Happy Reading 🥳
"Apakah Lucy masih hidup?" Kini Damian mulai bertanya-tanya.
Darren yang mendengar hal itu langsung menegakkan tubuhnya. "Lucy masih hidup sekarang. Dari dulu sampai sekarang."
Sontak saja Sean langsung menatap wajah Darren. "Bagaimana kau bisa mengetahuinya Darren?"
Darren langsung menatap wajah Sean. "Tentu saja aku mengetahuinya Sean. Beberapa tahun ini aku diam-diam melacak keberadaan nya. Lucy memang pandai bersembunyi. Bahkan Garvin sampai bisa di kelabui."
Prok.. Prok.. Prok..
Nick dengan spontan langsung bertepuk tangan. Merasa speechless dengan semua yang terjadi. "Aku tidak pernah menyangka jika akan menjadi semenarik ini." Ujar Nick dengan tersenyum bangga. "Aku juga tidak pernah menyangka jika aku di kelilingi oleh sahabat yang luar biasa cerdas seperti kalian." Ucap Nick merasa kagum.
Sedangkan Sean langsung memijat pangkal hidungnya. Merasa sedikit pusing dengan semua yang terjadi. Akan tetapi, ada perasaan lega ketika mengetahui perempuan itu masih hidup. Namun satu hal yang langsung terfikir kan oleh Sean. "Apakah dia hidup seorang diri atau bersama orang lain?" Tanya Sean sambil menatap wajah Darren.
Darren langsung beralih menatap wajah Sean. Sebuah smirk tipis tersungging di bibirnya. "Mungkin kau akan terkejut jika mengetahuinya." Jawab Darren sambil menatap wajah Sean.
Nick dan Damian menunggu jawaban dari Darren.
"Jika kau bukan sahabat ku, mungkin kau akan aku kuliti hidup-hidup agar mau memberitahu kami tanpa kami minta." Sarkas Damian sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Merasa tidak sabar.
"Iya, kau benar Damian." Sahut Nick menyetujui perkataan Damian.
Sean menatap datar wajah Darren. Ada sedikit rasa penyesalan ketika Sean baru menyadarinya. Awalnya Sean tidak mau mencari tau keberadaan Lucy karena Sean ingin lepas dari masalah Sean - Lucy - Garvin. Apalagi permasalahan dengan Raya. Waktu itu Sean belum bisa move on dari Raya. Akan tetapi semesta seakan tidak memberinya ijin untuk lepas dari masa lalunya. "Jawab Darren." Suara tegas dari Sean langsung mengalihkan perhatian mereka bertiga. Jika Sean seperti ini, maka sudah tidak ada waktu untuk bercanda.
Darren menghela nafasnya pelan. "Menurut informasi yang aku dapat, Lucy hidup dengan seorang anak laki-laki. Anak kecil itu bernama Varrel Goldwin Miller."
"Varrel Goldwin Miller." Gumam Sean mengulangi perkataan Darren.
Damian merasa bingung sekarang. "Apakah anak kecil itu anaknya? Jika iya, kenapa dia tidak menambahkan nama Crishtian di belakang nama anaknya?" Itulah yang menjadi pertanyaan Damian.
Darren menoleh ke arah Damian. "Aku juga kurang tau tentang hal itu. Tapi, bukankah dari awal dia menjadi istri Garvin, di belakang namanya tidak pernah menyandang nama Crishtian? Namanya tetap Lucy Matilda Adira. Tidak berubah menjadi Lucy Matilda Adira Crishtian."
Sean terdiam di tempatnya. Kedua tangannya mengepal erat. Lalu, Sean langsung bangkit dai tempat duduknya. "Rapat kita selesai. Lakukan sesuai rencana kita. Jangan melenceng dadi rencana awal. Jika ada sesuatu hal yang penting jangan lupa memberitahu yang lain. Jika rencana awal gagal, maka kita pakai rencana B. Kita masih mempunyai 2 rencana cadangan. Tapi ingat, rencana kita yang terakhir mempunyai resiko yang sangat besar." Ujar Sean menjelaskan.
Mereka bertiga mengangguk mengerti.
"Kita menuju markas besar kita." Setelah mengatakan hal itu, lantas Sean melangkah kan kedua kakinya keluar ruangan. Di ikuti oleh Nick, Damian dan Darren.
Sementara itu, di Mansion mewah milik ketua Mafia Dunia yang bernama Garvin Crishtian terlihat sepi dan lenggang. Hanya ada maid, bodyguard dan bawahan-bawahan yang bekerjasama dengan Garvin.
Mansion milik Garvin terletak di Texas, Amerika Serikat. Mansion Garvin termasuk ke dalam jajaran Mansion termahal di Texas. Hanya saja Garvin tidak ingin terlalu menonjolkannya karena tidak ingin dunianya terusik oleh orang lain. Garvin memilih tinggal di Texas karena jauh dari kedua orang tua dan saudara tirinya. Namun, Garvin melakukan semua ini karena memiliki alasan tersendiri.
Sudah hampir 10 tahun lamanya Garvin tinggal di Texas. Jika Sean dan Dara tinggal di London bersama Mommy dan Daddy-nya agar bisa dekat dengan Mommy dan Daddy maka berbeda dengan Garvin.
Mansion Garvin memiliki penjagaan yang ketat. Tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam Mansion miliknya. Semua ini Garvin lakukan karena untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang terjadi. Garvin adalah seorang ketua Mafia di Dunia. Jadi nyawanya bisa kapanpun akan terancam.
Tap..
Tap..
Tap..
