Keesokan harinya, Saat sedang duduk di halaman rumah, tiba-tiba Arif di hampiri oleh Aini, "Rif.? Gimana perempuan yang kamu bilang itu.?" Tanya Mamah Aini.
"Emmm Arif belum usaha lagi mah."
Mamah Aini memainkan ponselnya sambil tersenyum kecil, Membuat Arif kebingungan.
"Mamah ngapain sih senyum-senyum.?" Tanya Arif.
"Ini loh Rif, teman mamah anaknya cantik banget lulusan pesantren, kamu Mamah jodohkan dengan dia ya Rif.!" Pinta Aini.
"Apa mah.? Dijodohin.?" Arif terkejut tak percaya dengan permintaan sang Mamah.
Tapi apa boleh buat, Arif harus menuruti kemauan Mamah nya, karna gimana pun juga Arif adalah sosok yang penurut kepada orang tua.
"Baiklah mah." Arif menjawab dengan suara yang sangat tak enak di dengar, mungkin karna Arif masih belum percaya bahwa hidup nya harus di jadikan suatu perjodohan oleh orang tuanya.
Tapi Arif yakin dia pasti bisa menjalaninya dan bisa melupakan Alya.
.
.
.
Keesokan nya Arif menuju rumah teman Mamah nya yang bernama Umi Sinta, Tempatnya di sebuah perkampungan kecil yang jauh dari kota, Selama di perjalanan Arif selalu memikirkan tentang perjodohan yang membuat hatinya bimbang.
"Rif Mamah ga mau dengar kalau kamu nolak Annisa ya.?" Pinta Mamah Aini.
"Namanya Annisa mah.?"
"Iyah namanya Annisa." Ucap Mamah Aini.
.
.
.
Beberapa jam kemudian sampailah mereka disana, Arif bertemu dengan Umi dan Abah Annisa, Dan bersalaman dengan umi dan Abah nya.
"Oh ini anak mu yang namanya Arif Nin." Ujar Sinta.
"Iyah Sin ganteng kan kaya almarhum bapaknya." Ujar Aini.
"Oh Iyah mana Annisa.?"
"Sebentar ya aku panggil dulu, kalian ngobrol aja dulu."
.
.
.
Mereka mengobrol dengan sangat akrab, dan Arif pun sangat cocok di ajak untuk berbicara oleh Abah Yadi. Tak lama kemudian keluarlah sosok wanita hijab yang anggun, sambil menundukkan wajahnya sebagai tanda menghormati tamu yang datang.
"Assalamualaikum Tante.!" Ujar Annisa sambil bersalaman.
"Waalaikumsalam Annisa, kamu cantik sekali nak." Ujar Aini.
Arif memandang Annisa biasa-biasa saja, karna Arif menerima perjodohan ini hanya untuk memenuhi permintaan Mama nya saja.
Arif dan Annisa d persilahkan oleh kedua orang tuanya untuk saling ambil keputusan.
"Kita jalanin ini saja dulu ya." Ujar Arif.
"Baiklah." Ujar Annisa.
Perjodohan itu selesai, tanpa menunggu waktu yang lama, acara pernikahan di gelar 1 Minggu yang akan datang.
3 hari menuju hari pernikahan, Arif datang ke kantor untuk menemui Alya dan Ferdi karna ia akan mengasihkan undangan pernikahannya dengan Annisa.
Sesampainya di kantor, dengan wajah yang tak percaya diri, Arif menghampiri Alya.
"Al ni ada undangan pernikahan aku, datang ya."
Alya terkejut melihat isi undangan tersebut yang akan di lakukan 3 hari lagi.
Alya tak percaya bahwa ini adalah jawaban Arif sebenarnya, hatinya begitu sakit, dan menyesal.
Kenapa waktu itu dia tidak memilih jawaban yang sejujurnya, dia berbohong akhirnya dia menyesal. Tapi semua sudah terjadi Alya tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Arif kembali kerumah miliknya, Di sana sudah banyak sanak saudara yang membantu menyiapkan hantaran pernikahan esok.
Dengan perasaan gelisah, Arif harus mengikhlaskan semua takdir ini.
.
.
.
Alya yang sedang bekerja pun tak fokus karna selalu mengingat Arif yang akan menjadi milik orang lain, dan semua sudah terjadi nasi menjadi bubur. Dengan perasaan gelisah tak menentu Alya merobek-robek kertas undangan yang ada di atas meja kerjanya.
.
.
.
Mereka berdua saling mencintai, tapi Arif yang selalu menuruti kemauan Mamah nya ia tak bisa menolaknya karna Arif adalah sosok anak yang tak pernah membangkang orang tua.
Tubuhnya terkulai di atas kasur yang empuk miliknya, harus bagaimana dengan perasaan yang Arif miliki saat ini.
"Bagaimana aku bisa mencintai Annisa sedangkan aku mencintai Alya." Ujar Arif sambil berbicara sendiri.
Memang sulit jika di posisi Arif, tapi ia selalu berdoa semoga ini adalah yang terbaik untuk Arif dan Annisa.
.
.
.
3 Hari kemudian pesta pernikahan tersebut di lakukan.
Tak ada tanda-tanda kebahagiaan di wajah Arif, hanya muka datar yang ia kembangkan.
Sampai akhirnya mereka sah menjadi sepasang suami istri.
Annisa bersalaman pada Arif, dengan senyuman yang sangat adem di lihat.
"Akhirnya kita sah juga ya mas." Ujar Annisa.
"Iyah." Ujar Arif dengan sangat cuek.
Arif memandang ke sisi lain, ia mencari kedatangan Alya, namun tak ada sosok Alya dimana-mana.
"Kenapa Alya ga datang ya.?" Ujar Arif dalam batinnya.
Hanya terlihat Ferdi yang sedang menyantap hidangan di meja prasmanan.
.
.
.
Acara pun selesai, kini Arif membawa Annisa ke rumah pribadi miliknya, di hantar oleh beberapa keluarga Arif.
Sampai di sana, Annisa hendak membuatkan minum untuk sanak saudara yang mengantar, Namun di hadang oleh Mbak Yul Kaka sepupu nya Arif.
"Kamu pengantin baru jangan ngapa-ngapain, biar mbak ajah yang buatin." Ujar Mbak Yul.
"Oalah makasih ya mbak." Ujar Annisa.
Terlihat wajah Annisa yang sangat letih, sedangkan Arif sedari tadi sampai ia langsung merebahkan dirinya di kasur kamarnya.
Annisa memasuki kamar tersebut, Tapi tiba-tiba Arif mengatakan hal yang membuat Annisa terkejut.
"Kita menikah atas dasar perjodohan, aku gak mau menyentuh kamu yang tidak aku cintai.!" Ujar Arif.
Degg.!! hati Annisa hancur bagaikan gelas yang jatuh dari atas menara.
"Maksud mas apa.?" Tanya Annisa baik-baik.
"Pokonya kamu nurut saja sama aku.!" Ujar Arif.
"Emmm baiklah mas." Sambil menunduk Annisa menahan air mata yang hampir menetes itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
☠☀💦Adnda🌽💫
klo cinta aturan bilang ...knpa harus tkt dan gangsi🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2021-05-03
0
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
ini malah tersakiti semua☹
2021-04-08
1
emil zheyuan
perjodohan
2021-03-30
2