Sudah tiga hari Jani menjaga dan merawat Dion di rumah sakit dan selama itu pula ia tak pernah melihat orang tua Dion berkunjung lagi. Dan hal itu membuat Jani prihatin, harta banyak tapi miskin kasih sayang dan perhatian bathinnya. Hari ini Dion sudah di izinkan pulang, kasihan melihat Dion, maka Aldi sepakat untuk membawa Dion kerumahnya sampai ia sembuh dan bisa berjalan lagi.
"Semuanya sudah siap?". tanya Aldi.
"Sudah pa"., Jawab Jani
"Om saya tidak apa apa kalau dirumah saja, lagi pula disana ada mak Nah dan pak Imran yang memang merawat saya sejak kecil" ucap Dion.
"Tidak apa ion, lagi pula ini bentuk tanggung jawab kami, kamu tidak usah sungkan" sahut Aira.
Dalam hati Dion senang karena dia bisa semakin dekat dengan Jani. Dia berharap masih punya kesempatan bisa bersama gadis itu.
45 menit mereka sampai di rumah Aldi, karena jalanan macet jadi mereka sedikit lama di jalan. Rumah yang besar, dengan taman di samping kiri, dan banyak bunga bunga sehingga membuat rumah ini tampak asri dan nyaman. Di teras sudah ada mertua Aira yang menyambut kedatangan mereka.
"Kalian sudah sampai?, tanya Hendra
"Sudah opa" jawab Jani sambil mencium pipi opanya
"Ya sudah ayo masuk".
Jani mendorong kursi roda Dion menuju kamar tamu yang sudah di siapkan, semua orang juga ikut kesana. Jani membantu Dion turun dari kursi roda dan turun ke ranjang. Sedangkan Anita hanya senyum senyum melihat hal itu.
"Sepertinya aku akan segera memiliki cucu menantu" bathinnya.
"Kakak istirahat dulu ya, nanti kalau sudah waktunya makan siang, aku kesini lagi" ucap Jani sembari menyelimuti pria itu. Dion hanya mengangguk dan tersenyum. Kemudian mereka meninggalkan Dion di kamar.
"Ai, mama suka dengan anak itu sepertinya dia anak yang baik" ucap Anita.
"Aku juga begitu ma, dia anak yang baik kok, mandiri tapi kesepian dan kurang kasih sayang" jawab Aira.
"Sudah sudah, kasian dia nanti bersin bersin kalau kalian membicarakannya terus, sebaiknya kalian masak untuk makan siang" ucap Hendra dan langsung di iyakan oleh keduanya.
Selama di rumah sakit memang Jani yang merawat Dion, dia begitu telaten bahkan jika ada yang melihatnya pasti akan mengira Jani adalah istri Dion. Gadis itu sangat perhatian.
Sementara di kamar tamu, Dion sedang memandangi langit langit kamar, ia sedikit bersyukur karena usahanya tidak sia sia. Dia bisa semakin dekat dengan Jani bahkan dengan keluarganya juga.
Waktu makan siang sudah tiba, Jani menghampiri Dion di kamar tamu.
tok tok tok
"Kak, aku masuk ya"
Dia melihat Dion sudah bangun dan tersenyum ke arahnya.
"Kakak sudah bangun dari tadi?
"Baru saja kok".
Jani membantu Dion untuk duduk di kursi roda, setelahnya mereka berjalan menuju ruang makan.
"Nah itu mereka" ucap Anita.
Lagi lagi Jani membantu Dion untuk duduk di kursi makan, dan semuanya tak luput dari pandangan anggota keluarga Erlangga.
"Nak Dion, silahkan di makan, jangan sungkan ya anggap rumah sendiri" ucap Hendra.
Dion berkaca kaca, ia terharu. selama ini dia kesepian. Namun semenjak bertemu Jani dia merasa bahwa hidupnya lebih berwarna, dia menyukai gadis itu dan berharap bisa memiliki tempat dihatinya.
"Ya sudah sebaiknya kita makan saja".
"Kakak mau pake apa, biar aku ambilkan" ucap Jani. Dan Anita tersenyum sembari melihat ke arah Aira.
"Kakak ambil sendiri saja" ucap Dion sungkan.
"Tidak apa apa kak, ga usah sungkan".
"Em, baiklah, kakak bisa makan apa saja kok", jawabnya. Jani mengambilkan Dion lauk Ayam, sayur cap cay dan perkedel kentang. Dion makan dengan lahap. Semua tersenyum melihat hal itu.
"Nak Dion katanya pemilik Cafe ya?" tanya Hendra"
"Iya opa, hanya usaha kecil kecilan" jawabnya.
"Kecil apa, D'Happy kan Cafe besar dan cabangnya sudah banyak bahkan di luar kota juga ada" ucap Hendra.
"Opa terlalu berlebihan" ucapnya.
"Kamu sudah lama merintis Cafe itu?" sekarang giliran Aldi yang bertanya.
"Em, mulai SMA kelas dua Om, soalnya kalo dirumah sepi jadi saya coba buka usaha itu dan alhamdulillah bisa berkembang, dan juga disana rame banyak teman dan karyawan juga" ucap Dion.
"Wah kakak hebat ya!" puji Jani. Dion tersipu karena di puji Jani dan itu bisa dilihat oleh Anita dan Aira.
"Biasa saja kok, kapan kapan kalian bisa makan disana gratis" ucap Dion. Semuanya hanya tersenyum
"Wah, beneran kak, yey..., nanti aku akan makan yang banyak" ucap Jani kegirangan. Sementara yang lain hanya geleng geleng kepala.
"Astaga gadis ini menggemaskan sekali sih" bathin Dion sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Putri Cikal
awas dion jangan sampai ketauan kalou kamu sengaja nabrakin diei😁
2022-11-20
0
Diana Marwah
Dion, Bucin sana jani, trcapai gk ya??
2021-05-02
1