"Bu..Bu.. bukan begitu Bun" jawab Zahra sambil gelagapan karena terjebak pada suasana yang sangat tidak ia harapkan.
"Bunda dan ayah, bener-bener seneng dan berharap hubungan kalian berlanjut ke pertunangan dan pernikahan" kaya ayah sambil tersenyum penuh harap.
"Ayah, Zahra sama Marvel ...." belum sempat Zahra menjelaskan.
"Bu Maria, kita tentukan saja tanggal pertunangannya" kata ayah menyelak perkataan Zahra.
"Bun Zahra mau bicara" bisik Zahra pada bundanya.
"Sebentar kebelakang dulu besan, calon mantunya malu-malu kayaknya mau ngomong disini" kata bunda Zahra.
Merekapun tertawa mendengar ucapan bundanya Zahra.
\=Di dapur\=
"Bun, bunda kan tau aku sama Marvel cuma temen" jelas Zahra sambil merengek.
"Bunda tau, tapi bunda setuju kok kalau kalian jadi pasangan" kata bunda.
"Buuun, please jangan gini dong, Zahra beneran cuma anggap Marvel temen atau kakak ajah nggak lebih" rengek Zahra
"buuun" sambung Zahra sambil memegang tangan bundanya.
"Sudah-sudah sana bersih-bersih dulu, bunda mau nemenin Tante Maria dan om Surya" jelas bunda sambil menepuk bahu Zahra.
Zahra pun terduduk lemas di bangku riasnya sambil membayangkan kejadian hari ini, udah masalah dikantornya ditambah suasana yang tidak terduga ini akibat kemarin ia menuruti permintaan Marvel untuk berpura-pura menjadi pacar.
"semua kejadian hari ini tuh serba dadakan, ga kdikantor gak di rumah, dah kata tahu buled ajah yang digoreng dadakan" kesalnya dalam hati.
"aaaaaaaaaaaaaaaa" teriak kecil Zahra sambil menendang-nendang bayangan kakinya.
"huuuft.... Marveeeel awas lu yaaaah" gumamnya dalam hati.
Zahra pun menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan dari ruang tamu masih terdengar suara Senda gurau, membuat Zahra semakin lesu dan merasa sulit untuk menolak karena ia tau orang tua dan eyang nya sangat ingin menyaksikannya menikah muda.
“Zahra” panggil bunda
Zahra pun langsung keluar kamar dan bergabung kembali dengan mereka.
“Ra, tante berharap sekali kalian bisa menjadi pasangan suami istri” tiba-tiba mama Marvel bicara dan membuat Zahra tidak bisa berkata-kata.
Mereka kembali berbincang-bincang sampai waktu menunjukan pukul 8 malam, keluarga Marvel pamit untuk pulang.
“ok, jeng kita semua pulang dulu ya” pamit mama Marvel
“Surya saya tunggu ya lamarannya untuk Zahra” kata ayah Zahra pada papa Marvel.
“pasti pasti, kita akan berikan kabar secepatnya” jawab papa Marvel dengan pesaraan yang senang.
Seluruh tamu pun pulang...
"Ra...Zahra" panggil bunda dari luar kamar Zahra
"ya... buuun" jawab Zahra
Zahra keluar dari kamarnya dan menghampiri bundanya.
"kirain bunda kamu dah tidur sayang" tanya bunda sambil memeluk Zahra dari samping.
"belum Bun, masih baca-baca buku tadi sambil streaming drakor" jelas Zahra
"kamu mau ga punya suami kaya di drakor-drakor" tanya bunda sambil menatap Zahra
"apaan sih Bun, itu kan cuma film, mana ada didunia nyata" Zahra bicara sambil menepuk punggung tangan bundanya.
"ada tau" bunda mencubit hidung Zahra
"Marvel" sambung bunda sambil tersenyum penuh makna
"ish apaan sih Bun, dah ah aku tidur" Zahra bangun dari duduknya dan mencium pipi bundanya sebelum masuk ke kamarnya.
