BAB 2 . Meninggal

Pagi hari seperti biasa Marina dan Rendra sudah duduk di meja makan, menunggu anak-anaknya . Rina merasa pikirannya gelisah dari semalam, dirinya lalu pergi ke kamar adiknya. Rina langsung membuka pintu kamar adiknya, dirinya melihat adiknya yang sedang merias wajah lalu dirinya langsung mendekati adiknya

"pagi dek."

"pagi juga Ci."

Riana langsung membalikkan badan lalu langsung menatap Kakanya

"dek, hari ini setelah sekolah langsung pulang, perasaanku sangat gelisah."

"baiklah Cici."

"baiklah, kau lanjutkan berdandan, aku akan turun dulu."

Rina langsung melangkahkan kakinya tiba-tiba Riana langsung memegang tangan Kakanya

"tunggu Ci."

Rina lalu membalikkan badannya lagi dirinya menatap mata adiknya dengan penuh pertanyaan

"ada apa dek?"

"perasaanku dari semalam tidak enak Ci, gelisah dan sedih."

Rina langsung membelai rambut adiknya memakai kedua tangan

"taidak apa-apa dek, semuanya pasti baik-baik saja, yang penting kau harus pulang lebih awal."

"baik Ci."

"sudah lebih baik cepat lanjutkan, setelah itu langsung turun, sudah di tunggu papah sama mamah."

"baik Ci."

Rina langsung melanjutkan langkah kakinya keluar. Riana melanjutkan lagi merias wajahnya. Rina setelah di depan pintu, dirinya menatap adiknya yang sedang berdandan, dirinya memiliki perasaan kuatir dan sedih, tapi tidak tau, perasaan apa dan apa yang akan terjadi, lalu dirinya menutup pintu kamar adiknya langsung menuruni tangga

"pagi Nona muda."

"pagi juga."

Rina langsung berjalan mendekati meja makan hingga dirinya sampai di meja makan lalu langsung menyapa kedua orang tuanya

"pagi mah, pagi pah."

"pagi juga sayang." jawab Rendra

"pagi juga sayang, adikmu belum selesai juga?"

"belum mah."

Rina langsung menarik kursi, dirinya lalu duduk, dengan pikiran yang gelisah. Riana setelah selesai langsung turun masih dengan pikira gelisah, setelah sampai di dekat meja makan dirinya langsung menyapa kedua orang tuanya

"pagi mah, pagi pah."

Seperti biasa Riana selalu mencium pipi ke dua orang tuanya dan Kakanya. Rina langsung menggeser kursi untuk duduk adiknya. Lalu Riana duduk. Mereka langsung mulai sarapan. Marina juga merasakan hal yang sama, dirinya sangat gelisah. Marina menatap anak-anaknya lalu menatap suaminya secara bergantian

"ada apa ini, kenapa aku memiliki perasaan yang tidak enak, Tuhan, tolong lindungi anak-anakku dan suamiku, jangan sampai mereka terjadi apa-apa nanti."

Setelah mereka selesai sarapan seperti biasa mereka berjalan keluar untuk melakukan aktivitas masing-masing. Rendra melihat motor asistennya yang tidak ada, dirinya langsung bertanya pada Pak Eko yang tidak lain adalah satpam di rumah Rendra

"pak, apa Kiki dari tadi belum sampai?"

"belum tuan."

Tidak lama Kiki datang, dirinya langsung memberhentikan motor lalu berjalan mendekati Rendra dengan bandan yang penuh keringat

"pagi pak CEO, pagi nyonya, pagi nona muda, pagi nona kecil."

Mereka semua hanya menggunakan kepala

"Kiki, kenapa kau mandi keringat?"

"begini pak CEO."

Kiki diam sebentar dirinya sangat takut untuk mengatakan pada pak CEO, karena atasan dirinya memiliki penyakit jantung. Kiki ingin mengatakan kalau uang perusahaan di bawa kabur oleh Rehan, yang tak lain adalah adik tiri Rendah, perusahaan sekarang mengalami kebangkrut

"ada apa Kiki?

