Jessica mengantarkan Ayah Hanan ke dalam kamarnya. Pria paruh baya itu akan melaksanakan salat juga.
"Ayah sudah makan? Kalau belum aku bisa masak buat Ayah." Jessica menawar ramah.
"Sudah, Nak. Kamu istirahat saja. Pasti lelah setelah menempuh perjalanan cukup jauh," katanya.
Jessica tersenyum lalu mengangguk, ia segera keluar untuk membiarkan pria paruh baya itu melaksanakan salat dengan khusyuk.
Cukup bersyukur kepada Sang Ilahi ia masih diberikan kesempatan untuk dirinya bisa berbakti. Ia berjanji akan merawat ayahnya itu penuh dengan kasih sayang. Seperti menyayangi ia waktu dulu.
Walaupun masih ada sedikit rasa benci di dalam hatinya, ia mencoba menghapuskan dan memaafkan segala kesalahan ayahnya itu. Ia sadar tidak ada manusia yang sempurna, setiap manusia mempunyai sisi gelap dan terang masing-masing. Ayahnya itu pun sudah banyak berubah.
Ia melangkah kakinya menuju kamar Novi. Berniat meminjam mukena untuk Mama Ani yang akan salat. Ia berjalan pelan, kemudian duduk di samping ranjang.
Matanya menerawang melihat kamar minimalis itu. Ia terkagum sejenak, melihat begitu banyak lukisan yang indah di tempel di dinding kamar. Jiwa seni adiknya memang patut diacungi jempol.
"Vi," panggilnya pelan.
Tidak ada respons. Adik perempuannya itu malah menutup wajah dengan bantal guling. Mencoba menghindari bertatap muka dengan dirinya.
Atmosfer di dalam kamar itu tiba-tiba terasa mencekam, Novi masih enggan mau menatap dirinya. Embusan napas kasar dan panjang dapat ia dengar dari adik perempuannya yang berbaring di kasur itu.
Jessica menghela napas panjang, sudut bibirnya tertarik, tangannya bergerak mengusap rambut panjang milik Novi dengan lembut, "Kakak mau pinjam mukena," katanya mencoba memberikan alasan ia masuk ke dalam kamar.
Novi diam menikmati sentuhan lembut tangan kakak perempuannya itu. Ia cukup merasa nyaman.
Namun, beberapa saat ia menyingkirkan tangan Jessica dari rambutnya dengan kasar. Ia tidak mau terbuai dengan sentuhan tersebut. "Sial! Hampir saja aku tertidur," gumamnya merasa frustrasi.
Novi menunjuk lemarinya. "Ambil saja di situ!" sahutnya ketus tetap dalam posisi menutup wajahnya.
"Baiklah," jawab Jessica segera mengambil mukena itu. Ia tidak mau berdebat dengan Novi. Ia yakin suatu saat sikap adiknya itu akan berubah.
"Kamu nggak salat?" tanyanya sebelum keluar kamar.
"Bukan urusanmu! Pergi ke luar cepat. Jangan bersikap sok akrab denganku! Dasar anak tidak tahu diri, kalau bukan karena ingin meminta restu kepada ayah mungkin kamu tidak akan menginjakkan kaki di sini," cibir Novi.
Jessica menghela napas panjang. Ia segera beristigfar. Dadanya benar-benar terasa sesak.
"Adikmu itu sungguh keterlaluan, kamu harus sabar menghadapinya." Mama Ani yang tidak sengaja mendengar ucapan Novi merasa kasihan dengan putrinya. Ia memeluk kedua pundak Jessica. Memberikan kekuatan untuk menghadapinya dengan sabar.
Jessica mencoba tegar dan tersenyum. "Iya, Ma."
****
"Jes, sini!" Rendi memanggil dengan suara pelan di depan pintu rumah menyuruh Jessica untuk keluar. Ia mewanti-wanti agar Papa Andi dan Mama Ani tidak mendengar ucapannya itu.
Jessica menghampiri. Tersenyum kecil melihat tingkah aneh pria itu. "Ada apa, Kak Ren?" tanyanya penasaran.
