"Halo bro, bagaimana kabar kantor?" tanya Reno pada Doni di telepon setelah sarapan pagi bersama bapaknya.
"Aman, kamu tenang saja. Aku bisa handle semuanya di sini. Bagaimana kabar ibumu?"
"Sudah membaik. Emm ... tapi Don, aku masih mau minta tolong lagi padamu ya. Kemungkinan, aku akan sedikit lebih lama lagi di sini. Kamu masih bisa mengurus perusahaan kan? Kalau ada hal penting atau sesuatu yang sifatnya tak bisa ditunda, segera kabari aku."
"Iyah. Biar aku yang urus semuanya."
Reno menutup teleponnya, sejak semalam dia sudah mengabaikan telepon Elsa sebanyak puluhan kali. Tidak terhitung sudah berapa banyak pesan yang dikirim Elsa padanya. Kebanyakan isinya bertanya mengapa Reno mengabaikan Elsa tiap kali perempuan itu menghubunginya. Namun, Reno tak pernah mau membalas atau menjelaskan perihal itu. Dia memilih bungkam dan tidak mau memberi jawaban apapun.
"Kita semua sudah siap. Jaga ibumu baik-baik di rumah, doakan acara lamaran kali ini berjalan lancar." Ucap Bapaknya dengan penuh kewibawaan.
"Baik, Pak." Jawab Reno disertai anggukan.
Rombongan yang akan mendatangi rumah perempuan bernama Tenri pun segera pergi, diantaranya ada Bapaknya, Om atau saudara dari ibunya serta sanak keluarga lainnya dan mereka semua berjumlah enam orang. Reno memandangi punggung bapaknya yang menjauh, kali ini dia tidak mungkin bisa mengelak lagi.
Begitu hebat Tuhan mengatur semua skenario hidup ini, ku pikir aku akan menikah setidaknya lima tahun lagi. Tidak kusangka kepulanganku kali ini setelah beberapa tahun tak pulang, malah memberikan kejutan yang sama sekali tidak pernah aku bayangkan. Jadi, apa itu artinya dalam hitungan hari aku akan segera menikahi gadis dari suku yang sama dan akan segera menjadi seorang suami?
Reno tampak sedang berpikir keras, namun sekeras apapun dia berpikir dia tak akan bisa menghindar dari takdirnya kali ini. Ibunya pagi itu, tersenyum sangat bahagia padanya, mana mungkin dia menghapus senyum itu dari wajahnya. Dia bisa saja menolak perjodohan tersebut, tapi dia akan kehilangan senyum ibunya untuk selamanya. Oleh karena itu, dia hanya memilih untuk menerima keadaan dan apapun yang akan terjadi. Setelah semuanya usai, mungkin dia akan memikirkan lagi bagaimana caranya menjelaskan kepada seluruh kolega bisnisnya atau parahnya lagi menjelaskan pada Elsa bahwa dia sudah menikah.
"Nak, apa kau merasa terbebani?" Tiba-tiba suara ibunya mengejutkan dirinya yang tengah termenung.
"Ibu ... kenapa ibu bangun dari tempat tidur? Apa Ibu sudah merasa lebih baik?"
"Ibu mau melihat kau menikah, Nak. Mendengar kau setuju dengan permintaan Ibu, penyakit Ibu seakan menjauh. Berganti dengan semangat yang luar biasa, menyaksikan anak ibu satu-satunya dapat bersanding dengan seorang wanita pilihan orang tuanya. Ibu bangga padamu, Nak."
"Iya, Ibu. Terimakasih sudah membesarkan dan merawat Reno selama ini."
"Sudah kewajiban Ibu, Nak. Tenri itu anak yang baik, dia juga cantik, orang tuanya sudah meninggal beberapa wakutu yang lalu tanpa melihat kalian menikah. Padahal kita semua sudah menyusun rencana pesta pernikahan tiga hari tiga malam seperti adat Makassar pada umumnya."
Terlihat gurat kesedihan di wajah ibunya, namun Reno tak mau melihat pemandangan itu lama-lama. Karena dia tak akan pernah bisa melihat ibunya bersedih.
"Ibu sangat menyayangi, Tenri?"
"Tentu."
Maka tak ada yang bisa dilakukan lagi oleh Reno, perempuan pilihan ibunya adalah orang yang juga disayangi ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
ʀ𝖍𝒚𝖓𝖆
Soal uang panai mampu ji itu Reno, karena suksesji Bisnisnya😌, apalagi dijodohkan, tidak bakalan ji diberatkan😁
2021-06-03
0
Daeng Ji
kassaki ini modalnya Reno.. uang panaiknya di mkassar itu luar biasa.. hehehe
2021-02-09
0
Khusnul Nhunu
bagus tawwa banyakji uangnya Reno kah kalau Makassar keras kehidupan kah tinggi Pi uang panainya😆
2021-01-30
1