**
Sampai di kantor Kanza langsung menuju ruangan nya.
melewati para pegawai yang menyapa nya. namun seperti biasa hanya bisa di jawab dengan anggukan oleh Kanza.
"Selamat pagi pak"
sapa Melisa melihat boss nya masuk dalam ruangan sambil mengekori nya.
Kanza yang sudah duduk di meja kerja nya langsung fokus ke layar komputer nya sambil mendengarkan Melisa membaca kan jadwal nya hari ini.
*
*
Pagi ini setelah membantu ibu Sila menyiapkan kan sarapan dan memberes kan dapur. Rasyi melihat jam nya sudah menunjukkan pukul 09:13,
"sepertinya aku harus berangkat kalau tidak ingin telat"
ucap Rasyi pada dirinya sendiri.
"Bu Rasyi pergi ya" sambil Salim kepada ibu Sila
"hati hati sayang"
"iya buk"
Buk Sila yang melambaikan tangan nya melihat Rasyi pergi dengan motor nya.
*
Kanz.corp
begitu sampai Rasyi langsung masuk ke loby. sambil memegang kartu nama yang di berikan oleh tuan Edo kemarin.
"selamat pagi" ucap Rasyi kepada resepsionis
"selamat pagi nona''
"begini saya Rasyi. dan saya di suruh Dateng kemari oleh tuan Edo" sambil menyodorkan kartu nama yang di pegang nya.
Resepsionis yang menerima kartu nama tersebut pun langsung menatap Rasyi tidak suka.
Rasyi yang di ditatap pun langsung risih.
"ada apa nona?" sambil melihat dirinya sendiri
"aah tidak ada apa apa nona"
"tapi nona apa anda sudah membuat janji dengan tuan Kanza"
imbuh karyawan Kanza. sambil mengembalikan kartu nama.
Rasyi yang bingung hanya menggeleng kan kepala nya.
"Tapi nona saya di suruh kemari oleh tuan Edo bukan tuan Kanza" Rasyi berusaha meyakinkan nona resepsionis
"tapi nona anda tidak bisa bertemu tuan Edo ataupun tuan Kanza tanpa janji terlebih dulu" jelas karyawan Kanza
'Huuzt
Rasyi membuang nafas dengan kasar nya.
"kenapa mesti ribet gini sih" ucap Rasyi pelan tapi masih terdengar orang sekitarnya
Rasyi yang bingung tidak tau harus apa langsung menuju pintu keluar. namun terhenti saat ada suara yang memanggil nya
"Nona Rasyi"
"iya" jawab Rasyi sambil melihat ke belakang
"ternyata benar ini anda" kata Edo yang menatap Rasyi dari atas kebawah.
Sebenarnya tadi Edo mau ke caffe depan kantor untuk membeli coffe. namun saat keluar dari lift mata Edo langsung melihat sosok gadis yg tidak asing di meja resepsionis. gadis yang berdandan sederhana. Hanya memakai celana jeans hitam dengan kaos ketat yang dapat menunjukkan postur badan nya yang tinggi bak model. dan tak lupa tas selempang hitam. dan jepitan kecil di rambut coklat nya.
"Tuan Edo" ucap Rasyi menunjukkan senyum ramah nya
"silahkan nona. kita langsung ke ruangan saya" ajak Edo kepada Rasyi.
Resepsionis yang melihat tuan Edo membawa Rasyi menuju ke ruangan nya dengan naik lift pribadi Kanza pun menatap heran.
"Siapa nona itu?" tanya nya bingung kepada orang di sebelah nya
"apa mungkin adik tuan Edo " imbuh nya
"tapi kenapa memanggil nya nona" masih dalam pikiran nya tanpa jawaban orang di sebelah nya.
Rasyi yang membuntutti Edo keluar dari lift. langsung melihat kagum dengan sekitar lantai 10. tanpa sadar ada mata lain yang juga menatap nya tidak senang.
"Siapa itu?" ucap Melisa pelan. menatap Rasyi yang keluar lift bersama Edo.
"Mari nona" ajak Edo menuju ruangan nya
"iya" ucap Rasyi yang masih membuntuti Edo dari belakang.
di dalam ruangan Edo.