"mimpiin Marvel ya sayang" teriak bunda sambil senyum-senyum menggoda anak perempuan semata wayangnya.
bunda Zahra memiliki tiga anak, Abang Zahra bernama Cakra, Zahra dan adik laki-laki Zahra yang masih duduk di bangku SMA Bernama Arsenio.
\= Dikamar Zahra \=
Zahra berbaring dikasur dengan tidak tenang memikirkan pembicaraan kedua orang tuanya dengan orang tua Marvel, dia berfikir keras sampai tidak sadar ia telah terlelap hingga pagi menjelang
Tok
Tok
Tok
Pintu kamar Zahra diketuk oleh seseorang.
"Iya, siapa" kata Zahra sambil membuka matanya.
Karena hari ini adalah hari Sabtu dia libur bekerja maka Zahra bangun agak siang.
Ceklek
Suara pintu kamar terbuka.
"Ra" terdengar suara seorang laki-laki di telinganya.
karena masih dalam posisi mengantuk Zahra tidak terlalu jelas dengan pandangan nya, Zahra pun berusaha membuka matanya lebar-lebar
"Aaaaaaaaaaaarrrghhh..." teriak Zahra.
Di luar bunda dan ayahnya tertawa mendengar teriakan anaknya yang pasti terkejut melihat Marvel dikamarnya.
"Kok kok lu bisa disini" tanya Zahra yang langsung duduk dan masih dalam posisi terkejut.
"Iyah gua disuruh kesini sebelum pergi ke LA" jelas Marvel sambil duduk ditepi kasur.
"Terus apa hubungannya sama lu ada di kamar gua ?" tanya Zahra kesal.
"bunda yang suruh gua bangunin lu" jelas Marvel.
"iiiish" kesal Zahra sambil turun dari tempat tidurnya.
"bukan muhrim, dilarang masuk kamar gadis" Zahra mencoba mengusir Marvel dari kamarnya.
"bentar dulu, Ra ortu kita udah nentuin tanggal kita tunangan, tanggal 20 Desember" jelas Marvel pada Zahra yang berusaha mengusirnya.
Zahra menghentikan langkahnya dan terdiam sejenak.
"Apa- apaan sih, kita kan cuma boongan Vel, jangan halu deh" kata Zahra sambil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
"Iyah, tapi ortu kita anggap ini serius, lu mau ngecawain mereka" seru Marvel sambil berteriak kecil, karena Zahra berada didalam kamar mandi.
Zahra terdiam sejenak untuk berfikir.
"Ya ga mau lah ngecewaain ortu" kata Zahra sambil menyikat gigi.
"tapi keadaan begini juga gua ga mau Vel, walaupun gua jomblo tapi ada cowo yang gua suka" jelasnya pada Marvel yang masih berada dikamarnya.
"Siapa?" Tanya Marvel sambil menoleh ke arah pintu kamar mandi yang tertutup seakan-akan sedang melihat Zahra dan tak lama Zahra keluar dari kamar mandi.
"Adalah dia temen kerja gua dan dia lebih dewasa dari lu, lebiih ganteng, perfect pokoknya" jelas Zahra sambil membangga-banggakan pria yang ia sukai
"Gua juga kok umurnya 2 tahun lebih tua dari lu, walau kita 1 SMP tapi kan gua gini-gini senior lu, pasti donk dewasa, ganteng pula, lebih perfect pastinya" kata Marvel tak mau kalah.
"Aaaaaah Marvel gua pusing, dah sana Lo pergi setelah Lo pulang baru kita pikirin lagi" kata Zahra sambil mendorong tubuh Marvel agar keluar dari kamarnya.
Marvel pun pergi meninggalkan rumah Zahra menuju bandara sambil berfikir siapa kira-kira laki-laki yang disukai Zahra, lalu ia teringat laki-laki yang pernah ia temui yang sangat akrab bahkan sering bercanda dan memanggil Zahra dengan panggilan " MBUL "
"Yaaah" gumamnya sambil menyentikkan jari.