"pak CEO, uang perusahaan di bawa kabur oleh tuan Rehan, sekarang perusahaan bangkrut, karena ke kekurangan dana."

Rendra langsung sesak nafas setelah mendengar perkataan asistennya, dirinya langsung memegang dadanya

"pah tenang."

Riana yang melihat Ayahnya sakit, dirinya langsung lari ke dalam untuk mengambil obat Ayahnya

"pah tenang dulu."

Rendra langsung terduduk di lantai. Marina ikut duduk sambil menyangga kepala suaminya, lalu Rina juga ikut duduk di lantai termasuk Kiki. Rasa sakit Rendra semakin sakit

"mah, jika ada sesuatu dengan papah, tolong jaga anak-anak kita dengan baik."

Marina menjawab dengan anggukan kepala. Setelah istrinya menyetujui permintaannya Rendra langsung menutup mata

"pah, papah." panggil Marina

"papah bangun." panggil Rina

"nyonya mari kita bawa ke rumah sakit"

"baik."

Kiki memegang tangan pak CEO, ternyata sudah tidak ada denyut nadi. Kiki langsung terdiam setelah memeriksa denyut nadi atasannya

"Ki, kenapa?"

"pak CEO sudah meninggal nyonya."

"pah bangunan pah." panggil Marina

"papah bangun, jangan tinggalkan Rina pah, cepat bangun."

Marina dan Rina menangis hingga tersedu-sedu, lalu Marina memeluk suaminya. Rina memegang tangan Ayahnya hanya Riana yang belum tau, karena dirinya mengambil obat Ayahnya di ruang tamu, sedangkan ruang tamu itu terletak di lantai 3. Riana lari sambil membawa obat Ayahnya lalu langkah Riana terhenti saat melihat Ayahnya yang sudah menutup mata. Obat yang di pegangnya langsung terjatuh, dirinya lalu lari mendekati orang tuanya sambil meteskan air mata

"apa yang terjadi dengan papah, mah, ayo kita bawa ke rumah sakit mah."

Marina tidak menjawab pertanyaan anaknya, tangan kanannya memeluk kepala suaminya, tangan kiri Marina memeluk Riana. Riana semakin paham apa maksud ibunya yang tidak menjawab pertanyaan dari dirinya. Riana langsung melepaskan pelukannya lalu dirinya memegang tangan Ayahnya

"tidak, tidak mungkin, papah bangun, papah jangan tinggalkan Riana pah, Riana mohon pah bangun, cepat bangun pah Riana mohon papah bangun pah."

Air mata Riana semakin deras setelah mengerti maksud ibunya. Rina langsung menarik adiknya dalam pelukannya, air mata dirinya juga semakin deras, tapi dirinya tetap mencoba menenangkan adik kesayangannya yang terus teriak-teriak memanggil Ayahnya

"tenangkan dirimu dek, jangan teriak-teriak."

"tidak Ci, ayo bawa papah ke rumah sakit Ci."

Riana langsung melepaskan pelukan Kakanya lalu dirinya langsung mendekati Kiki, setelah dirinya di samping Kiki dirinya langsung memegang tangan Kiki

"asisten Ki, ayo bawa papah ke rumah sakit jangan diam saja."

"nona kecil yang sabar, papah nona sudah meninggal."

"tidak asisten Ki, Riana mohon ayo bawa ke dokter, pasti papah bisa sembuh, ayo asisten Ki."

"nona kecil, papah nona kecil sudah meninggal, dokter tidak akan bisa menanganinya karena mereka juga hanya manusia biasa."

"tidak asisten Ki, Riana yakin papah pasti masih hidup, apa karena tidak ada uang asisten Ki diam saja."

"bukan begitu nona kecil, tapi karena papah nona kecil sudah meninggal."

"tidak!"

Rina yang melihat adiknya belum menerima kenyataan lalu dirinya langsung mendekati adiknya, setelah itu dirinya langsung memeluk adiknya lagi. Marina masih meneteskan air mata sambil terus memeluk suaminya, tapi mata dirinya terus saja melihat anaknya yang terus saja memohon pada asistennya

"papah, kenapa meninggalkan aku sangat cepat, bagaimana aku harus mengurus anak-anak kita."

