Cinta Indah
Indah namaku seindah masa remajaku yang penuh suka duka namun akan terasa begitu Indah saat kita mengenangnya kelak jika kita sudah dewasa dan menikah. Banyak teman, banyak sahabat, juga banyak pacar. Ups, keceplosan deh!
Anik Fatmawati, Ibuku adalah saudara sepupu Om Yusuf Ayah Indah. Aku lah yang mengenalkan Indah pada cinta pertamanya.
Nur Ika Prasanti nama lengkapku, Panggil saja Ika. Aku anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah ku begitu posesif pada kedua anak perempuannya yaitu Aku dan adikku.
Ana namaku, si centil mungil, bibir tipis membuatku cerewet. Tubuhku tak lebih tinggi dari sahabatku Indah. Tomboi tapi Aku tak bisa diam dan duduk manis. Aku pecinta warna merah. Jika aku dianggap sahabat oleh Indah, maka akulah sahabat terbaiknya hingga nanti persahabatan kami menjadi sebuah kenangan yang begitu Indah.
Panggil Aku Fania. Gadis manis dengan rambut ikal panjang. Mengenang masa remaja adalah bagian dari kisah Indah kami di masa lalu, meski kami bersahabat hanya dalam waktu tiga tahun.
Fatur! Begitulah nama panggilanku. Cowok setia yang hanya mengenal dua cinta. Cinta pertama dan cinta sejati. Indah cinta pertamaku dan Wina cinta sejati ku. Mengapa? Karena Wina lah yang akhirnya menjadi istriku.
Rusyan Bachtiar namaku. Akulah yang akhirnya mendapatkan cinta Indah dan menjadikannya istriku. Aku tak peduli dengan masa lalunya. Jika namaku hadir di sebuah chapter di novel ini, maka itu tandanya novel ini akan selesai karena kedua mempelai sudah berada di ambang pintu. 🤵👰
\=\=\=\=\=\=\=
Minggu pagi Ika mengajak Indah ke rumah Anik. Mereka bersahabat sejak awal Masa Orientasi Siswa.
Indah, Anik, dan Ika berangkat ke Goa untuk bermain dan bertukar pikiran.
"Menurut kalian, bagaimana jika aku mendekati kak Azmi?" Anik membuka pembicaraan diantara mereka. Azmi sang ketua OSIS SMP 1 yg diidolakan Anik sejak pertama melihatnya.
"Kita kan siswa baru, ga mungkinlah kak Azmi memperhatikan kita. Sementara dia mempunyai kekasih, mbak Tuti yang juga sudah kelas sembilan!" Indah tidak menyetujui keinginan sahabatnya.
Jika dilihat dari tinggi badan mereka, Anik lah yg paling kecil diantara mereka namun untuk masalah cowok, dia juga yang lebih dulu menginginkan untuk berpacaran. Mungkin karena usianya yang lebih tua dari pada Indah dan Ika
"Betul itu, Ndah! Lagian buat apa sih kita pacaran? Masih terlalu kecil juga!" Ika cemberut menanggapi keinginan Anik
"Ya, sudahlah! Kali ini aku ikuti saran kalian tapi lain kali nggak ya!" Anik mengangkat tangan kanannya menggoyang - goyangkan telunjuknya.
Indah pergi dengan sepedanya ke rumah Anik karena ia sudah membuat janji dengan kedua sahabatnya untuk bertemu di rumah Ana, kemudian mereka akan pergi keliling kota A.
Belum terlihat sepeda Ika oleh Indah. Berarti Indah datang lebih dulu dari pada Ika Namun belum sempat Indah turun dari sepedanya, Ika telah berada di sampingnya.
Prok Prok Prok
"Pas banget datangnya, bisa bersamaan!" Anik sudah siap berangkat dengan dua sahabatnya.
"Iya nih! Ayo kita berangkat!" Ajak Indah.
Anik turun dari teras menuju samping rumah untuk mengambil sepedanya.
"Ayo!" Jawab Ana saat sudah menaiki sepedanya. Mereka mulai mengayuh sepeda masing - masing keluar dari halaman rumah Anik
Diujung jalan ada seorang laki - laki menghadang mereka. Anik mendadak mengerem sepedanya. Ika yang berada di belakangnya secara otomatis berhenti diikuti Indah yang berada paling belakang.
"Hai!, Mau kemana?" Tanya laki - laki itu saat tiga bersahabat itu berhenti dihadapannya.
"Mau jalan - jalan!" Jawab Anik pada pria itu sedangkan Indah dan Neta diam, mungkin karena mereka belum mengenal laki - laki itu.
"Boleh kenalan ga?" Pria itu tersenyum melihat Indah dan Ika bergantian.
