Tiga hari berlalu meningalnya Rendr. Rumah itu terasa sunyi tanpa ada Rendra bukan hanya itu, tapi Marina juga harus memberhentikan semua pekerja di rumahnya, hanya ada Bi Katmi yang tidak ingin di pecat karena Bi Katmi sudah tidak memiliki keluarga dan merasa kasihan apa yang menimpa keluarga majikannya. ketiganya masih penuh kesedihan tidak ada yang bicara sama sekali Marina, Rina dan Riana duduk di ruang Tv
Ting-tong
Bi Katmi langsung berjalan ke arah pintu lalu dirinya langsung membuka pintu itu
"bi nyonya ada?"
"ada tuan Ki silahkan masuk."
"iya Bi."
Kiki mengikuti Bi Katmi sampai di ruang tamu lalu Kiki langsung duduk
"sebentar saya panggil nyonya dulu."
"iya Bi.
Bi Katmi berjalan menuju ruang Tv mendekati majikannya
"nyonya di ruang tamu ada tuan kiki."
"iya Bi."
Marina lalu berjalan ke ruang tamu di ikuti Rina dan Riana lalu mereka pun sampai di ruang tamu. Marina, Rina dan Riana lalu langsung duduk
"ada apa Ki?"
"begini nyonya, uang perusahaan tidak ada yang tersisa dan uang pribadi pak CEO, saya gunakan untuk membayar semua karyawan dan sisanya hanya 6 juta lagi."
"iya Ki terimakasih kau sudah mengurus semua karyawan."
"tidak perlu berterimakasih, ini sisanya uang pak CEO nyonya."
Lalu Kiki menyodorkan kartun ATM kepada Marina. Marina mengambil kartu ATM yang di serahkan Kiki
"Kiki, selain perusahaan apa ada sesuatu yang lain dan apa Rehan memiliki dendam pribadi?"
"setau saya tidak nyonya, tuan Rendra sangat baik pada tuan Rehan, tapi saya juga tidak mengerti kenapa tuan Rehan sangat kejam."
"baiklah, sebenarnya ini semua karena kesalahan saya, jika saja saya tidak menerima Rehan mungkin semuanya tidak seperti ini, saya membesarkan Rehan sepenuh hati, tapi sekarang Rehan membalas saya dengan kebangkrutan dan membuat suami saya meninggal."
Marina langsung meneteskan air mata dirinya sangat kecewa pada Rehan, dirinya tidak menyadari orang yang dirinya besarkan selama ini, tapi ternyata orang yang menghacurkan keluarga dirinya
"nyonya, semua sudah takdir tidak perlu di sesali. Saya yakin suatu saat tuan Rehan berubah."
"iya kau benar."
Ting-tong.
Bi Katmi langsung membuka pintu rumah lagi. Bi Katmi melihat dua orang pria yang membawa dokumen, yang isinya tidak tau dokumen apa
"bapak cari siapa dan dari mana?"
"saya Yuda, saya cari ibu Marina, saya dari pihak bank, apa ibu Mirna ada?"
"sebentar pak saya panggilkan dulu."
"iya."
Bi Katmi berjalan menuju ruang tamu hingga dirinya sampai di ruang tamu lalu dirinya langsung membungkukkan badan pada Marina
"permisi nyonya di depan ada orang dari pihak bank."
"suruh dia masuk bi."
"baik nyonya."
Bi Katmi lalu berjalan keluar lagi untuk memberi tahu Yuda
"pak Yuda mari silahkan masuk."
"baik bi."
Bi Katmi menunjukkan jalan untuk Yuda, dan yang satunya lagi hanya menunggu di pintu, lalu Bi Katmi sampai di ruang tamu. Mirna yang melihat Yuda dirinya langsung mempersilahkan duduk
"silahkan duduk pak."
"iya terimakasih bu."
" ada apa iya pak?"
"begini bu, rumah ibu sudah jadi jaminan saat 5 bulan yang lalu, jika tidak sanggup bayar maka rumah ini terpaksa kami sita, sesuai perjanjian saat pinjam dana, hingga hari ini saya belum menerima pembayaran."
"siapa yang memijam uang pada pihak bank?"
"atas nama Rehan Renata, dia juga sudah mengasih sertifikat rumah ini."
Setelah mendengar jawaban dari Yuda, Marina langsung mengepalkan tangannya dirinya tidak habis pikir bukan hanya perusahaan yang di buat bangkrut, tapi rumah juga sebagai menjadi jaminan, entah salah apa dirinya pada Rehan hingga Rehan begitu sadis pada keluarga Marina
"ini bu silahkan lihat bukti peminjamannya."