Kiki juga ikut menangis karena dirinya sudah bekerja selama 10 tahun dengan pak CEO, tentu sudah paham kondisinya, tapi dirinya tidak pernah menyangka jika perkataan dirinya akan menghilangkan nyawa pak CEO

"kenapa tuan Rehan melakukan ini, dia sudah di besarkan oleh keluarga Renata, tapi sekarang dia membalasnya dengan penghianatan, kasih sayang yang tulus selama bertahun-tahun yang di berikan oleh keluarga Renata, tapi dengan sadis menghancurkan keluarga yang sudah membesarkan dirinya." Batin Kiki

Rina masih memeluk adiknya yang masih terus menangis hingga tersedu-sedu termasuk dirinya yang menangis tersedu-sedu, tapi dirinya mencoba untuk menangkan adiknya

Terpopuler

Comments

cnj_neneng

cnj_neneng

aku Lik semua ok🤭

2022-02-28

1

d.amora salwa

d.amora salwa

sedih😔

2022-02-16

0

Cucu Suliani

Cucu Suliani

Hadir

2021-07-27

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan tokoh dan cerita
2 BAB 1. Hari-Hari Riana
3 BAB 2 . Meninggal
4 BAB 3. Air Mata Riana
5 BAB 4. Perjanjian Hutang
6 BAB 5. Pindah Rumah
7 BAB 6. Mencari kerjaan
8 BAB 7. Pingsan
9 BAB 8. Di Wijaya Grup
10 BAB 9. Dapat kerjaan
11 BAB 10. Putus
12 BAB 11. nyaman (pertemuan pertama)
13 BAB 12. Aroma parfum
14 BAB 13. Memikirkan masing-masing
15 BAB 14. Yulia
16 BAB 15. Pertemuan ke dua
17 BAB 16. Terpaksa menerima
18 BAB 17. Aku yang akan menikah
19 BAB 18. Kecewa
20 BAB 19. Minta cuti
21 BAB 20. Pertemuan ketiga (menikah)
22 BAB 21. Minta tolong
23 BAB. 22 Kontrak perjanjian
24 BaB 23. Dugaan
25 BAB 24. Mimpi
26 BAB 25. Tidur
27 BAB 26. Di kamar
28 BAB 27. Marah
29 BAB 28. Terkejut
30 BAB 29. Wanita murahan
31 BAB 30. Kemarahan Aldi
32 BAB 31. Kemarahan Hadi
33 BAB 32. Pergi ke rumah mamah
34 BAB 33. Meminta Riana untuk di pecat
35 BAB 34. Kemarahan Hadi pada adiknya
36 BAB 35. Riana di pecat
37 BAB 36. Mengajak balikan
38 BAB 37. Kuatir
39 BAB 38. WINE
40 BAB 39. Perhatian
41 BAB 40. Memeluk mantan kekasih
42 BAB 41. Xiyi
43 BAB 42. Menemukan kebenaran
44 BAB 43. Masuk sekolah
45 BAB 44. Pergi ke kantor
46 BAB 45. Superman
47 BAB 46. Informasi Riana
48 BAB 47. Jus apel
49 BAB 48. Placon Supernova