"silahkan nona" Edo mengajak Rasyi duduk di sofa.
Suasana menjadi hening seketika. karna Rasyi tidak tau harus berkata apa.
"Jadi begini nona. karna anda tidak memiliki uang untuk menggantikan biaya perbaikan mobil tuan Kanza"
saya menawarkan pekerjaan disini untuk anda" ucap Edo
"tapi saya masih harus kuliah tuan" jawab Rasyi ragu
"Jam berapa Anda selesai belajar nona?"
"biasa nya hingga pukul 2 tuan" jawab Rasyi sedikit ragu
"kalau kerja di perusahaan pasti akan menarik perhatian yang lain karna. semua tau bahwa tuan Kanza selalu tepat waktu saat jam kerja" pikir Edo salah hati
"Bagaimana tuan?" tanya Rasyi yang bingung melihat Edo
Edo yang msih berpikir tidak menjawab pertanyaan Rasyi.
"Kalau gitu begini saja nona,''
belum sempat Edo menyelesaikan perkataan nya. pintu ruangan Edo terbuka. Edo yang melihat Kanza langsung bangkit dari duduk nya.
"Tuan" sapa Edo Sambil menundukkan kepala nya
Kanza yang hanya melewati Edo langsung duduk di depan Rasyi yang terlihat gugup. karna kehadiran nya.
Seketika mata Kanza menatap rasyi yang masih menunduk seperti anak kecil yang ketakutan.
"Edo " suara Kanza memecah kan keheningan
"ahh iya tuan" Edo langsung duduk di sebelah Rasyi
"jadi begini tuan saya menawarkan pekerjaan untuk nona Rasyi tapi nona Rasyi masih harus kuliah tuan" Edo coba menjelaskan.
Rasyi yang masih enggan mengangkat wajah nya karna takut Kanza akan membentak nya seperti di restoran.
"mati gua kenapa jantung gua Kek mau copot gini sih' lirih Rasyi dalam hati. "lagian nih makhluk astral ngapain juga kemari" imbuh nya dengan mengerutkan dahi nya
Kanza yang menatap Rasyi dengan intens pun. dapat melihat wajah Rasyi seperti nya tidak nyaman dengan kehadiran nya.
"Seperti nya nona Rasyi ada yang mau di sampaikan?"
sindir Kanza dengan suara berat nya
Rasyi yang mendengar nama nya langsung mengangkat kepala nya. seketika saja mata Rasyi langsung bertemu dengan mata Kanza. mata coklat yang tatapan tegas namun ada kelembutan di dalam sana.
"Ada apa ini tuan??" ucap Edo dalam hati yang melihat pemandangan di depan mata nya.
Kanza yang menatap Rasyi tanpa suara.
"ada apa pada gadis ini?" Kanza dalam hatinya yang bingung dengan pikirannya.
"nona Rasyi" suara Edo langsung membuat Rasyi tersadar.
" aah iya" Rasyi langsung menoleh ke Edo
"sebaik nya anda harus langsung berkerja untuk melunasi hutang anda" tegas Edo
"tapi tuan saya juga masih kuliah" Rasyi dengan pasrah nya
" ibu saya ingin saya menjadi desainer terbaik biar pun hasil beasiswa" ungkap Rasyi yang tidak tau harus bicara bagaimana lagi
"Begini tuan apa tidak bisa saya berkerja setelah jam kuliah" tanya Rasyi dengan mata yang mulai berkaca-kaca
"Tapi kantor saya memiliki aturan nya sendiri"
ucap Kanza yang dari tadi diam mendengarkan Rasyi bicara
"Tapi tuan tak bisa kah anda memberikan keringan"
Rasyi yang mulai berani berbicara dengan Kanza
"Apa menurut kamu saya masih belum memberikan anda keringan nona Rasyi Syakilla" tegas Kanza
"Anda tau nama lengkap saya tuan?!!"
"bukan hal yang sulit bagi saya mencari tau tentang anda"
ucap Kanza dengan senyum penekanan nya.
