udah lama pinter!"

"Udah sih sabar."

"Cepetan balikin!"

"Bentar Qinan sayang."

"FIN!"

"Iya iya bawel banget sih ko. Gak sabaran banget jadi orang. Nih!"

Fina mengembalikan kertas contekan itu dalam keadaan terlipat-lipat kembali yang langsung dirampas dengan cepat oleh Qinan lalu cewek itu memasukan kertas contekannya ke dalam saku rok osisnya.

"Malesin banget sih. Emang Oon banget gue ngasih tau kalo gue buat contekan ke kalian."

Kini gerombolan para murid laki-laki berjaket hitam parasut bertuliskan Orion besar di punggung memasuki area sekolah. Mereka dengan motor gede mereka segera menekan-nekankan suara klakson motor mereka dengan kerasnya saling bersahut-sahutan membuat penging di telinga.

"Eh pacar lo tuh Ras!" senggol Qinan pada Laras. "Tapi kok dia malah boncengan sama si Maura sih? Kan harusnya di boncengin lo?"

"Iya tuh Ras! Eh tapi bukannya si Maura sukannya sama si Angkasa ya? Si ketua Orion itu? Kenapa jadi nempel-nempelnya ke si Munggar?" kata Fina kepo.

Laras menengok ke arah Munggar dan Maura yang satu motor. Bahkan Laras belum pernah satu motor selama mereka berdua berpacaran. Itu membuat Laras menghela napas. Melihat itu Marsya merangkulnya dan mengusap punggungnya.

"Sabar ya bebs!" kata Marsya menyabarkan.

"Gue kan udah bilang sama lo kalo si Munggar itu playboy parah Ras!" kata Karin ikutan merangkul Laras.

"Lo lagi ada masalah sama Munggar?"

"Gue cuman lagi marahan sama dia, Sya."

"Idih, belum juga seminggu pacaran udah marahan aja," ucap Qinan keceplosan. Lalu ia menutup mulutnya sendiri setelah sadar akan ucapannya. "Eh maaf keceplosan."

"Gue bilang apa. Munggar itu playboy," kata Kiran asal ceplos.

"Iya sih, paling dia cepet bosen orangnya," ujar Fina membuat wajah Laras semakin menekuk. Fina menatap Laras dengan pandangan yang tidak enak hati setelah berucap seperti tadi. Bukannya ia menenangkan sahabatnya, tapi malah memperkeruh suasana hati cewek itu yang membuat Fina langsung dilanda rasa sangat bersalah. "Eh maksud gue bukan itu, tapi ya rata-rata pengamatan gue ke si Munggar, emang kek gitu orangnya sih. Cepet gonta-ganti cewek. Tapi gue gak ada maksud sama sekali kok buat bikin lo sedih Ras. Sumpah deh."

"Tenang Ras, kalo si Munggar berani-beraninya bikin lo sedih. Ntar gue yang maju buat ngehajar dia. Dia kagak tau aja gue itu berguru sama Thanos. Ntar gue siram tuh mukanya pake air comberan. Biar tau rasa tuh orang," kata Marsya menghibur.

"Nah betul banget tuh, belom tau juga dia kalo gue itu sepupunya Iron Man. Kalo perlu gue sikat juga tuh Maura si mak lampir. Cewek ganjen yang suka goda-godain pacar orang kek tante girang," tambah Kiran.

"Lo kira nyuci baju apa main sikat-sikat aja Ran! Si Maura kan anggota anak Orion. Bukannya lo nyikat si Maura, bisa-bisa lo udah patah tulang duluan sama anak Orion. Apalagi disana ada Angkasa, Nauval, Dul, Firdaus, Maul, Oji, Septian, Ojan, Ajis, sama si Munggar pacar gue. Kalo kalian pada nyakitin si Maura, mereka pasti gak akan tinggal diem. Apalagi si Angkasa pasti di bakalan ngejar-ngejar kalian terus."

"Lagian juga kayaknya gue lihat Angkasa selama ini gak suka sama si Maura. Jadi kayaknya enggak deh Ras," kata Qinan.

"Betul tuh kata Qinan. Mungkin mereka cuman satu perkumpulan aja ngga lebih makanya mereka keliatannya deket," imbuh Fina.

"Ya mungkin aja sih," ujar Laras tak yakin.