50 BAB 49. Pantai
51 BAB 50. Membatalkan perjanjian kontrak
52 BAB 51. Takut
53 BAB 52. Cemburu
54 BAB 54. Asisten Mila
55 BAB 54. Dompet jatuh
56 BAB 55. Mencari dompet
57 BAB 57. Membuka dompet
58 BAB 57. Sedikit ingat
59 BAB 58. Riana dan Kristian
60 BAB 59. Berfoto
61 BAB 61. Bertengkar
62 BAB 61. Sedih
63 BAB 62
64 BAB 63.
65 BAB 64. Cerita
66 BAB 65. Berpikir
67 BAB 66. Di kantor
68 BAB 67
69 BAB 68.
70 BAB 69. Tidur bersama
71 BAB 70. Marah
72 BAB 71. Bertengkar
73 BAB. 72 Jujur
74 BAB 73. Mengungkapkan Cinta
75 BAB 74. Kejujuran menyakitkan
76 BAB 75. Menceritakan masa lalu
77 BAB 76. Kuatir
78 BAB 77. Aku tetap mencintaimu
79 BAB 78. Menggodanya
80 BAB 79. Mengubur cita-cita
81 BAB 80. Terpergok
82 BAB 81. Telpon dari Yulia
83 BAB 82. Bingung
84 BAB 83.
85 BAB. 84
86 BAB 85. Di rumah mertua
87 BAB 86. Hubby
88 BAB 87. Nasehat Rina
89 BAB 88. Kopi buah
90 BAB 89.
91 BAB 90. Guyuran air shower
92 BAB 91. Takut
93 BAB 92. Penjelasan Hadi
94 BAB 93. Penjelasan Riana pada Susan
95 BAB 94. Sayang
96 BAB 95. Ijin ke luar kota
97 BAB 96. Kuatir
98 BAB 97. Salah paham
99 BAB 98. Milik nona muda
100 BAB 99. Sean
101 BAB 100. Permintaan maaf Arumi
102 BAB 101. Mengakhiri hubungan
103 BAB 102. Jemput Riana
104 BAB 103. Ancaman
105 BAB 104. Selamat ulang tahun
106 BAB 105. Mengetahui kebenaran
107 BAB 106. Club malam
108 BAB 107. Mari kita berpisah hubby
109 BAB 108. Salah mengartikan
110 BAB 109. Pingsan
111 BAB 110. Poligami
112 BAB 111. Menggigit telapak tangan
113 BAB 112. Penjelasan
114 BAB 113. Kiss
115 BAB 114. Mengajak malam pertama
116 BAB 114. Nesat sekaligus ejekan
117 BAB 116.
118 BAB 117. nggak jadi
119 BAB 118.
120 BAB 119. Melarang memiliki anak
121 BAB 120. Sandiwara Andre
122 BAB 121. Sandiwara Riana
123 BAB 122. Marah
124 BAB. 123 Malam kedua
125 BAB 124. Ribut di pagi hari
126 BAB 125.
127 BAB 126.
128 BAB 127. Perdebatan Yulia dan Repan
129 BAB 128.
130 BAB. 129 Menyadari kebodohannya
131 BAB 130.
132 BAB. 131
133 BAB 132.
134 BAB. 133
135 BAB. 134
136 BAB. 135
137 BAB. 136
138 BAB. 137
139 BAB. 138
140 BAB. 139
141 BAB. 140
142 BAB. 141
143 BAB. 142 Membahas tentang Rehan
Episodes