"Saya akan kerja apa saja tuan asal tuan biarkan saya tetap kuliah" Rasyi yang mulai putus asa
"Termasuk dengan tubuh anda" ucap Kanza dengan datar
Edo yang tidak percaya dengan apa yang dia dengar. membulat kan mata nya. sejak kapan seorang Kanza Mahendra tertarik dengan seorang gadis.
"Apa anda masih tuan Kanza yang saya kenal tuan"
bisik Edo dalam hati yang masih tak percaya.
"Apa maksud anda tuan? " Rasyi mulai menaikkan nada suara nya
" saya hanya memberi tawaran dengan anda nona" ucap Kanza masih dengan nada datar nya
"tuan saya tau saya orang biasa yang tidak mungkin mendapatkan uang 10 miliyar dengan cepat' tapi tuan saya juga tidak mau menjual tubuh saya dengan uang" ucap Rasyi yang mulai kesal.
"Saya tau anda orang kaya. dan anda juga terkenal dengan nama perusahaan. mungkin banyak gadis di luar sana yang dengan sukarela naik ke atas ranjang anda. tapi maaf tuan Kanza Mahendra, anda salah orang kalau berpikir saya sama seperti mereka" jelas Rasyi yang sudah emosi dengan sikap Kanza yang merendah kan nya.
Edo yang kaget langsung berdiri untuk menjelaskan kepada Rasyi. namun Rasyi yang terlanjur emosi langsung keluar dari ruangan Edo tanpa melihat Kanza yang sudah menatap nya seperti singa yang siap memangsa musuh nya.
Kanza yang melihat Rasyi pergi begitu saja. langsung mengeluarkan emosi nya membuang benda apa saja yang ada di depan nya.
"Gadis s**lan" umpat Kanza yang membuang berkas di depannya
"tuan" Edo yang berusaha meredam emosi tuan nya
namun hanya dapat dorongan dari Kanza.
"Rasyi Syakilla rupanya kau belum tau apa yang bisa dilakukan dari seorang Kanza Mahendra" ucap Kanza dengan menaikan sudut bibir nya.
"Siap kan laporan soal tabrak lari atas nama Rasyi Syakilla' besok pagi aku ingin melihat hasil nya" perintah Kanza yg hanya dapat balasan tak percaya dari Edo.
"Tapi tuan bukanya kita akan memberikan nona rasyi pekerjaan?"
"kita memberikan tapi dia menolak, biarkan dia yang memohon ke pada ku. lalu kita akan lihat apa dia masih berani menunjukkan taring nya kepada ku seperti tadi"
Edo yang mendengar hanya bisa menarik nafas nya'
"nona anda seperti nya sedang membangun kan singa tidur,"
lirih Edo dalam hati
Kanza pun langsung berdiri sambil membenar kan Jaz nya.
" malam ini kau pulang lah sendiri aku akan membawa mobil sendiri" ucap Kanza tanpa melihat Edo
"anda mau kemana tuan?? saya akan mengantarkan anda"
"Edo ingat lah tugas mu kau assisten ku. bukan istri ku" Kanza pun berlalu meninggalkan Edo dalam ruangan nya.
Edo yang melihat tuan nya sudah pergi langsung merobohkan tubuh nya di sofa sambil memijat kening nya.
"Apa aku harus mencari kan seseorang yang bisa meredam emosi anda tuan" keluh Edo
Rasyi yang sedari tadi berjalan cepat sejak meninggalkan ruangan Edo pun hanya menggerutu sepanjang jalan menuju sepeda motor nya, karna sangking kesal nya dengan emosi yang memuncak Rasyi menendang nendang pembatasan jalan untuk meluap kan emosi nya.
"Dasar makhluk astral"
"emang enggak punya hati" Rasyi yang teriak teriak
"mentang mentang Lo ganteng trus kaya Lo bisa rendahin gua haaaa...!!!
"awas aja Lo "
"gua sumpahin Lo jadi bucin biar Lo tau hargain wanita"
Rasyi yang masih teriak teriak di parkiran sambil menendang,
Satpam yang melihat Rasyi mengamuk di parkiran pun langsung mendatangi nya.