"Udah deh. Kita masuk ke kelas aja kuy. Ngapain ngegosipin orang," kata Marsya. "Gak berfaedah juga buat hidup."

"Betul tuh ngga penting banget," kata Kiran.

"Ras! Yuhu abang Munggar selingkuh tuh sama si Maura. Udah putusin aja dah. Mending sama Mas Dul udah baik, pinter, rajin nabung, jago pantun, idup lagi," teriak Dul membuat kelima cewek yang hendak berjalan ke kelas menjadi terhenti dan menoleh ke arah Dul. Terutama Laras yang matanya memandang Munggar dan Maura tak berpindah sedetik pun. "Mas Dul kan gini-gini orangnya setia," katanya sambil menepuk dadanya bangga.

"Apaan sih tuh si Dul. Asal nyerocos aja mulutnya." kata Qinan. "Gue gundulin baru tau rasa tuh orang."

"Jangan lupa siramin air comberan juga Qi!" kata Fina.

Dul melirik ke arah Munggar yang sudah siap menerkamnya hidup-hidup. Cowok itu masih duduk di atas motornya. Mungkin kalo ada batu atau kayu di dekatnya, Munggar akan melemparinya sekarang juga. Di sampingnya kanan dan kirinya ada Angkasa dan Maul sementara Maura masih berdiri disampingnya.

"Woy Ras udah sama gue aja gih, hati gue masih kosong nih belom ada yang ngontrakin," timpal Oji memanas-manasi temannya yaitu Munggar yang masih gengsi untuk bertatapan dengan Laras. "Tinggalin aja nih bocah, mau aja sih lo sama si pakboi."

"Eh lo diem gak usah nyaut!" ujar Munggar menoleh pada Oji. oji yang dimarahi hanya nyengir tanpa dosanya. Meskipun Munggar jika marah itu menakutkan melebihi setan tapi lebih menakutkan lagi ketua mereka Angkasa yang sudah seperti iblis baru kabur dari neraka.

"Apaan sih kalian," kata Qinan dengan sorot mata tak suka.

"Udah kuy cabut aja," ajak Fani kepada keempat sahabatnya.

"Eh ehh! Neng cantik jangan pada pergi dulu lah. Main cabut-cabut aja. Tunggu bentaran lah," kata Maul turun dari motornya dan menghentikan kelima cewek itu. "Bentar doang. Kita main bentar," kelimanya yang baru saja melangkahkan kakinya hendak menuju ke kelas, segera berbalik dan mengurungkan niatnya itu. "Mas Dul luncurkan pantun lo Dul!" suruh Maul pada Dul. Di sana tampak cowok itu sudah siap dengan pantun yang akan di lontarkannya.

"Jalan-jalan ke kota Pati

Jangan lupa beli buah jamblang

Ini serius dari lubuk hati

Kalian mau gak jadi pacar abang?"

"Wadidawww!!"

"Tancap Gas Dul!"

"Wiuh mantap!"

"Ahayyy!! Gasskeun Dul!" seru Ajis.

"Ini baru permulaan aja Jis, masih ada satu jurus pantun ampuh yang bisa bikin para kaum hawa tergila-gila," kata Dul. "Gue belom ngeluarin jurus andalan milik nenek moyang gue!"

"Buset dah, lo punya nenek moyang juga ya Dul," kata babang Firda yang memiliki nama Asli Firdaus Baja Samudra.

"Ya punya lah! jangankan nenek moyang, kakek moyang, paman moyang, bibi moyang pun gue punya!" kata Dul sambil menepuk-nepuk dadanya bangga, kata tepatnya sih pamer.

"Eh Dul. Lo mau manggil malaikat Izroil dalam waktu dekat, huh? Lo mau buat salah satu setan neraka ngamuk? Awas aja lo ntar di siksa sama Munggar. Mampus dah lo pulang tinggal nama," kata Nopal membuat Dul nyengir pada Munggar yang masih memegang stang kemudi motornya sangat erat.

"Ya elah. Masalah setan ngamuk, tinggal gue panggil aja mbah Jambrong buat dateng kemari," kata Dul dengan santainya kemudian ia melirik Munggar yang sudah memberikannya tatapan membunuh. "Astaga Gar. Jangan kaya gitu napa liatin guenya. Gue tadi cuman bercanda aja kali. Peace bro! Peace!" Dul mengacungkan tangannya membentuk tanda peace.