"Oh iya, kenalkan. Mereka sahabat - sahabat ku!" Anik menjembatani perkenalan Laki - laki itu dengan dua sahabatnya.
"Ibra!" Ia menyodorkan tangannya tanda perkenalan.
"Nur Ika Panggil saja Ika!" Ika menjabat tangan Ibra kemudian melepasnya.
"Indah!" Jawab Indah singkat juga dengan wajah datar tanpa senyum sedikit pun.
"Silahkan jika kalian ingin melanjutkan perjalanan!" Lanjut Ibra mempersilahkan ketiganya.
Tiga bersahabat itu kembali mengayuh sepeda masing - masing ke tempat tujuan awal mereka.
Mereka berputar di sekitar pusat kota tempat tinggal mereka dan menghentikan sepedanya saat tiba di taman kota.
"Indah menyeberang jalan menuju mini market untuk membeli camilan dan air mineral untuk dinikmati bersama kedua sahabatnya di taman.
"Ibra ingin berkenalan dengan kalian, sekaligus mencari kekasih!" Anik membuka obrolan serta mengangkat tangan dengan mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk V agar kedua sahabatnya tidak marah.
"Kekasih?" Tanya Indah dan Ika bersamaan.
"Ga usah kaget gitu kali!" Anik mengerutkan keningnya dan memajukan bibirnya.
"Jadi kamu mau comblangin kita gitu?" Tanya Ika.
"Hehe... barang kali ada yang mau!" Anik terkekeh melihat ekspresi keduanya.
Hmmmmh, Indah membuang nafasnya kasar.
"Ga ada kerjaan!" Celetuk Indah memutar jengah bola matanya.
"Nambah teman ga papa, kan?" Anik Menaik turunkan alisnya.
"Oke lah, barangkali cocok!" Jawab Ika menyerah dengan usul Anik
"Kalau untuk berteman sih, Oke! Tapi kalau untuk pacar, jangan dulu deh!" Sahut Indah.
🌼🌼🌼
Hari Minggu
"Begitu cueknya, sahabat kalian yang satu itu!" Ucap Ibra yang sedari tadi mengobrol dengan Anik dan Ika, namun perhatiannya tertuju pada Indah yang sedang mengambil buah Markisa yang tumbuh di sekitar tempat mereka duduk.
"Orang akan menganggap dia cuek, judes atau apalah namanya, saat mereka baru mengenal Indah. Tapi sebenarnya Dia baik kok!" Jawab Ika.
"Iya, dulu Aku juga beranggapan bahwa Indah cewek pendiam dan tak mau berteman. Tapi setelah berteman dengannya, Aku merasa cocok karena dibalik sifat dinginnya, ada sifat baik dalam dirinya. Indah suka berbagi dalam hal apapun. Ia pun bisa menjadi pendengar setia dan penasehat saat kami memiliki masalah!" Imbuh Anik.
Tanpa kata, Indah duduk di samping Anik dan meletakkan buah Markisa di keranjang sepedanya.
"Buat apa ambil Markisa sebanyak itu?" Tanya Anik.
"Ya..... di buat minuman lah!" Jawab Indah.
"Setelah itu, bijinya akan aku tanam sehingga aku bisa memiliki sendiri pohonnya di rumah!" Lanjutnya.
Pak Yusuf memang orang yang suka bercocok tanam dan hal itu menurun pada Indah anak semata wayangnya.
"Pulang yuk!" Ajak Indah yang mendapat anggukan dari Ika. Ika tak mau ayahnya marah besar jika ia pulang terlambat.
"Tapi...
"Jika kamu tak ingin pulang, maka aku dan Indah akan pulang duluan!" Ika memotong kalimat Anik.
Apa mau di kata, Mau tidak mau Anik mengikuti dua sahabatnya pulang ke rumah masing - masing. Sedangkan Ibra lebih memilih pulang ke rumah sahabatnya sendiri.
"Dari mana?" Ucap seseorang yang membukakan pintu untuk Ibra.
"Bertemu cinta pertama!" Jawab Ibra.
"Cinta? Dah jadian?" Tanya Fatur.
"Belum, PDKT doang!" Jawabnya seraya tersenyum lebar
……......…..
Bersambung dulu ya, Kak!
Jangan lupa favoritkan karyaku ini ya agar muncul di notifikasi saat aku Up!
Sempatkan like n komen juga!
Koin receh juga boleh, apalagi hujan vote. Author sama sekali tidak akan menolak!
Terima kasih😘😍❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Santai Dyah
hadir salam kenal thor
2023-08-05
2
🍀⃟🐝⁶⁹Kakak Baby
mampir kak
2023-06-04
1
꧁𝙉Ⓐノ𝙎ム꧂💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
ekhem. cinta pertama kaga tuh
2023-03-02
1