"Ada apa nona?" tanya satpam
" enggak papa pak saya cuma abis ketemu mahkluk astral di dalam" jawab Rasyi sambil menunjuk kantor
"haa maksud nya non??" satpam yang bingung cuma bisa menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
Rasyi yang teramat emosi pun langsung pergi menaiki motor nya. tujuan Rasyi sekarang adalah kampus karena hari ini dia ada kelas sore.
Sampai di kampus Rasyi langsung bertemu dengan Rani. yang sebenarnya sudah menunggu di nya dari tadi.
"Rasyii" panggil Rani yang melihat Rasyi sedang memarkirkan motor nya. Rasyi yang melihat sahabatnya memanggil hanya menoleh dengan senyuman tanpa menjawab.
"Kenapa lagi?" tanya Rani sambil memeluk pundak Rasyi
"enggak papa" bohong Rasyi
"beneran" Rani yang masih penasaran
"iya beneran gua enggak papa"
"okeh deh" Rani yang udah nyerah bertanya pada Rasyi
"Kantin yuk makan siang dulu" ajak Rani
Rasyi yang masih terganggu mood nya hanya mengangguk ajakan sahabat nya yang sudah menyeretnya menuju kantin.
Sampai di kantin.
"Lo mau pesen apa?"
"minum aja deh"
"mang Lo enggak laper apa?" Rani yang heran melihat Rasyi
"enggak gua enggak laper. gua pesen jus jeruk aja kalo bisa banyakin es nya ya biar adem" jelas Rasyi dengan malas
Rani yang mendengar hanya cekikikan.
"ok ok sebentar ya"
Rani pergi meninggalkan Rasyi di mejanya.
Tidak lama Rani kembali membawa makanan kesukaan nya dan dua jus jeruk. untuk nya dan Rasyi.
"Ini. ngelamun aja entar kesambet loh" ejek Rani
"ck ,apaan sih" Rasyi yang masih sewot
"oh iya. gua ada kabar baik nih buat loh" ucap Rani
"apaan?" jawab Rasyi yang masih dengan nada malasnya
"Lo ingat Damian enggak?"
"ya kagak lah, emang siapa?"
"ya ampun Rasyi. masa Lo enggak inget sih" Rani yang mulai kesal
"ya emang gua enggak inget"
"Lo mah bener bener ya" ini tuh Damian cowok gendut yang suka buntutin Lo zaman kita SMA dulu. inget gak sih"
Rani dengan nada kesal nya kepada Rasyi.
"Ohh iya iya gua inget, trus kenapa?"
Rasyi masih dengan nada malas nya tanpa melihat wajah Rani
"Lo tau enggak dia udah balik Lo. dari luar negeri dan dia mau lanjutin S2 nya di kampus kita" jelas Rani
Rasyi yang terkejut mendengar penjelasan Rani. langsung memuncrat kan minumannya ke Rani.
"iiih apaan sih Lo. jorok banget" Eluh Rani yang membersihkan baju dan wajah nya karena Rasyi.
"Maaf gua enggak sengaja" ucap Rasyi yang memberikan tissue ke Rani karna rasa bersalah.
"Lo beneran?"
"iya lah gua beneran. masa iya gua boong sih"
"Lo denger dari mana?"
"ya ampun Rasyi. gua Sama dia itu sering DM di Instagram tau. dan kemaren malem dia bilang sama gua dia mau balik ke mari Sama orang tuanya" jelas Rani dengan panjang lebar.
"Apa dia masih gendut kek dulu?" tanya Rasyi dengan nada mengejek. karna Rasyi tau kalau sahabt nya udah jatuh hati dengan Damian. bahkan masih zaman sekolah dulu.
"Iiih apaan sih Lo" Rani yang mulai tersipu malu
"gua tau Lo seneng kan dia balik kemari"
"enggak kok. gua cuma ngasih tau Lo doang" elak Rani
"udah aah gua mau makan" imbuh nya dengan wajah yang mulai memerah.
happy reading semua 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Isam Amoy
lanjut
2021-06-19
0
ARSY ALFAZZA
like +rate bintang ⭐⭐⭐⭐⭐😇 saling mendukung ya Thor 👌
2021-03-08
2