Suara langkah kaki terdengar tegas. Wibawa seorang Garvin Crishtian memang sudah tidak dapat di ragukan lagi. Aura intimidasi sangat kental terasa. Hal itu membuat bodyguard, maid dan orang-orang yang bekerja di bawah Garvin langsung berbaris rapi dengan kepala yang menunduk hormat.
"Selamat datang Tuan Garvin." Sapa mereka dengan serempak.
Sedangkan Garvin hanya diam dan terus melangkah. Wajahnya terlihat sangat datar. Tatapan mematikan dapat mereka lihat dari kedua bola matanya.
Tap..
Langkah Garvin terhenti. Tubuhnya berbalik dan menatap semua orang yang bekerja padanya.
Jantung mereka semua berdetak sangat cepat. Takut jika sesuatu hal buruk terjadi lagi di malam hari. Mereka semua berusaha mempertahankan posisi mereka masing-masing.
"Kalian bisa kembali." Suara tegas dan penuh perintah itu membuat mereka bernafas lega.
"Baik tuan." Jawab mereka dengan serempak.
Setelah itu tubuh Garvin berbalik dan berjalan melangkah untuk menuju kamarnya dengan menggunakan lift.
Sesampainya di dalam kamar, Garvin mulai membuka pakaian yang ia pakai. Hingga akhirnya hanya menyisakan celana yang menutupi aset berharga milik Garvin Crishtian. Terlihat jelas di tubuhnya terdapat tato yang terlihat sangat menyeramkan.
Setelah itu Garvin mendudukkan kan dirinya di atas tempat tidur. Di usapnya dengan kasar wajah tampannya. Pikirannya berkecamuk. Hatinya terasa terobrak-abrik. "Lucy." Lirihnya pelan. Ditariknya dengan kuat rambut yang berada di kepalanya. Buliran kristal jatuh membasahi kedua bola matanya ketika nama perempuan yang ia cinta lagi-lagi muncul di ingatannya. "I miss you."
Sedangkan di negara yang berbeda dengan perbedaan waktu 7 jam lebih cepat dengan iklim cuaca yang sangat berbeda terlihat seorang perempuan cantik yang di juluki sebagai single Mom. Perempuan cantik itu tinggal di sebuah rumah yang cukup sederhana.
Perempuan itu sedang sibuk memasak di dapur untuk sarapan pagi. Mulai dari mengupas bawang, menggoreng hingga mencuci sayuran ia lakukan seorang diri.
Sudah hampir 6 tahun lamanya perempuan itu tinggal seorang diri. Tidak ada keluhan yang keluar dari bibirnya. Hanya ucapan puji syukur dan senyuman yang selalu tersungging di bibirnya. Bahkan orang yang menjadi tetangganya merasa heran. Bagaimana bisa perempuan secantik itu ditinggal pergi suaminya.
Makanan telah siap. Mulai dari sayuran bening, telor mata sapi dan juga daging suwir tidak pedas telah tersedia di atas meja makan. Keringat mulai membasahi keningnya. Namun, hal itu tidak membuat perempuan itu merasa lelah.
"Nasi tinggal menunggu matang. Sekarang waktunya membereskan rumah lalu membuka toko." Ujarnya pada dirinya sendiri.
Kulitnya yang putih bersih itu terlihat bersinar. Rambut yang dulunya hitam panjang sekarang ia ubah menjadi sedikit pendek. Sekarang perempuan itu menggunakan celana pendek warna hitam yang ia padu padakan dengan baju crop berwarna biru langit. Meskipun menjadi seorang single Mom, perempuan itu tidak pernah ketinggalan zaman. Pakaian yang gunakan selalu stylist dan cocok untuk tubuhnya yang body goals.
"Mommy, mommy.." Suara tangisan terdengar dari seorang anak kecil yang berusia 5 tahun.
Sontak saja perempuan itu langsung menoleh. "Varrel, kamu sudah bangun sayang." Dengan cepat perempuan itu menghampiri anaknya.
Varrel Goldwin Miller namanya.
Digendongnya Varrel lalu ia kecup beberapa kali wajahnya. "Bagaimana tidur kamu sayang?" Tanya perempuan itu. Di tatapnya wajah Varrel dengan penuh cinta.
Meskipun Varrel adalah darah dagingnya, entah kenapa wajah anaknya itu lebih mirip dengan ayahnya. Dari mata, hidung, rahang hingga sifat nya tidak membuang sama sekali dari ayah Varrel.
"Tidur Valel nyenyak Mom." Jawab Varrel dengan suara yang cadel. "Tapi, Valel lindu ayah." Ujarnya dengan suara yang lirih.
"Mommy juga rindu ayah kamu sayang. Hanya saja Ayah kamu tidak menginginkan Mommy sama sekali." Ujarnya di dalam hati.
***
- UP setiap hari jam 3 pagi 🥰
- Jangan lupa tinggalkan jejak dengan menekan tombol like 👍 dan tinggalkan jejak juga di komentar ya. Tidak vote gpp kok. Asal kalian kasih like dan komentar positif buat aku..🥺❤️ Tolong bantuannya 🙏
Jangan lupa follow instagram mereka ya 🤘
@eldencrishtian
@lexacrishtian
@garvincrishtian
@seancrishtian
@daracrishtian
@kenzocrishtian
@crownedeagle_03
@nickalbertreal
@raraagathareal
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QnA, bisa ngobrol bersama pemain My Possesive Husband dan menambah teman disana 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Lovely Liana
ada gak sih ceritanya yg khusu garvin saja dan teman2nya saja
2023-09-06
0
bunda aryuta
apakah varrel anak,a sean thor tw garvin
2021-07-19
0
Rosdelita Siregar
anak sean atau garvin ya
2021-06-17
0