"Hai neng Marsya, Kiran, Fani, Qinan," sapa Ajis ramah. Namun seperti dugaannya, keempat cewek itu tak menyapa balik. Malah hanya memberikan tatapan tak suka padanya.

"Kacang emang rasanya enak, tapi dikacangin itu rasanya apa Ul?" seru Oji pada maul.

"Sakitnya tuh disini, di dalam hatiku," Maul menyanyi sambil menunjuk-nunjuk dadanya seakan-akan menunjukan hatinya tengah sakit hati.

"Huh, udah punya pacar kok masih boncengan sama cewek lain sih, giliran cewek sendiri di ajak boncengan juga nggak pernah tuh," sindir Marsya kepada Munggar. "Dasar cowok, semuanya playboy!"

"Terus cewek gimana? Playgirl gitu?" suara itu berasal dari sang bos besar mereka, Angkasa. Sang ketua geng motor terbesar di SMA Respati. Cowok itu masih duduk diatas motornya. "Atau udah pada merasa bener lo para cewek?!"

"Eh diem lo! Gue lagi nggak ngomong sama lo! Main asal nyaut aja," kata Marsya.

"Sya, udah biarin aja. Kuy kita masuk ke kelas!" ujar Qinan.

"Enak aja. Gue emang ngomong sesuai fakta dan kenyataan kok."

"Tapi dia itu ketua..."

"Apa? Karna dia itu ketua anak-anak Orion gitu? Gue bilangin ke lo ya Qi, mau dia ketua Orion lah. Mau dia itu ketua geng lah. Gue sama sekali nggak takut!" kata Marsya. Kalimat itu terdengar seperti tamparan tak kasat mata untuk Angkasa. Itu juga terlihat seperti tantangan baginya.

"Aduh Sya, udah deh. Biarin aja," kata Fina. Kini cewek itu juga ikut cemas ketika melihat Angkasa turun dari motornya. Tanda-tanda jika Angkasa akan bertindak sesuatu.

"Biarin aja! Bodo amat gue. Dikira gue takut apa sama dia? Gue masih takutan berhadapan sama tuhan dibandingkan sama dia," kata Marsya. "Cowok kok bisanya main keroyokan aja. Dasar cupu!" suara Marsya terdengar menggelegar kemana-mana. Keadaan lapangan sekolah yang tadinya tampak biasa saja kini telah berubah menjadi seratus delapan puluh derajat.

Para anak Orion pun sampai geleng-gekeng kepala melihat keberanian Marsya menghadapi bos besar mereka yaitu Angkasa. "Gede juga nyali nih cewek satu!" kata mereka.

"Untung lo itu cewek, kalo lo cowok udah habis lo gue hajar!" kata Angkasa yang terdengar tak main-main.

"Hahaha. Segitu doang lo beraninya, huh? Emang kenapa kalo gue itu cewek? Takut? Lo kira gue ngga bisa berantem apa?" Marsya sadar sepenuhnya kalau perkataannya tadi sudah kelewat batas. Ia juga sangat-sangat sadar kalau ia sudah menantang Angkasa. Dan karna ini, kalimat itu sempurna mengusik Angkasa.

"Aduh Sya, lo kalo mau mati cari cara yang wajar aja deh. Jangan mancing-mancing singa yang lagi tidur. Mending sekarang kita masuk ke kelas aja. Udah rame nih yang ngeliatin kita. Malu," bisik Laras. Ia tak menyangka perdebatan kecil mereka beralih menjadi perdebatan besar antara Angkasa dan Marsya. Dan ini pun berawal dari pembelaan Marsya untuk dirinya.

Marsya menatap sekeliling dan memang benar bahwa mereka sudah menjadi pusat tontonan para murid SMA Respati.

"Ayo Sya," ajak Laras menarik Marsya sementara Qinan, Kiran, dan Fina menjaganya dari samping dan belakang.

"Eh mau kemana lo? Tadi nantangin sekarang mau kabur," suara Angkasa sontak membuat kelima cewek itu berhenti. "Pengecut lo!"

Satu kata di bagian akhir yang meluncur dari mulut Angkasa itu membuat Marsya berbalik. Qinan, Laras, Kiran, dan Fina sudah pasrah karena keempatnya benar-benar bingung harus melakukan apa dan bagaimana untuk salah satu sahabatnya itu? Karena lawannya sekarang itu bukan main-main. Ini Angkasa, bos besar Orion.