Tanpa menjawab dulu pertanyaan gadis pujaan hatinya itu, ia menarik ujung lengan gamis Jessica agar mengikuti dirinya.
"Rendi, awas, ya!" Papa Andi berucap keras dari dalam rumah itu. Pria paruh baya itu tampak geram.
"Aku nggak akan macam-macam kok, Om. Pinjam putrinya sebentar saja," jawabnya cengengesan.
Rendi mengajak Jessica untuk duduk di samping rumah. Menikmati keindahan langit malam.
"Bosan di dalam. Mendengar obrolan orang tua terus," katanya. "Apalagi ada adik perempuanmu itu membuat aku semakin bosan!" sambungnya.
Jessica hanya terkekeh mendengar hal tersebut.
"Ada yang yang lucu?" tanya Rendi sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Enggak ada," sahut Jessica.
Rendi duduk lebih menyamping agar mudah memandang wajah cantik wanita di sampingnya itu.
"Hem. Sudah lama kita nggak duduk bareng gini," katanya memandang Jessica dengan intens.
Jessica menatap ke arah lain, ia mengerutkan keningnya mendengar ucapan itu. "Se--ring kok," jawabnya gugup.
"Iya sering, tetapi selalu ada yang awasi. Emang kita mau apa, sih? Perlu diawasi terus. Sebentar lagi kita nikah juga," sahutnya tampak kesal.
"Buat hindari fitnah saja, Kak Ren. Bagaimana pun kita belum halal," sahut Jessica tersenyum.
"Iya aku tahu, kita 'kan sudah dewasa ya dapat dong mengerti dan paham mengenai batasan dalam bergaul dengan lawan jenis, bukan seperti anak kecil yang lagi tahap pubertas," kata Rendi terus mengoceh.
Jessica hanya tersenyum menanggapinya. Terlihat jelas pria yang duduk di sampingnya itu kesal. Ia akui apa yang dikatakan oleh Rendi memang benar. Papa Andi dan Bara mengawasi mereka secara ketat sekali.
"Jessica, aku sering dengar orang-orang mengatakan kepada pasangannya bahwa dia mencintai karena Allah. Menurutmu definisi mencintai karena Allah itu seperti apa?" tanyanya dengan serius.
"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"
"Pengin tahu saja. Aku masih bingung soal hal itu. Maklum masih awam," tutur Rendi.
Deg!
Tanpa sengaja sepasang bola mata kedua insan tersebut beradu beberapa detik.
Keduanya segera memutuskannya, langsung beristigfar.
Jessica tertunduk malu, menyembunyikan rona merah di wajahnya. Ia mendogak kepalanya menatap benda-benda langit yang bersinar. "Sulit aku jelaskan, tetapi menurutku cinta karena Allah adalah cinta yang dijemput, dijalani dengan ketaatan kepada Allah. Dengan cara-cara yang tidak melanggar aturan Allah. Dari setiap prosesnya, baik ketika masa ta'aruf, khitbah, maupun menikah nanti. Cinta karena Allah, bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah juga. Kesimpulannya cinta karena Allah bagaimana cara kita menjalaninya seperti yang Allah inginkan. Dengan mematuhi segala syariat yang telah ditetapkan oleh-Nya," jawab Jessica menjelaskan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Heni Verawati
kangen sm bara n famira
2021-02-04
0
Aan Nurhasanah
jadi penasaran deh apa yg dikatakan Novi itu bener ga ya klo Jesica itu bukan anak kandung dari pak Hanan....🤔🤔🤔 atau mungkin dulu pak Hanan salah paham terhadap istrinya yg dikira selingkuh hingga hamil dan lahirlah Jesica....🤔🤔🤔 kutunggu penjelasanmu Thor....kepo soalnya neh...🤭🙈😄😄👍👍😍😍😍😍🙏🙏
2021-01-25
1
Lis
Baper. Semangat ya Thor. Saran dari aku up satu part nya panjang" dong 😁😓😭😭😭❤️❤️❤️❤️
2021-01-07
3