Episode 4

Namun hati Justin tak bisa bohong. Sebenarnya dia tidak ingin kembali ke Indonesia karena ada satu hal yang benar-benar membuatnya tidak bisa lupa dengan seseorang yang kini mungkin sudah bahagia. Justin menghindari ini 4 tahun belakangan dan Safira sudah jauh mengerti apa keinginan anaknya ketika Justin memutuskan mengambil S3-nya di Australia. Meski sebenarnya Safira sendiri tahu mengapa anaknya keras kepala sekali ingin kesana. Sedangkan saat itu, Ayahnya benar-benar membutuhkan Justin sebagai orang yang menggantikan posisinya yaitu menjadi Direktur Utama di perusahaan mereka.

“Mom, I’m home,” suara Justin dengan datar ketika dia melihat wanita yang tak pernah sedikitpun terlihat tua. Safira selalu saja terlihat cantik ketika tersenyum dan sayangnya Justin tidak memiliki adik perempuan yang bisa dia lihat mirip dengan Ibunya.

“Ada apa dengan wajahmu, Sayang? Kau tidak begitu suka melihat Mama?” tanya Safira seraya mengulurkan tangannya untuk memeluk pria yang sudah berumur 30 tahun ini.

Umurnya sudah cukup untuk menikah, tapi entah kenapa Safira selalu dihantui oleh rasa takut di mana sang anak tidak akan menikah. Safira takut Justin kesepian di masa tua nanti. Karena itu dia merencanakan sesuatu yang Justin sendiri tidak tahu.

“Mom, im so hate to come back here. You know me so well.” Kata Justin, tapi itu bukan alasan yang bisa Safira sendiri terima. Karena Safira ingin anaknya melupakan semua masa lalu yang akan membuatnya terus terpuruk jika tidak melawannya.

“Kamu mau sampai kapan terus sembunyi di luar sana? Masa lalu itu bukan untuk diingat setiap hari, Justin. Masa lalu itu hanya untuk dijadikan pelajaran di masa depan. Kamu harus membuktikan bahwa kamu bisa menjadi seseorang yang pantas hidup bahagia.”

Justin pun terdiam. Kata-kata itu memang selalu dia tanamkan ketika kekecewaan di masa lalu datang, tapi kata-kata itu jugalah yang selalu membuatnya ingin jatuh.

“Satu permintaan Mama, Justin. Mama Cuma ingin melihat anak Mama satu-satunya ini bahagia sebelum Mama meninggalkan dunia ini.”

Justin mengernyitkan alisnya. Dia tidak percaya bahwa Safira akan bicara seperti itu padanya. Jelas-jelas wanita ini adalah wanita yang sangat tangguh bagi Justin. Namun kini Justin seolah melihat orang lain di diri Safira yang tak pernah dia lihat. Mamanya terlihat seperti…, wanita yang lemah.

“Semakin hari, Mama akan semakin terlihat tua. Mama takut kamu kesepian nantinya. Mama juga takut kalau perusahaan yang sudah Papa jaga bertahun-tahun malah bangkrut hanya karena kamu tidak mau kembali ke Indonesia.”

Justin menghela napasnya sejenak.

Mungkin apa yang Safira katakan padanya memang benar. Tidak seharusnya dia seperti ini. Tidak seharusnya juga dia egois. Ada orang yang sangat dia cintai, menunggu dia kembali bangkit seperti dulu dan orang itu adalah Safira. Safira sangat menunggu Justin kembali bangkit seperti pria tangguh yang dia kenal. Bangkit menjadi orang yang sangat orangtuanya banggakan sebelum kejadian beberapa tahun yang lalu membuatnya selalu merasa jatuh dan kembali jatuh.

“Oke, I will.” Ucap Justin dan Safira pun tersenyum. Wanita itu menarik anaknya ke dalam pelukannya.

Tak terasa air mata Safira terjatuh ke atas bahu Justin. Pertama kalinya, Justin melihat Safira seperti ini. Lemah dan putus asa bercampur menjadi satu, tapi satu kebahagiaan yang Justin yakin ketika Safira memeluknya.

“Kamu satu-satunya yang Mama punya. Mama hanya ingin melihat kamu bahagia.”

Terpopuler

Comments

amyrizannor edora

amyrizannor edora

kayak seru ni

2021-07-25

1

Rini Widyaningsih

Rini Widyaningsih

Karyamu enak dibaca sampai bab ini blm ada typonya. Semangat thor

2020-10-25

3

luluk

luluk

mau dijodohkan sama keira

2020-09-25

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!