“Hallo Pak Jonathan, salam kenal. Saya Anggun, Pak.” Sapa Anggun dengan semanis mungkin untuk membuat Jonathan terkesan. Dia menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan tapi hanya dibalas anggukan dari pria tampan itu.
“Ah . . . maaf, mungkin saya lancang. Bagaimana jika saya saja yang menemani Bapak untuk berkeliling? Kak Nadhifa sedang sibuk saat ini.” Anggun masih berusaha dan belum mau menyerah.
“Terimakasih, tapi saya memerlukan orang yang lebih berkompeten, bukan sekedar orang yang terbiasa menggunakan sikap manisnya untuk menarik perhatian seseorang.” Jelas Jonathan dengan dingin. Hal itu membuat Anggun langsung terdiam karena merasa malu. Melihat itu, Nadhifa menyelesaikan kegiatannya dan cepat mengantarkan Jonathan berkeliling jika tidak ingin melihat sepatu Anggun melayang kewajah maskulin kepala HRD pusat itu.
“Kenapa Bapak sangat sinis kepada Anggun?” tanya Nadhifa sambil berjalan mengelilingi beberapa store.
“Aku tidak menyukai tipe penggoda ataupun penjilat. Aku muak melihat perempuan seperti itu.”
“Bukankah lumrah mereka melakukannya didepan laki-laki yang menarik perhatian mereka?”
“Apa aku tidak cukup menarik bagimu?” Jonathan menghentikan langkahnya dan mencondongkan wajahnya kehadapan Nadhifa. Gadis itu terkejut dan reflek mundur karena merasa wajah Jonathan terlalu dekat.
“Apa maksud Bapak?”
“Kenapa kamu tidak berusaha menarik perhatianku seperti yang lainnya?”
“Bukankah itu bagus? Berarti saya tidak akan membuat Bapak ingin muntah karena sikap penggoda saya.”
“Sesekali tunjukkanlah padaku.” Goda Jonathan dengan berbisik ditelinga Nadhifa. Pria itu melangkah mendahului Nadhifa dan senyumnya tersemat disudut bibirnya. Sedangkan Nadhifa, merasa merinding karena sikap tak biasa, yang terkadang ditunjukkan Jonathan padanya.
“Siapa kepala bagian mainan anak-anak ini?” tanya Jonathan dengan sedikit mengeraskan suaranya.
“Saya, Pak!” Hansel menghampiri Jonathan didepan store.
“Kenapa saya lihat kamu sangat santai? Bukankah disana semua anggotamu sedang bekerja, dan dikasir sedang ada antrian pembayaran, bukankah kamu bisa membantu kasir dimeja kasir?”
“Maafkan saya, Pak. Perhatian saya sempat teralihkan, saya mengkhawatirkan istri saya yang sedang hamil tua.” Jawab Hansel beralasan.
“Benarkah, Nadhif?”
“Benar, Pak. Hansel merupakan karyawan penuh disiplin.”
“Baiklah, lanjutkan pekerjaanmu.” Jonathan melangkah menghampiri store bagian lain.
“Kamu membantuku?” tanya Hansel tiba-tiba saat Nadhifa berencana menyusul Jonathan yang sudah jauh pergi.
“Aku membantu Amira dan calon anakmu. Aku tidak mau melihat mereka kelaparan karena ayahnya tidak punya pekerjaan lagi karena terlalu malas bekerja.” Nadhifa melanjutkan langkah kakinya tanpa menunggu jawaban dari Hansel.
“Kamu punya masalah dengan laki-laki tadi?” tanya Jonathan disaat Nadhifa sudah berhasil mengikuti langkahnya.
“Tidak, Pak. Kami baik-baik saja. Dia suami dari sahabat dekat saya.”
“Apakah sahabatmu juga mengetahui rahasiamu?”
“Tidak, Pak. Saya tidak bisa memberitahukan padanya, karena dia bukan tipe perempuan pembohong, dia pasti akan menceritakannya kepada Hansel. Dan saya tidak mau terjadi masalah dalam beberapa hari ini.”
“Baiklah.”
Nadhifa melanjutkan pekerjaannya menemani Jonathan untuk melihat-lihat beberapa bagian didalam department store. Walaupun beberapa store penuh sesak akan pengunjung, tak menghalangi pria 30 tahun itu untuk memberikan penilaian dan catatan kepada beberapa karyawan lainnya.
- - -
“Nadhif, apakah tubuhmu baik-baik saja?” tanya pemilik laundry tempat Nadhifa bekerja.
“Saya baik-baik saja, Meme Nyoman.” Jawabnya sopan.
“Istirahatlah sesekali. Jangan memeras tenagamu terlalu kuat, jika tidak, kamu nanti akan koyak dan semua rencana indahmu tidak akan terlaksana.”
“Doakan Nadhif saja, Me. Semoga Nadhif bisa menggapai apa yang Nadhif inginkan selama ini.”
“Sudah malam, cepat tutup tokonya, dan lihatlah, kekasihmu sudah menunggumu dari luar.” Meme Nyoman menunjuk kearah keluar dan tersenyum hangat kepada laki-laki yang menunggu Nadhif diluar dengan sabar.
“Dia atasanku, Me. Bukan kekasihku.”
“Baiklah . . . baiklah, mungkin belum waktunya untukkmu menceritakannya. Pulanglah, dan beristirahatlah. Aku pergi dulu.” Meme Nyoman setelah berpamitan langsung pergi meninggalkan Nadhif yang memulai persiapannya menutup laundry.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
moureza
ceritanya bagus tp like nya kok cm dikit ya
2023-06-29
0
Lestari Pkm
aku suka critanya
2021-07-10
0