Lalu Yuda menyerahkan surat perjanjian hutang dan rumah yang sebagai jaminan. Marina mengambil dokumen itu lalu dirinya membaca setiap kata yang tertulis di surat itu
"mamah, bagaimana ini?"
"tenang dulu sayang."
Marina selsai membaca surat perjanjian itu lalu dokumen itu langsung dirinya letakkan di atas meja dengan perasaan yang sangat kecewa
"salah apa keluarga pak CEO, kenapa tuan Rehan sangat tega." batin Kiki
"bu hari ini juga harus mengosongkan rumah ini, ini sudah sesuai di surat perjanjian."
"apa!"
"tidak perlu berterimak sayang."
"tapi mah."
"sudahlah sayang."
Rina pun terpaksa diam sedangkan Riana masih diam dirinya hanya mendengarkan pembicaraan mereka, tapi dadanya sudah sangat sesak, karena rumah ini adalah satu-satunya kenangan dirinya dan Ayahnya. Marina tidak ada cara lain selain merelakan rumah ini
"baik pak, tapi bisakah kasih waktu untuk membereskan barang-barang saya?"
"baik saya kasih waktu selama tiga jam."
"terimakasih pak."
Ting-tong
Bi Katmi berjalan keluar lagi, dirinya melihat satu orang pria yang baru saja datang lagi
"bapak dari mana dan cari siapa?"
"saya kesini mau cari ibu Marina dan saya karyawan bu Arumi."
"sebentar pak saya panggilan nyonya dulu."
"baik."
Bi Katmi berjalan masuk lagi lalu dirinya sampai di depan Marina
"nyonya di depan ada orang suruhan Arumi."
"iya bi."
Marina langsung berjalan keluar di ikuti Rina, Riana, Kiki dan orang dari pihak bank
"ada apa pak?"
"saya kesini untuk menagih hutang yang belum di bayar?"
"siapa yang punya hutang?"
"tuan Rehan Renata, ini surat perjanjian hutangnya."
Paisal menyerahkan surat perjanjian hutang lalu Marina mengambil surat perjanjiannya yang di serahkan paisal lalu dirinya membaca setiap kata yang ada di surat perjanjian itu
"bagaimana ini." batin Marina
"empat mobil ibu terpaksa saya ambil dan ibu juga karena tidak mampu membayar sisanya saya minta ibu ikut ke kantor polisi sebagai jaminan hutang yang sudah tertera di surat perjanjian."
"mamah bagaimana ini?"
"tidak tau Rina."
"pak ini ada 200juta."
Kiki menyerahkan kartu ATM pribadinya. Bapak itu akan mengambilnya, tapi lebih dulu di ambil oleh Marina. Marina langsung memegang tangan Kiki dirinya menyerahkan kartu ATM itu
"Kiki kau simpan saja uangnya, ini adalah uang hasil keringatmu, saya siap di penjara, uang ini tidak akan mengubahnya, saya tetap harus masuk penjara yang sudah tertera di surat perjanjian."
"nyonya, saya minta maaf, saya tidak bisa membantu nyonya seperti nyonya membantu keluarga saya, sekarang saya seperti orang yang tidak berguna."
" Kiki, saya tidak apa-apa."
Henny langsung memarkirkan mobilnya dirinya langsung turun lalu berjalan menemui istri dari sahabatnya, dirinya baru mendengar tadi pagi kalau Rendra sudah meninggal karena jarak kota mereka yang berbeda membuat Henny tidak mendengar apa yang terjadi dengan sahabatnya. Henny sampai dirinya melihat banyak orang
"ada apa ini?"
"Henny, ini orang yang menagih hutang."
Henny langsung mengambil surat perjanjian dari karyawan Arumi. Henny memang sudah mendengar tentang kebangkrutan sahabatnya
"saya yang akan membayarnya,kau tidak perlu membawa Marina ke kantor polisi."
"baik Bu, ini nomer rekeningnya."
Karyawan Arumi mengasih nomer rekening pada Henny lalu Henny mengambilnya
"kalian bisa pergi."
"baik Bu."
Semuanya pergi dari rumah itu
"Henny, aku harus membereskan barang-barang dulu."
"apa maksudmu?
"rumah ini sudah di sita bank."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
🎤K_Fris🎧
5 like hadir kak
2021-09-01
0
Cucu Suliani
Mampir
2021-07-30
1
triana 13
lanjut
2021-07-26
0