"Ada apa pak ?" Tanya Tito asisten Matvel.
"Bukan apa-apa, sudah jalan terus nanti terlambat" perintah Marvel.
Hari-hari pun berjalan seperti biasa, Zahra terlihat sedikit melupakan persoalan pertunangan nya dengan Marvel dan Marvel pun sibuk di LA dengan bisnisnya.
Cling cliing ( hp Zahra berbunyi tanda ada chat masuk).
* Ra, lagi apa * chat Marvel pada Zahra
"Haiiish si ribet chat gua" geram Zahra dalam hatinya.
Zahra tidak perduli dengan isi chat Marvel, ia terus bekerja.
"Ra pulang yuk" ajak Sandy
"Bentar dulu mas dikit lagi" jawab Zahra tanpa menoleh kearah Sandy.
"Mbul, lu mau lembur" teriak ci Maya.
"Dikit lagi ci, nanggung" jawab Zahra sambil tetap menyelesaikan pekerjaannya.
"Gua tunggu di loby ya" kata Sandy sambil menutup pintu ruangan Zahra.
Zahra pun segera menyelesaikan tugasnya.
Saat sampai diloby, tiba-tiba ada seseorang yang merangkul Zahra dan mencubit hidung nya.
"Aaaw, aaah lepas ga, berat tau" sepertinya dia tau siapa yang merangkulnya.
"Ra, makan dulu yuks" ajah Sandy dengan masih meragkul Zahra.
Zahra pun mengangguk tanda setuju.
Mereka pun bercanda berdua seperti layaknya kakak adik, tanpa disadari ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan.
Zahra pun selesai makan bersama Sandy langsung pulang kerumahnya dengan diantar Sandy.
"Makasih ya mas, see you tomorrow" kata Zahra sambil melambaikan tangannya.
Tin tin ( Sandy menjawab dengan klakson motornya )
Zahra pun masuk kedalam rumahnya.
"Assalamualaikum" salam Zahra saat memasuki rumah
"Waalaikumsalam" jawab bunda
"Ra" panggil bunda.
"Bun, maaf Zahra capeee banget, Zahra masuk kamar dulu ya Bun" Zahra tau bundanya akan membahas tentang ia yang diantar pulang oleh Sandy.
Bunda hanya mengangguk dan melangkah kekamarnya.
* Dikamar bunda *
"Yah, gimaana cara bicara dengan Zahra mengenai pertunangan nya" bunda bertanya pada ayah yang sedang membaca majalah diatas kasur.
"Bun, bicara pelan-pelan, ayah yakin Zahra akan mengerti, besok juga kan hari libur, kita jalan-jalan sambil bicarakan ini di cafe favoritnya" saran ayah pada bunda.
"Bener juga ayah pinter" bunda pun membaringkan tubuhnya di kasur dan tertidur
* Dikamar Zahra *
Zahra fikiranya menerawang jauh memikirkan apakah ia harus bertunangan dengan Marvel.
"Huuuft, sudahlah gak usah difikirin" kata Zahra dalam hatinya.
Pagi pun tiba, Zahra masih terlelap dalam tidurnya yang nyenyak.
"Ra" panggil bunda dari balik pintu kamarnya.
Zahra membuka matanya dan perlahan menyadarkan diri dari tidurnya.
Bunda menyiapakan sarapan pagi untuk Zahra, eyang dan ayah.
"Bun, Zahra sudah bangun" tanya ayah sambil menarik bangku untuk duduk.
"Tadi sih udah bunda bangunin" jawab bunda yang masih sibuk menyiapkan sarapan.
Lalu tak lama Zahra pun keluar dari kamarnya menuju meja makan dengan kondisi wajah masih belum sadar seutuhnya dari tidur lelapnya karena ia bergadang memikirkan masalah pertunangan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
~🌹eveliniq🌹~
lanjut sudah saya fav kn
2022-05-06
0
Pemenang YAWW 9 😴🤕
bagus ceritanya...👍
2022-04-18
0