Hujan turun sejak petang dan hingga malam ini tak kunjung ada tanda-tanda untuk berhenti. Reno masih terpekur di hadapan ibunya. Dia tahu, dia tak akan bisa menolak permintaan ibunya. Tapi bagaimana dengan Elsa? Apakah dia mau menikah? Atau bagaimana dengan Reno? Sudah siapkah dia menikah?
"Nak, ibumu itu sudah berkali-kali memohon agar kami membujuk kau untuk mau menikah. Karena dia selalu bilang, kalau umurnya tidak akan panjang lagi." Om Beta yang saat itu datang ke kamarnya, meyakinkan Reno agar dia segera memenuhi permintaan ibunya itu.
Semua takut bahwa permintaan ibunya kali itu, benar-benar adalah permintaan terakhir beliau.
"Tapi Daeng, saya sendiri belum siap. Tidak tahu kenapa, pernikahan bagi saya ada di nomor sekian. Tidak pernah terpikir oleh saya sampai saat ini." Reno menjawab dengan tegas.
"Kau ini anak semata wayang ibumu dan bapakmu, sudah sepantasnya pula kau menikah. Umur kau sekarang sudah kepala tiga, karir kau bagus. Apa- pi lagi Nak, kau tunggu?"
"Nikah itu tak semudah diucapkan, Daeng."
"Apa kau punya calon di kota?"
"Tidak tahu apakah dia calon yang kuharapkan atau bukan. Kami cuma menjalani hubungan pacaran seperti layaknya anak muda."
"Kalau begitu, lamar- mi, Nak."
"Saya tidak yakin, Daeng."
Reno dan omnya kembali terdiam. Suasana kamar itu sangat hening. Meski hujan di luar sana tak berhenti memukul-mukul atap rumah mereka.
Sebuah teriakan mengejutkan mereka berdua, teriakan itu berasal dari kamar ibunya.
Reno begitu juga dengan Daeng Beta bergegas keluar dari kamar, secepatnya menuju asal teriakan tersebut.
"Kenapa dengan Ibu, Pak?" tanya Reno khawatir.
"Tidak tahu, Ibumu tiba-tiba merasa sesak napas."
"Bu ... Bu ..., Reno di sini. Ibu harus kuat, harus sehat. Katanya mau lihat Reno duduk di pelaminan. Reno bersedia menuruti apapun kemauan Ibu, asal ibu sehat lagi dan baik-baik saja. Kumohon, Bu."
Napas Ibu Reno yang sejak tadi terlihat tersengal-sengal, kini berangsur membaik mendengar ucapan Reno barusan. Semua orang di ruangan itu merasa lega karena Reno akhirnya menyetujui permintaan Ibunya.
"Terimakasih, Nak. Daeng, besok lamarkan Tenri untuk Reno." Ibunya tersenyum, dia bahagia mendengar Reno mau menikah juga.
Sementara itu, Reno dirundung kebimbangan. Bagaimana sekarang? Dia sudah setuju menikah, bahkan perempuan yang dilamarkan untuk dia pun sudah disiapkan oleh Ibunya. Wajahnya yang gamang masih berusaha memberi senyuman pada Ibunya. Begitulah, dia sangat menyayangi perempuan yang sudah melahirkannya ke dunia ini.
"Namanya, Tenri. Ibu yakin, kau akan suka padanya. Dia juga teman bermainmu dulu, jadi tidak sulit untuk kalian beradaptasi."
Reno tak bisa mengelak lagi, dia sudah tak tahu harus bagaimana selain menerima semua keputusan yang telah ditetapkan ibunya.
Bapaknya, Daeng Beta yang merupakan Omnya, sepertinya tahu apa yang sedang berkecamuk dalam hati Reno. Mereka berdua tahu Reno belum siap dengan semua itu. Apalagi, perempuan yang akan dinikahinya adalah orang yang belum pernah bertemu dengannya. Meski ibunya bilang mereka adalah teman bermain semasa kecil, tapi sekarang mereka sudah sama-sama dewasa. Mungkin saja keduanya pun bahkan telah lupa bahwa mereka pernah bermain bersama.
Setelah kondisi ibunya cukup stabil, dokter yang dipanggil datang ke rumahnya pun mengatakan bahwa kondisi ibunya sudah lebih baik. Reno pun keluar ke teras rumahnya, berdiri seperti sedang berpikir keras.
"Nak, maafkan kami sudah memaksakan kehendak. Namun, baik bapak atau ibumu sudah berjanji pada orang tua Tenri bahwa kami akan menjodohkan Tenri dengan kau setelah kau dewasa nanti. Maafkan kami juga baru mengatakannya sekarang." Bapaknya perlahan mendekat dan memegang bahu Reno.
"Ini mendadak sekali, Pak. Tapi Reno tahu, Reno tak mungkin menolak permintaan Ibu."
"Tenri anak yang baik, kalian pasti akan saling menyukai satu sama lain. Kalian akan mudah beradaptasi nanti."
"Lihat bagaimana nanti saja, Pak."
Hujan di bulan Desember, seperti isyarat akan sebuah perjalanan yang basah dan dingin.
*Bersambung*
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
ʀ𝖍𝒚𝖓𝖆
Walah Reno udah setuju, semoga saja nanti sipoji mui😌😁
2021-06-03
0
Ainun Rizky
aq jg orng makassar thor ska sma novelmu
2021-05-21
0
Herlina Mustofa
like
2021-02-22
0