Updated 143 Episodes

1
Pengenalan tokoh dan cerita
2
BAB 1. Hari-Hari Riana
3
BAB 2 . Meninggal
4
BAB 3. Air Mata Riana
5
BAB 4. Perjanjian Hutang
6
BAB 5. Pindah Rumah
7
BAB 6. Mencari kerjaan
8
BAB 7. Pingsan
9
BAB 8. Di Wijaya Grup
10
BAB 9. Dapat kerjaan
11
BAB 10. Putus
12
BAB 11. nyaman (pertemuan pertama)
13
BAB 12. Aroma parfum
14
BAB 13. Memikirkan masing-masing
15
BAB 14. Yulia
16
BAB 15. Pertemuan ke dua
17
BAB 16. Terpaksa menerima
18
BAB 17. Aku yang akan menikah
19
BAB 18. Kecewa
20
BAB 19. Minta cuti
21
BAB 20. Pertemuan ketiga (menikah)
22
BAB 21. Minta tolong
23
BAB. 22 Kontrak perjanjian
24
BaB 23. Dugaan
25
BAB 24. Mimpi
26
BAB 25. Tidur
27
BAB 26. Di kamar
28
BAB 27. Marah
29
BAB 28. Terkejut
30
BAB 29. Wanita murahan
31
BAB 30. Kemarahan Aldi
32
BAB 31. Kemarahan Hadi
33
BAB 32. Pergi ke rumah mamah
34
BAB 33. Meminta Riana untuk di pecat
35
BAB 34. Kemarahan Hadi pada adiknya
36
BAB 35. Riana di pecat
37
BAB 36. Mengajak balikan
38
BAB 37. Kuatir
39
BAB 38. WINE
40
BAB 39. Perhatian
41
BAB 40. Memeluk mantan kekasih
42
BAB 41. Xiyi
43
BAB 42. Menemukan kebenaran
44
BAB 43. Masuk sekolah
45
BAB 44. Pergi ke kantor
46
BAB 45. Superman
47
BAB 46. Informasi Riana
48
BAB 47. Jus apel
49
BAB 48. Placon Supernova
50
BAB 49. Pantai
51
BAB 50. Membatalkan perjanjian kontrak
52
BAB 51. Takut
53
BAB 52. Cemburu
54
BAB 54. Asisten Mila
55
BAB 54. Dompet jatuh
56
BAB 55. Mencari dompet
57
BAB 57. Membuka dompet
58
BAB 57. Sedikit ingat
59
BAB 58. Riana dan Kristian
60
BAB 59. Berfoto
61
BAB 61. Bertengkar
62
BAB 61. Sedih
63
BAB 62
64
BAB 63.
65
BAB 64. Cerita
66
BAB 65. Berpikir
67
BAB 66. Di kantor
68
BAB 67
69
BAB 68.
70
BAB 69. Tidur bersama
71
BAB 70. Marah
72
BAB 71. Bertengkar
73
BAB. 72 Jujur
74
BAB 73. Mengungkapkan Cinta
75
BAB 74. Kejujuran menyakitkan
76
BAB 75. Menceritakan masa lalu
77
BAB 76. Kuatir
78
BAB 77. Aku tetap mencintaimu
79
BAB 78. Menggodanya
80
BAB 79. Mengubur cita-cita
81
BAB 80. Terpergok
82
BAB 81. Telpon dari Yulia
83
BAB 82. Bingung
84
BAB 83.
85
BAB. 84
86
BAB 85. Di rumah mertua
87
BAB 86. Hubby
88
BAB 87. Nasehat Rina
89
BAB 88. Kopi buah
90
BAB 89.
91
BAB 90. Guyuran air shower
92
BAB 91. Takut
93
BAB 92. Penjelasan Hadi
94
BAB 93. Penjelasan Riana pada Susan
95
BAB 94. Sayang
96
BAB 95. Ijin ke luar kota
97
BAB 96. Kuatir
98
BAB 97. Salah paham
99
BAB 98. Milik nona muda
100
BAB 99. Sean
101
BAB 100. Permintaan maaf Arumi
102
BAB 101. Mengakhiri hubungan
103
BAB 102. Jemput Riana
104
BAB 103. Ancaman
105
BAB 104. Selamat ulang tahun
106
BAB 105. Mengetahui kebenaran
107
BAB 106. Club malam
108
BAB 107. Mari kita berpisah hubby
109
BAB 108. Salah mengartikan
110
BAB 109. Pingsan
111
BAB 110. Poligami
112
BAB 111. Menggigit telapak tangan
113
BAB 112. Penjelasan
114
BAB 113. Kiss
115
BAB 114. Mengajak malam pertama
116
BAB 114. Nesat sekaligus ejekan
117
BAB 116.
118
BAB 117. nggak jadi
119
BAB 118.
120
BAB 119. Melarang memiliki anak
121
BAB 120. Sandiwara Andre
122
BAB 121. Sandiwara Riana
123
BAB 122. Marah
124
BAB. 123 Malam kedua
125
BAB 124. Ribut di pagi hari
126
BAB 125.
127
BAB 126.
128
BAB 127. Perdebatan Yulia dan Repan
129
BAB 128.
130
BAB. 129 Menyadari kebodohannya
131
BAB 130.
132
BAB. 131
133
BAB 132.
134
BAB. 133
135
BAB. 134
136
BAB. 135
137
BAB. 136
138
BAB. 137
139
BAB. 138
140
BAB. 139
141
BAB. 140
142
BAB. 141
143
BAB. 142 Membahas tentang Rehan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!