Fathur dan Ibrahim menunggu di Taman Kota dengan menggunakan satu sepeda milik Fathur. Namun setelah Ika datang, Ibrahim berboncengan dengan Ika menuju rumah Indah dan fathur menaiki sepedanya sendiri.
Di rumah Indah, mereka berempat ngobrol di teras beralaskan tikar yang di gelar oleh Indah. Lain dengan ayah Ika. Pak Yusuf mengijinkan Indah bermain dengan teman laki- laki aslakan sebaya dengannya atau dengan teman laki – laki yang sekampung dengannya. Bu Sri juga tidak melarang Indah bermain dengan teman laki – laki di rumah mereka. Asalkan tetap jaga diri, itu syarat yang kedua orang tua itu ajukan pada Gadis kecil mereka. Tiga puluh menit mereka mengobrol di teras, sesudahnya Ika pamit pada Pak Yusuf untuk mengajak Indah keluar rumah. Pak Yusuf dan Bu Sri mengijinkan Indah pergi bersama teman – temannya.
Di Taman Kota
Mereka memarkirkan sepeda di samping Taman Kota kemudian berjalan dua – dua menyusuri jalan kecil mencari tempat duduk. Fathur berjalan berdampingan dengan Indah. Di belakang mereka, Ika dan Ibrahim menyusul.
Tiba – tiba Ibrahim menarik lengan Ika dan berbisik. “Sssstttt, biarkan mereka ngobrol berdua!” Ika yang awalnya ingin protes, langsung diam mengikuti arah kaki Ibrahim.
Indah menoleh ke belakang “Kemana Ika dan Ibrahim?”
“Mungkin mereka ingin berdua! Kita duduk disini aja ya?” Tawar Fathur ketika menemukan hamparan rumput hijau di bawah lampu taman. Mereka duduk beralaskan sandal yang mereka gunakan.
“Kamu cantik!” Fathur tertunduk tapi matanya meamndang wajah Indah yang sedang melihat sekitar mencari keberadaan Ika dan Ibrahim.
“Ga salah?” Indah terkejut dan melihat ke arah Fathur yang tertunduk. “Biasanya teman – teman bilang aku ganteng”.
“Kenapa begitu, kamu kan perempuan?” Fathur mulai memberanikan diri bertatapan langsung dengan Indah.
“Entahlah, mereka sering bilang aku ganteng!” Jawab Indah.
Mungkin karena sikapnya yang dingin dan juga tomboy membuat teman – temannya bilang bahwa Indah ganteng. Hobinya yang juga bermain basket membuatnya mendapat julukan cewek ganteng. Padahal rambut Indah tak menyerupai laki – laki melainkan panjang sebahu dan dikuncir satu ke belakang. Sesekali Anik menarik tali rambut Indah hingga tergerai karena tidak terima sahabatnya di bilang ganteng. “Anik....!” teriak Indah mengejar Anik untuk mengambil kembali tali rambutnya. “Gitu donk, biar kelihatan kamu tu cantik, bukan ganteng seperti yang mereka katakan!” Canda Anik sambil berlari sampai Ika datang menghadang dari arah yang berlawanan.
Mereka bertemu dan Indah kembali mengikat rambutnya di bawah kepala bagian belakang.
“Ada yang ingin aku sampaikan sama kamu!” Indah tersentak dari lamunannya mengingat tingkah sahabatnya ketika di sekolah.
“Apa?” tanyanya.
“Aku melihatmu, memandangmu, mengenalmu, dan..... Fathur menghentikan kalimatnya.
“Dan apa?” Indah menghindari tatapan mata Fathur untuk menyembunyikan detak jantungnya yang mendadak berdetak lebih cepat dari biasanya.
“Menyukaimu!” Fathur kembali menunduk khawatir jika Indah marah dan menjauhinya.
“Lalu?” Indah mencoba memastikan apa yang akan dikatakan Fathur selanjutnya.
“Apa kau juga menyukaiku dan menjadi kekasihku?” Masih tertunduk malu Fathur menyatakan perasaannya.
“Aku menyukaimu dan ....!” Indah menggantung kalimatnya.
“Dan apa?” Jantung Fathur semakin beredetak kencang.
“Dan..... pulang yuk!” Indah berdiri dan memakai sandalnya. Ia melakukan hal itu untuk menutupi perasaannya yang selama ini juga kagum atas kepribadian Fathur.
“Indaaaaaaaaah!” Fathur menyusul Indah dan berlari kecil. Melihat Fathur yang begitu, Indah mempercepat langkah menuju Ika dan Ibrahim berada.