"Siapa tadi yang lo bilang pengecut, huh?"

"Lo lah!"

"Atas dasar apa lo ngomong kaya gitu?"

"Kalo gue nggak ngomong itu, pasti lo gak bakalan berhenti kan? Lo pasti bakalan kabur!"

"Eh bos udah bos. Udah rame banget!" kata Munggar di sebelah Angkasa.

"Tuh cewek emang nyalinya luar binasa diatas rata-rata. Jangan sampe lo kepancing emosi bos. Inget dia itu cewek bro!"

"Woy kenapa lo nggak ngomong di depan gue aja? Ngomong tuh di depan jangan di belakang. Kek emak-emak lagi gosip aja," ucap Marsya membuat Angkasa menoleh. Cowok itu melepaskan jaket parasut hitamnya dan melemparkannya ke arah teman-temannya.

"Hoop, untung ketangkep juga nih jaket," kata Septian yang akrab di panggil Asep oleh teman-temanya itu berhasil menangkap jaket yang hampir jatuh ke tanah akibat dilempar Angkasa.

Kini Angkasa berjalan mendekati Marsya yang berada sepuluh langkah darinya.

"Apa? Mau ngajakin berantem gue disini?" tantang Marsya ketika cowok itu sudah berada di hadapannya.

"Cih gue ngga akan berantem sama cewek kaya lo! Malu-maluin aja, bisa turun ntar reputasi gue di sekolah ini," kata Angkasa. "Lo jadi cewek banyak banget omongnya tau gak?"

"Eh ngaca! Punya kaca kan di rumah?"

Keempat teman Marsya memilih mundur sedikit menjauhi arena perdebatan. Kiran yang hendak membantu Marsya pun di tarik oleh ketiga oleh Laras, Qinan, dan Fina agar tidak ikut campur. Sementara cewek dan cowok itu masih bercecok mulut. Munggar berdecak, kalau tidak cepat-cepat dilerai. Bisa-bisa emosi Angkasa terpancing, mengingat Marsya yang tak mau diam sebelum lawannya mengalah. Dan saat ini tampak Angkasa yang sudah kehilangan kesabarannya menghadapi Marsya.

"Udah bos, jangan diladenin nih cewek," Munggar mendorong bahu cowok itu agar mundur dan mengakhiri perdebatannya dengan Marsya. Tapi Angkasa malah menyentak tangan Munggar dan mendekati Marsya.

"Lo tadi ngatain gue cupu kan? Coba lo omongin itu lagi?"

Marsya menatap Angkasa dengan tatapan tak suka.

"Kenapa lo diem? Takut? Dasar pengecut!"

"Lo cupu!" ucap Marsya dengan lantangnya.

Angkasa tiba-tiba mengangkat cewek itu dan menggendongnya bak karung beras.

"EHH WOYY APA-APAAN NIHH!!" teriak Marsya panik. Angkasa menulikan indera pendengarannya tak mempedulikan teriakan-teriakan Marsya yang memekakan telinga. Angkasa membawa pergi cewek itu menuju bagian belakang sekolah. Seluruh murid menyaksikan kejadian itu hanya diam, tidak menyangka Angkasa akan melakukan hal itu.

"WOYY!! APAAN NIHH! TOLONGIN GUE DONG! GUE MAU DICULIK SAMA NIH GANGLER!" teriak Marsya panik sambil menatap keempat temannya dan juga teman-teman Angkasa yang masih terdiam membisu seperti shock dengan apa yang mereka lihat saat ini.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Keempat temannya seolah tertarik kembali ke dunia nyata secara bersamaan. Namun Marsya sudah tak terlihat lagi bersama Angkasa. Mereka tak sempat melihat ke arah mana Angkasa membawa sahabatnya itu pergi.

"MARSYAAA!"

"ANGKASAA!"

Kriiing kriiing kriiing

Bertepatan dengan keempat sahabat Marsya dan teman-teman Angkasa hendak mencari keberadaan dua orang itu. Bel masuk sekolah sudah berbunyi dengan bu Bunga yang mengoprak-oprak para muridnya untuk segera memasuki kelas masing-masing.

...√...

Bersambung...

Wajib vote, like, dan komen ya!