Mereka berdua bergabung dengan dua sejoli yang sedang asyik ngobrol berdua. Mengatur nafas yang tak hanya ngos – ngosan karena berlari kecil melainkan juga karena rasa hati yang dag dig dug oleh tautan cinta natara keduanya.
“Dan apa?” Fathur mengulang pertanyaan yang belum dijawab oleh Indah di hadapan Ika dan Ibrahim.
“Dan.... Indah kembali menggantung kalimatnya membuat Fathur penasaran. Ika dan Ibrahim pun ikut melongo menunggu jawaban Indah.
“Iya, mau!” lanjutnya.
“Yeeeee!” Sorak mereka bertiga dan Indah tertunduk dengan wajah merah bak kepiting rebus.
“Alhamdulillah!” Fathur berlari ke tengah taman dan melompat tinggi.
“Kayak anak kecil!” ketus Indah setelah Fathur kembali bergabung.
Hehehe. Fathur nyengir kuda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Dia tu khawatir cintanya kamu tolak, makanya dia gitu saat kamu mau jadi kekasihnya!” Jelas Ibrahim.
“Husssssss, jangan buka kartu donk!” Fathur malu mengakui kekhawatirannya sebelum menyatakan cinta.
Mereka berempat pulang ke rumah masing – masing. Indah berinisiatif mengantar Ika terlebih dahulu ke rumahnya. Ia tahu ayah Ika akan marah kalau melihat Ika pulang sendiri tanpa Indah mengantarnya.
“Makasih ya, kamu dah mau ngertiin dan nganterin aku ndah!
“Sama – sama! Aku langsung pulang ya? Assalamualaikum!” Indah pamit pada Ika
“Waalaikum Salam!”
Pak Noto tersenyum melihat Indah yang mengantar Ika. Ibrahim dan Fathur menunggu tak jauh dari rumah Ika tapi tak terlihat juga oleh ayah Ika.
Indah pulang ke rumah diantar oleh Fathur dan Ibrahim
❤️❤️❤️
Indah mengambil ponsel yang tadi ia tinggal di kamarnya. Indah jarang membawa ponselnya saat pergi ke luar rumah. Karena ia tidak akan keluar rumah jika masih ada pekerjaan rumah yang belum diselesaikan.
Pak Yusuf juga merasa tidak perlu over protektif mengontrol anaknya. Ia percaya bahwa Indah bisa menjaga dirinya baik – baik.
Indah buka chat nya, ada pesan dari Fathur yang bertanya tentang rencana Indah besok pagi. Indah memberitahu jika ia ingin bertemu dan berjalan – jalan dengan Faika besok.
Setelah chatnya di baca oleh Fathur kemudian iya menelepon Indah menanyakan akan bertemu Faika siapa karena nama itu sudah tak asing di telinga Fathur. Indah menjelaskan sedikit tentang Ika dan Fathur pun mengetahui teman yang di maksud Indah karena Fauzi kakak dari Ika adalah teman sekolah Fathur di SMK xx
“Aku ikut ya?” dengan senang hati Fathur ingin ikut Indah bertemu Faika. Selain bisa kencan dengan Indah kekasihnya, Fathur juga bisa bertemu Fauzi sahabatnya.
“Ada hal penting yang harus aku bicarakan bersama Faika, jadi aku ingin berbicara empat mata dan dua mulut saja! Hehehe. Indah berbicara serius diakhiri canda dan tawa renyahnya. Dengan begitu Fathur mengerti keseriusan Indah walau kalimatnya diakhiri candaan.
Ada sesuatu yang Indah rencanakan membuatnya tidak bisa tidur hingga jam dua belas malam. Tiga puluh menit saja Indah kembali terbangun dan melaksanakan shalat malam. Usai Shalat, Indah berdoa. Dalam doanya Indah memohon petunjuk agar di berikan kemudahan ketika mencari siapa dia sebenarnya. Ingin rasanya Indah tidur sejenak, namun matanya tak kunjung terpejam hingga pagi.
Setelah membersihkan diri dan membantu pekerjaan rumah serta sarapan, Indah pamit pada kedua orang tuanya untuk pergi ke rumah Faika. Karena masih liburan, kedua orang tuanya mengijinkan.
Maaf ya reader ku sayang, Author ga bisa ceritakan masalah Siapa Indah sebenarnya di novel ini. Jika kalian penasaran, simak tentang siapa Indah di novel author yang satunya ya!

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
B⃟cMarwa
ini lanjutannya ya Thor ?
2023-04-28
2
꧁𝙉Ⓐノ𝙎ム꧂💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
pak yusuf ama mak nya indah mah baik banget, selalu jaga anaknya ye kan 🙈 dari laki-laki asal laki-laki yang baik
2023-04-06
2
Elisabeth Ratna Susanti
top 👍
2023-03-12
2