Terpopuler

Comments

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

Bu bos dan pak bos lagi mau maen 🤣🤣

2021-07-21

0

pembaca dalam hati

pembaca dalam hati

Marsha watak ny kaya gue kalo udh debat gamau berenti sebelum si lawan nyerahh pernah gue nyampe berantem sama cowo gile sakitt euy nyampe muka gue kena wkwkw

2021-05-26

1

3n!#

3n!#

mo d apain tuh masha

2021-03-12

1

lihat semua
Episodes
1 ORION
2 Marsya
3 Konser Dadakan
4 Bos Besar Orion
5 Luapan Emosi Marsya
6 Kata Marsya
7 Tragedi Hujan
8 Drama Kantin
9 Tantangan
10 Scorpio
11 Elang Mahespati
12 Angkasa Si Kampret
13 Beraksi
14 Bola Basket
15 ID LINE
16 Chat
17 Koridor Sebelas
18 Fall In Love
19 Ketahuan
20 KUSIMASE TABATI
21 Dia Yang Istimewa
22 Buronan
23 Maaf
24 Penggaris kayu
25 Penjaga Warung
26 Di antar
27 Goda
28 Sandaran
29 Perhatiannya
30 Dare
31 Timpukan Basket
32 Timpukan Basket
33 Pelukannya
34 Nasgor
35 Salah Paham
36 Ritual
37 ORION RESPATI
38 Kisah Lolipop (1)
39 Rain
40 Kisah Lolipop (2)
41 Oli Lio
42 Aksi
43 Kembali Berulah
44 Tertantang?
45 Qio (Qinan & Oji)
46 Paving Cerita
47 Author minta tolong!
48 Konyolnya Angkasa
49 Bisik
50 Sebentar lagi
51 Jadian
52 Serangan Tiba-Tiba
53 Kaos Kaki
54 Jalan
55 Bianglala
56 Warjok
57 Cicak
58 Sepupu
59 Rencana Menguntungkan
60 Pasukan Korban Ghosting
61 ORION vs SCORPIO
62 DAMAI
63 Tragedi ice cream
64 Ungkapan
65 Janji Angkasa
66 Kunjung Mertua
67 Pemalakan
68 Gombalan
69 Obrolan camer
70 Sergap
71 Cakap Ipar
72 Rencana
73 Usaha
74 Tak Terduga
75 Romantis Gak?!
76 Angkasa Family
77 Frist Kiss
78 Pingsan
79 Calon Mertua
80 Main
81 Maura
Episodes

Updated 81 Episodes

1
ORION
2
Marsya
3
Konser Dadakan
4
Bos Besar Orion
5
Luapan Emosi Marsya
6
Kata Marsya
7
Tragedi Hujan
8
Drama Kantin
9
Tantangan
10
Scorpio
11
Elang Mahespati
12
Angkasa Si Kampret
13
Beraksi
14
Bola Basket
15
ID LINE
16
Chat
17
Koridor Sebelas
18
Fall In Love
19
Ketahuan
20
KUSIMASE TABATI
21
Dia Yang Istimewa
22
Buronan
23
Maaf
24
Penggaris kayu
25
Penjaga Warung
26
Di antar
27
Goda
28
Sandaran
29
Perhatiannya
30
Dare
31
Timpukan Basket
32
Timpukan Basket
33
Pelukannya
34
Nasgor
35
Salah Paham
36
Ritual
37
ORION RESPATI
38
Kisah Lolipop (1)
39
Rain
40
Kisah Lolipop (2)
41
Oli Lio
42
Aksi
43
Kembali Berulah
44
Tertantang?
45
Qio (Qinan & Oji)
46
Paving Cerita
47
Author minta tolong!
48
Konyolnya Angkasa
49
Bisik
50
Sebentar lagi
51
Jadian
52
Serangan Tiba-Tiba
53
Kaos Kaki
54
Jalan
55
Bianglala
56
Warjok
57
Cicak
58
Sepupu
59
Rencana Menguntungkan
60
Pasukan Korban Ghosting
61
ORION vs SCORPIO
62
DAMAI
63
Tragedi ice cream
64
Ungkapan
65
Janji Angkasa
66
Kunjung Mertua
67
Pemalakan
68
Gombalan
69
Obrolan camer
70
Sergap
71
Cakap Ipar
72
Rencana
73
Usaha
74
Tak Terduga
75
Romantis Gak?!
76
Angkasa Family
77
Frist Kiss
78
Pingsan
79
Calon Mertua
80
Main
81
Maura

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!